Kategori
Politik

Azis Syamsuddin Ditahan soal Kasus Suap, Abu Janda: KPK Masih Kuat Seperti Dulu

IDTODAY NEWS – Pegiat media sosial Permadi Arya ikut berkomentar terkait penahanan Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin usai ditetapkan sebagai tersangka kasus suap. Dia menilai penangkapan Azis menjadi bukti bahwa KPK masih kuat di bawah kepemimpinan Firli Bahuri.

“KPK tahan “AS” Wakil Ketua DPR RI kemarin.. yang ditangkap kakap Wakil Ketua DPR, bukan kaleng-kaleng,” tulisnya di akun Instagram @permadiaktivis2, dikutip Sabtu (25/9).

“@official.kpk tetap sama, masih kuat, masih bertaring seperti dulu,” terusnya.

Keberanian KPK mengungkap kasus seorang wakil ketua DPR sekaligus menampik tudingan bahwa Presiden Jokowi melemahkan KPK.

Menurut pria yang karib disapa Abu Janda itu, lembaga antirasuah saat ini hanya dibenci oleh Novel Baswedan dan puluhan pegawai yang diberhentikan karena tak lolos TWK.

“Yang teriak-teriak “KPK dilemahkan @jokowi” itu para ba*** antek-antek genk Novel Baswedan pelindung dugaan korupsi @aniesbaswedan selama ini. Catet itu,” cetusnya.

Diketahui, Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin telah berstatus resmi menjadi tersangka kasus dugaan penerimaan suap dalam penanganan perkara korupsi oleh KPK di Kabupaten Lampung Tengah, Lampung.

Usai ditetapkan sebagai tersangka, Azis akan menjalani masa tahanan selama 20 hari ke depan terhitung mulai tanggal 24 September 2021.

“Terhitung mulai tanggal 24 September 2021 sampai 13 Oktober 2021 di Rutan Polres Jakarta Selatan. Sebagai langkah antisipasi penyebaran Covid 19, Tersangka akan dilakukan isolasi mandiri selama 14 hari pada Rutan dimaksud,” kata Ketua KPK, Firli Bahuri di Gedung Merah Putih KPK, Kuningan, Jakarta Selatan, Sabtu (25/9/2021) dini hari.

Sumber: jitunews.com

Kategori
Politik

Abu Janda: Muslim yang Dukung Kece Dianiaya itu Calon Teroris

IDTODAY NEWS – Menag Yaqut Cholil Qoumas alias Gus Yaqut menekankan bahwa kekerasan yang mengatasnamakan agama tidak dapat dibenarkan. Hal ini merespons kasus penganiayaan Irjen Napoleon Bonaparte terhadap Muhammad Kece di Rutan Bareskrim Polri.

Napoleon sebelumnya mengakui bahwa perbuatannya kepada Kece itu didasari kekecewaan akibat agamanya dihina.

Menanggapi hal ini, pegiat media sosial Permadi Arya menyebut para pendukung penganiayaan terhadap Kece sebagai calon teroris. Menurutnya, pemeluk Islam semestinya tak menghalalkan kekerasan, apalagi untuk menghakimi seseorang.

“Sekarang lebih mudah membedakan yang mana muslim radikal, yang mana muslim waras,” tulisnya melalui akun Instagram @permadiaktivis2, disitat Kamis (23/9).

“Muslim yang dukung Kace dianiaya itu muslim radikal calon teroris,” terusnya.

Pria yang karib disapa Abu Janda ini lantas mencontohkan Menag Yaqut yang turut mengecam kekerasan yang dilakukan Napoleon. Baginya, Yaqut merupakan cerminan muslim sejati.

“Muslim yang mengutuk itu (penganiayaan terhadap Kece) muslim waras,” ujar dia.

Sumber: jitunews.com

Kategori
Politik

Rocky Gerung Diduga Beli Tanah Tanpa Sertifikat, Abu Janda: Rupanya Dia Raja Dungu

IDTODAY NEWS – Rumah yang selama ini ditinggali Rocky Gerung di daerah Bogor, Jawa Barat terancam dibongkar paksa oleh PT Sentul City, selaku pemilik sah lahan. Tindakan itu akan ditempuh bila Rocky tetap bersikukuh untuk menghuni bangunan tersebut.

Pegiat media sosial Permadi Arya alias Abu Janda ikut berkomentar soal polemik tersebut. Dia menilai Rocky Gerung merupakan pihak yang keliru karena tidak bisa menunjukkan bukti berupa kepemilikan lahan.

Abu Janda tak habis pikir jika Rocky ternyata membeli tanah tanpa sertifikat. Pasalnya, Rocky selama ini dikenal sebagai sosok yang keras dalam mengkritik seseorang.

“Hobi nyebut orang dungu, rupanya dia Raja Dungu,” tulisnya di akun Instagram @permadiaktivis2, disitat Sabtu (11/9).

Pernyataan Abu Janda ini sontak diserbu komentar warganet. Salah satu dari mereka adalah pengacara terkenal, Sunan Kalijaga. Ayah Salmafina itu juga heran Rocky Gerung yang mengaku orang pintar malah membeli lahan ‘bodong’.

“Katanya orang smart,” ujar @sunankalijaga_sh di unggahan Abu Janda.

“Kan katanya, bang,” sahut @anniez168. “Smart yang kebablasan gitu ya, Pak,” timpal @maulana_pendosa.

“Pake aji mumpung mas, kali aja orang gak berani ngusik karena @rocky.gerungofficial selalu tampil di tv1,” komentar @gixsonrumapea.

Sumber: jitunews.com

Kategori
Politik

Keras, Novel Bamukmin Balas Pernyataan Abu Janda Soal Habib Rizieq Shihab yang Kena Azab Ahok

IDTODAY NEWS – Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Persaudaraan Alumni (PA) 212, Novel Bamukmin angkat suara terkait pernyataan pegiat media sosial bernama Pemadi Arya alias Abu Janda soal Habib Rizieq Shihab.

Diketahui, Abu Janda mengatakan bahwa Habib Rizieq Shihab dipenjara akibat terkena azab setelah berbuat zalim ke mantan Gubernur DKI Jakarta, Ahok.

Atas hal tersebut, Novel akhirnya meluruskan pernyataan Abu Janda.

Novel mengatakan bahwa Ahok itu sedang diberi isti, yakni diulur dengan kenikmatan dunia untuk ditimpakan azab di akhirat.

“Namun, Ahok juga diporak-porandakan rumah tangganya hingga bercerai bahkan anaknya pun diduga melakukan penganiayaan,” kata Novel Bamukmin dilansir Genpi.co.

Sementara itu, Novel mengatakan bagi Rizieq Shihab, kasus tersebut ialah ujian dari Allah untuk terus menaikkan derajat dan kewaliannya.

Sebab, menurut sejarah Islam, para sahabat nabi pun pernah mengalami hal demikian, bahkan dikisahkan ada yang sampai mati syahid untuk mempertahankan agama Islam.

Ia juga menyebutkan nama Buya Hamka yang sempat berjuang untuk kemerdekaan terpenjarakan.

“Begitu pula dengan imam mazhab. Mereka biasa merasakan jeruji besi, sampai Buya Hamka pun dan para ulama yang berjuang untuk kemerdekaan terpenjarakan,” jelasnya.

Ia lantas menegaskan, bahwa semakin banyak ujian yang ditimpakan, semakin besar pahala yang akan didapatkan.

“Apabila Allah mencintai hambanya, ia akan diuji oleh Allah,” terang Novel, Senin, 6 September 2021.

Sumber: terkini.id

Kategori
Politik

Sebut Abu Janda dan Ade Armando, PA 212: Indonesia Surga Bagi Penista Agama

IDTODAY NEWS – PA 212 sebut Indonesia surga bagi penista agama. Bahkan nama Abu Janda dan Ade Armando disebut-sebut Wakil Sekretaris Jenderal Persaudaraan Alumni (PA) 212, Novel Bamukmin.

Dia menyoroti kasus penistaan agama di Tanah Air. Menurutnya, penista agama masih banyak berkeliaran dan belum ditangkap di Indonesia.

Ia menilai banyaknya penista agama yang belum ditangkap ini merupakan bentuk keanehan hukum.

Novel juga menyoroti sejumlah terduga penista agama yang justru mendapatkan kenaikan jabatan, baik di pemerintahan maupun mendapat aset negara.

Sebagai contoh, ia menyebut adanya penista agama yang menjadi gubernur sampai komisaris. Ia secara khusus menyinggung nama Mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.

“Ada yang jadi Gubernur NTT, komisaris, dan lainnya,” ujar Novel Bakmuin seperti dikutip Terkini.id — jaringan Suara.com, Sabtu (4/9/2021).

Atas dasar itu, Novel menyebut Indonesia adalah surga bagi para penista agama.

“Dengan begitu, Indonesia masih menjadi surga bagi para penista agama,” ucapnya.

Lebih lanjut Novel juga membeberkan nama-nama yang diduga telah menistakan agama. Sejumlah nama itu dianggap Novel sebagai penista agama, namun tetap tidak ditangkap.

Nama pertama yang diungkapkannya adalah Gus Muwafiq. Novel mengingatkan nama tersebut sudah menistakan agama Islam dengan mengolok-olok Nabi Muhammad.

Tak hanya itu, Novel juga menyebut nama lain seperti Sukmawati, Victor Laiskodat, Abu Janda, Denny Siregar, Guntur Romli, Imanuel Ebenaizer, dan Ade Armando.

Novel bahkan menyoroti tajam kasus Ade Armando. Ia mempertanyakan dosen Universitas Indonesia (UI) itu sudah dijadikan tersangka, namun masih bisa berkeliaran bebas.

“Yang sudah menjadi tersangka kok sampai hari ini Ade Armando masih berkeliaran bebas,” tegas Novel.

Sebelumnya, Novel juga menyatakan kegeramannya atas penangkapan Yahya Waloni oleh Bareskrim Polri. Untuk diketahui, Yahya Waloni ditangkap atas dugaan kasus penistaan agama.

Namun, Novel memberikan pembelaan jika Yahya Waloni tidak merendahkan agama apapun. Alih-alih menghina dan menista, menurutnya, penceramah berdarah Sulawesi tersebut sedang memperkuat iman para jamaahnya.

Novel lantar mengkritik negara dalam kasus itu. Penangkapan tersebut merupakan bukti negara salah kaprah memahami kepercayaan.

“Salah kaprah di negeri ini tentang mana yang menista, mana menjaga akidah,” kata Novel Bamukmin seperti dikutip dari Hops.id — jejaring media Suara.com.

Menurut Novel, Yahya Waloni merupakan mualaf yang memahami agama sebelumnya, yakni Kristen. Kini, kata dia, Yahya sedang mendalami ajaran baru yang telah dianutnya sejak 15 tahun lalu.

Sehingga, secara keilmuwan, pemuka agama yang berusia 50 tahun tersebut dirasa cukup mumpuni untuk menyampaikan kebenaran.

“Yahya Waloni itu paham akan agama sebelumnya dan akhirnya sadar menjadi mualaf lalu melakukan pendalaman tentang Islam,” katanya menegaskan.

Sumber: suara.com

Kategori
Politik

Diminta Bertindak Adil, Polri Disesak Tangkap Abu Janda Cs

IDTODAY NEWS – Sejumlah pihak mendesak agar Polisi bertindak adil dalam menangani kasus penistaan agama seperti yang menimpa Ustadz Yahya Waloni dan Youtuber Muhamad Kosman alias Muhamad Kece, di mana polisi langsung bereaksi cepat begitu mendapat laporan dari masyarakat.

Selesai menangani Ustaz Yahya Waloni dan Muhamad Kece, kini Warganet menuntut keadilan kepada Bareskrim Polri agar memperlakukan hal yang sama terhadap para buzzer yang selama ini dinilai telah meresahkan masyarakat dengan pernyataan-pernyataan yang dinilai telah melukai umat beragama.

Seperti yang pernah dilakukan oleh Permadi Arya alias Abu Janda dan Denny Siregar yang dianggap warga kerap melontarkan pernyataan yang memperkeruh toleransi dan kerukunan umat beragama. Misalnya, Permadi Arya pernah menyatakan bahwa Islam adalah agama pendatang dari Arab.

“Yang arogan di Indonesia itu adalah Islam sebagai agama pendatang dari Arab kepada budaya kearifan lokal, haramkan ritual sedekah laut sampai kebaya diharamkan dengan alasan aurat,” kata Permadi Arya.

Sementara Denny Siregar pernah menulis status yang menyinggung hati pihak pondok pesantren dengan menyebut santri dengan sebutan “calon teroris”. Tak cukup di situ, Denny juga pernah menyinggung daerah yang menerapkan Syariat Islam tapi masih suka dengan PSK online. Namun, laporan demi laporan atas dugaan penistaan agama yang dilakukan Abu Janda dan Denny Siregar sampai saat ini mangkrak dan tak jelas ujungnya. Jadi tak heran, Polri didesak warganet untuk menegakkan keadilan bagi siapa saja yang mengusik toleransi umat beragama.

Atas desakan tersebut, Ketua Hukum dan HAM Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah, Razikin meminta agar polisi bertindak preventif dan responsif dalam menangani kasus-kasus yang berkaitan dengan penistaan agama. Karena menurutnya, persoalan ini sangat serius dan sensitif.

“Polisi harus menjawab tuntutan dari masyarakat untuk menangkap Abu Janda dan Deni Siregar,” ujarnya saat dihubungi, Minggu (29/8/2021).

Sebagai bangsa yang penuh dengan keberagaman kata Razikin, perlu kecermatan dan kearifan mengembangkan sikap toleransi serta wawasan multkulturalisme dalam merawat keharmanisan sosial. “Pada titik itu, harus zero toleran terhadap siapapun yang berupaya mengganggu atau mengacak-acaknya. Karena sangat mahal ongkos sosial dan politik yang harus kita tanggung jika terjadi benturan yang berlatar belakang keagamaan,” tegasnya.

“Kami Pemuda Muhammadiyah terus ikut mengambil tanggungjawab dalam menjaga harmonisasi dan keberagaman bangsa kita. Kami juga berharap masyarakat tidak bertindak reaksioner dan tolong percayakan kepada pihak penegak hukum. Sebaliknya pihak kepolisian juga harus menjawab kepercayaan itu dengan bertindak cepat dan adil,” tegasnya.

Hal senada juga diungkapkan Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti. Ia menilai, Indonesia adalah negara hukum. Tidak ada dan tidak boleh ada individu atau kelompok yang kebal hukum.

“Jadi, siapapun yang melanggar hukum dan terbukti bersalah harus ditindak sesuai dengan hukum yang berlaku. Fenomena buzzer adalah konsekwensi perkembangan media sosial dan penggunaan Internet yang sangat masif di masyarakat. Meski demikian, fenomena buzzer lebih banyak mendatangkan mudlarat dibandingkan dengan manfaat dan maslahat. Para buzzer justeru menimbulkan kekisruhan dan kegaduhan yang berpotensi memecah belah masyarakat,” tegasnya.

“Saya berharap pihak-pihak tertentu yang mengelola “industri buzzer” dapat menghentikan aktivitas yang kontraproduktif dan provokasi yang tidak mendidik,” pintanya.

Selain Muhammadiyah, tokoh Nahdlatul Ulama (NU), Umar Hasibuan alias Gus Umar juga mengaku sangat mengapresiasi atas tindakan cepat Kepolisian dalam menangkap dua penista agama yakni Muhammad Kece dan Muhammad Yahya Waloni berhasil ditangkap polisi.

Namun, Gus Umar juga merasa bingung dengan penegakan hukum di Indonesia. Pasalnya, orang-orang yang terus mendukung sebuah kepentingan (buzzer) di media sosial terus berkeliaran dan seperti tidak pernah ditindak pihak kepolisian.

“Okelah penista agama ditangkap baik Yahya waloni atau kece. Tapi kenapa buzzer tak tersentuh hukum? Why?,” tulis Gus Umar lewat akun Twitter pribadi miliknya yakni @Umar_Hasibuan_ pada Kamis (26/8/2021).

Sumber: jitunews.com

Kategori
Hukum

Keras! Muhammadiyah dan NU Kompak Ingin Polisi Penjarakan Abu Janda?

IDTODAY NEWS – Sejumlah tokoh Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU) kompak mendesak polisi menangkap dan memenjarakan Permadi Arya atau Abu Janda.

Ketua Hukum dan HAM Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah, Razikin meminta polisi bertindak preventif dan responsif dalam menangani kasus-kasus yang berkaitan dengan penistaan agama. Mengingat, menurutnya, persoalan tersebut sangat sensitif dan mudah memicu konflik.

Lebih jauh, Razikin berpendapat, untuk merajut toleransi keberagamaan di Indonesia, diperlukan ‘biaya’ yang mahal.

Itulah mengapa, saat ada yang berusaha merusaknya, maka pihak kepolisian harus segera mengambil tindakan.

“Pada titik itu, harus zero toleran terhadap siapapun yang berupaya mengganggu atau mengacak-acaknya. Karena sangat mahal ongkos sosial dan politik yang harus kita tanggung jika terjadi benturan yang berlatar belakang keagamaan,” ujar Razikin.

Hal senada juga diungkapkan Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti. Ia menilai, Indonesia merupakan negara hukum. Tidak ada dan tidak boleh ada individu atau kelompok yang kebal dari aturan tertentu.

“Jadi, siapapun yang melanggar hukum dan terbukti bersalah harus ditindak sesuai dengan hukum yang berlaku. Termasuk para buzzer yang justru menimbulkan kekisruhan dan kegaduhan yang berpotensi memecah belah masyarakat,” tutur Mu’ti.

Tokoh NU, Umar Hasibuan alias Gus Umar turut mengapresiasi langkah polisi menangkap Muhammad Kece dan Yahya Waloni. Namun, jangan lupa, hukum harus ditegakkan seadil-adilnya. Maka, dia meminta buzzer seperti Abu Janda turut mendapat perlakuan serupa.

“Okelah penista agama ditangkap, baik Yahya Waloni atau Muhammad Kece. Tapi kenapa buzzer tak tersentuh hukum, why?” kata Gus Umar.

Sumber: suara.com