Kedubes Prancis Berdalih Pernyataan Macron untuk Lawan Islam Radikal

Pengguna jalan menginjak poster berwajah Presiden Prancis Emmanuel Macron yang ditempel di simpang Jalan Kauman, Yogyakarta, Rabu (28/10/2020). (Foto: Antara/Andreas Fitri Atmoko).

IDTODAY NEWS – Kedutaan Besar Prancis di Jakarta merespons gelombang protes dari warganet yang memenuhi kolom komentar media sosial mereka. Kedubes berdalih pernyataan Presiden Emmanuel Macron untuk melawan Islam radikal.

Pernyataan Kedubes Prancis dikeluarkan setelah warganet Indonesia mengecam keras Macron melalui akun Facebook mereka. Netizen menyerukan aksi boikot dan memaksa perwakilan Prancis itu angkat kaki dari Indonesia menyusul ucapan Macron yang telah mengina Islam dan Nabi Muhammad.

Respons Kedubes Prancis diunggah pada akun Facebook mereka dengan judul ‘Tanggapan Kedutaan Besar Prancis untuk Indonesia terhadap komentar-komentar pada laman sosialnya’.

“Mengingat sejumlah komentar terhadap upacara untuk mengenang seorang guru Prancis yang dipenggal di Conflans Sainte-Honorine pada 16 Oktober 2020 lalu, Kedutaan Besar Prancis ingin mengklarifikasi hal-hal berikut ini,” bunyi pernyataan Kedubes Prancis, dikutip Kamis (29/10/2020).

Pertama, sejumlah komentar yang ditulis di jejaring sosial memelencengkan posisi yang dipertahankan oleh Prancis demi kebebasan berekspresi, kebebasan beragama, dan penolakan ajakan kebencian. Komentar-komentar tersebut menjadikan pernyataan yang dibuat oleh Presiden Macron pada acara penghormatan nasional kepada Samuel Paty sebagai alat untuk tujuan politik.

“Padahal pernyataan itu bertujuan mengajak untuk melawan Islamisme radikal (radikalisme) dan perlawanan tersebut dilakukan bersama-sama dengan umat Muslim Prancis, yang merupakan bagian integral dari masyarakat, sejarah dan Republik Prancis,” kata Kedubes.

Kantor perwakilan Prancis ini juga menyebut, dalam strategi melawan separatisme yang dikemukakan oleh Presiden Macron, yang menjadi sasaran hanya Islamisme radikal. Semua negara demokrasi, terutama Prancis dan Indonesia, sedang memerangi Islamisme radikal ini, yang menjadi penyebab serangan teroris di wilayah mereka.

Baca Juga  Deklarasi KAMI Jambi Dibubarkan, Gatot Nurmantyo Batal Menyampaikan Pidato Kebangsaan

Presiden Emmanuel Macron, lanjut Kedubes, menyatakan dengan jelas tidak ada maksud sama sekali untuk menggeneralisasi dan secara tegas membedakan antara mayoritas warga Muslim Prancis dengan minoritas militan, separatis yang memusuhi nilai-nilai Republik Prancis.

Untuk menguatkan argument tersebut, Kedubes Prancis juga mengutip pernyataan Dewan Peribadatan Muslim Prancis (CFCM), yang merupakan instansi resmi perwakilan umat Islam di Prancis dan menjadi mitra utama pemerintah. CFCM disebutkan telah mengutuk pembunuhan.

Mereka menyatakan,”Pembunuhan keji tersebut mengingatkan kita pada bencana yang sayangnya menandai realitas yang tengah kita hadapi : merebaknya radikalisme, kekerasan dan terorisme yang mengaku-aku atas nama Islam di negara kita, yang menimbulkan korban dari kalangan berbagai usia, berbagai kondisi dan berbagai keyakinan.”

Baca Juga  Suharso Monoarfa Uraikan Alasan Kepengurusan PPP Didominasi Kaum Milenial

Kedubes Prancis menegaskan, mereka berterima kasih kepada para pengguna internet atas perhatian terhadap perkembangan berita di Prancis. Kedubes sekaligus ingin menegaskan kembali tentang posisi Prancis yakni untuk melindungi kebebasan fundamental dan menolak kebencian.

Namun respons Kedubes Prancis ini tetap menuai serangan dari warganet Indonesia. Mereka mengutuk pernyataan Macron yang dinilai telah menghina Islam dan menyiratkan pembolehan terhadap kartun Nabi Muhammad.

Sumber: inews.id

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan