IDTODAY NEWS – Strategi membangun persatuan dan semangat gotong royong menjadi pedoman tim paslon nomor urut 1, Eri Cahyadi-Armuji dalam memenangkan Pilkada Kota Surabaya.

Ketua DPP PDIP bidang organisasi Djarot Saiful Hidayat menekankan, pentingnya persatuan dan gotong royong para kader untuk mengakhiri budaya politik pecah belah yang kerap kali muncul dalam gelaran pesta demokrasi.

Bahkan, kata Djarot, budaya politik pecah belah itu belakangan nampak dilancarkan calon walikota dan wakilwali Kota Surabaya nomor urut 2 Machfud Arifin-Mujiaman.

“Saya melihat, politiknya MA (Machfud Arifin) itu memecah belah. Karena dia tidak punya visi lain. Hanya retorika dan kemudian bahayanya memecah belah keluarga itu,” kata Djarot, Sabtu (21/11).

Dalam penilaian Djarot, pihak Machfud-Mujiaman telah melakukan politik pecah belah bak penjajah kolonial Belanda.

Pandangan Djarot tersebut didasarkan pada langkah Mahfud-Mujiaman yang mendekati tokoh senior PDIP Surabaya seperti Jagat Hari Seno.

Jagat Hari Seno adalah kakak kandung Whisnu Sakti Buana, Wakil Walikota Surabaya yang ditunjuk DPP PDIP sebagai ketua tim kampanye Eri-Armuji.

Djarot meyakini, upaya pecah belah yang dilakukan Machfud-Mujiaman tersebut tidak akan didiamkan oleh arek-arek Surabaya.

Baca Juga  Haris Rusly: Dinasti Politik Genre Baru, Gibran Bisa Kalahkan Puan Sebagai Pemimpin Sayap Nasionalis

“MA telah melakukan politik devide et empire ala kolonialisme Belanda. Politik pemecah belah selama masa kolonial selalu dilawan oleh seluruh anak bangsa, termasuk NU, Muhammadiyah, dan PNI saat itu,” jelasnya.

“Jadi rasanya kurang elok kalau tim MA menjalankan politik adu domba. Sebab itu cara kolonial yang ditentang arek-arek Surabaya,” pungkas Djarot.

Sumber: rmol.id

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan