Kategori
Politik

Singgung Pilpres, Zulfan Lindan: Megawati Masih Sehat Akal dan Pikiran untuk Jadi Presiden Lagi

IDTODAY NEWS – Politisi Zulfan Lindan menilai Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri masih cocok menjadi presiden RI lagi.

Apalagi, menurutnya, Megawati memiliki kemampuan leadership yang mumpuni. Hal itu tampak dari bagaimana dirinya unjuk diri saat berpidato di sejumlah acara partai.

“Kalau pertanyaan soal leadership, ya megawati itu punya kemampuan leadership. kalau nggak nggak mungkin dipercaya emimpin pdip begitu lama dan kuat,” kata Zulfan, dikutip dari Total Politik, Senin (13/3/2023).

Zulfan lantas menyinggung Pilpres 2004 saat Megawati harus berhadapan dengan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Ia mengatakan saat itu, kekalahan Mega disebabkan oleh adanya campur tangan pihak asing.

“Kemudian 2004 itu dia harusnya menang, tapi karena ada intervensi asing, karena Mega tidak mengikuti keinginan asing ini, maka dia dikerjai lah,” ujarnya.

Sehingga, menurut Zulfan, kekalahan Mega di Pilpres 2004 bukan disebabkan karena kualitas kepemimpinannya.

“Jadi dia kalah bukan karena faktor leadership, jadi karen campur tangan asing. SBY kan the golden boy of America, nggak usah diomongin lagi itu” terang Zulfan.

Kata Zulfan, jika melihat cara Mega memimpin PDIP, bukan tak mungkin ia kembali berkiprah menjadi Presiden kembali.

“Kalau melihat video-videonya yang viral itu kan beliau selalu bersemangat, jadi kalau saya kira dia masih cukup sehat lah akal dan pikirannya untuk bisa memimpin negara, minimal 1 periode,” ungkapnya.

“Sekarang kan problemnya selalu muncul kekhawatiran dari pihak lain, katakanlah, bisa jadi dari lingkungan terdekat juga yang tidak mensupport,” sambungnya.

Di sisi lain, Zulfan mengatakan, usia seseorang tak menjadi faktor penghambat baginya untuk menjadi seorang pemimpin negara. Sehingga, peluang Megawati bisa dikatakan masih terbuka lebar.

“Kita bukan soal berbicara usia, tapi faktor semangat dan tanggung jawab untuk kepentingan bangsa dan negara,” ujarnya.

Sumber: kontenjatim.com

Kategori
Politik

Hashim Kenang Saat Prabowo Yakinkan Megawati Agar Jokowi Jadi Cagub DKI 2012

IDTODAY NEWS – Wakil Ketua Dewan Pembina Hashim Djojohadikusumo mengenang momen ketika Jokowi hendak maju di Pilgub DKI 2012. Hashim mengatakan, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri sempat tidak mau mendukung Jokowi.

“Waktu itu Ibu Megawati belum mau mendukung Pak Jokowi, itu sejarah itu,” kata Hashim saat menghadiri deklarasikan kelompok relawan pendukung Prabowo di Gedung Joang, Jakarta, Minggu (12/3).

Namun, Hashim mengatakan, Megawati akhirnya berubah pikiran dan mau mendukung Jokowi. Menurutnya, hal itu karena ada campur tangan dari Prabowo Subianto.

“Pak Prabowo ketemu Bu Mega disaksikan oleh almarhum Pak Tjahjo Kumolo, di situ Pak Prabowo mulai untuk meyakinkan Ibu untuk mencalonkan Pak Jokowi,” ucapnya.

“Pak Prabowo datang lagi, lagi ketemu lagi, pelan-pelan meyakinkan Ibu,” imbuhnya.

Hashim menuturkan, ketika mengusung Jokowi di Pilgub DKI, juga bukan merupakan masalah mudah. Sebab, kala itu hanya ada dua parpol di Jakarta yang mau mencalonkan Jokowi sebagai gubernur. Apalalgi ada isu PDIP akan ikut mendukung Fauzi Bowo.

“Hanya dua dari 36 partai hanya dua, yang mendukung Pak Jokowi, PDIP 11 kursi, Gerindra 17 kursi,” ucap Hashim.

“Perlu 15 kursi untuk mencalonkan cagub, PDIP tidak bisa sendiri hanya 11 kursi, dan kami waktu itu 2 partai lawan 34 partai di DKI waktu itu 2012, 36 partai, kita melawan 36 partai,” lanjut dia.
Pada akhirnya, Jokowi maju bersama Basuki Tjahja Purnama alias Ahok. Mereka memenangkan Pilgub DKI 2012.

“Dan menang waktu itu dan Pak Prabowo mendukung dan menjadikan Jokowi-Ahok, itu sejarah dan itu saksi,” kata Hashim.

Sumber: kumparan.com

Kategori
Politik

Benarkah Megawati Ngaku Pasti Masuk Surga Sebab Malaikat Kenal Bapaknya?

IDTODAY NEWS – Beberapa waktu lalu beredar sebuah konten video tentang sosok Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarno Putri. Dalam video itu disebutkan kalau Mega mengaku pasti masuk surga.

Konten video yang kemudian viral tersebut diberi narasi kontroversial: “Megawati saya sudah Jelas masuk surga malaikat kenal sama bapak saya Soekarno”. Lalu bagaimana faktanya, apakah benar Megawati omong seperti itu?

Hasil cek fakta yang dilakukan Fakta Luthfiyah OJ (UIN Raden Mas Said Surakarta), seperti dikutip dari laman website turnbackhoax.id, ternyata gambar tersebut telah disunting pada bagian judul artikel.

Faktanya, judul yang asli adalah “Megawati: Maaf Beribu Maaf Ini, Kenapa Ibu-Ibu Sekarang Kok Seneng Banget Ngikut Pengajian?” Sehingga dengan demikian konten tersebut dikategorikan sebagai konten yang sudah dimanipulasi.

PENJELASAN:

Akun Facebook Indah M pada 6 Maret 2023 pukul 00.10 memposting sebuah gambar tangkapan layar artikel DEMOCRAZY News dengan judul “Megawati saya sudah Jelas masuk surga malaikat kenal sama bapak saya Soekarno”.

Setelah ditelusuri pada website DEMOCRAZY News tidak ditemukan judul artikel tersebut. Lebih lanjut penelusuran menggunakan keterangan waktu diunggahnya artikel yaitu 18 Februari 2023 sehingga ditemukan artikel yang asli berjudul “Megawati: Maaf Beribu Maaf Ini, Kenapa Ibu-Ibu Sekarang Kok Seneng Banget Ngikut Pengajian?”.

Terdapat kesamaan antara postingan Facebook dengan artikel asli pada gambar yang digunakan artikel yaitu Megawati. Jika dilihat perbedaan terlihat pada judul artikel.

Dengan demikian gambar tangkapan layar artikel DEMOCRAZY News telah disunting pada bagian judul artikel. Judul yang asli adalah “Megawati: Maaf Beribu Maaf Ini, Kenapa Ibu-Ibu Sekarang Kok Seneng Banget Ngikut Pengajian?”, sehingga hal tersebut masuk dalam kategori konten yang dimanipulasi.

Sumber: suara.com

Kategori
Politik

Cenderung Membelot dari Megawati, Jokowi akan Usahakan Ganjar Pranowo Capres KIB

IDTODAY NEWS – Menghadapi dinamika politik pemilihan presiden (Pilpres), PDIP perjuangan nampak sedang ada di posisi sulit. Salah satu faktornya, kadernya yang saat ini Presiden Jokowi, punya kecenderungan membelot dan punya agenda tersendiri di luar kepentingan PDI Perjuangan.

Pengamat politik Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah menganalisa Joko Widodo justru nampak serius mengusung Ganjar dengan melibatkan Gubernur Jawa Tengah itu di agenda pertemuan politik yang besar. Jokowi secara terbuka memuji petinggi partai yang jadi menteri yang asalnya partai koalisi indonesia bersatu (KIB).

Terbaru, kata Dedi, Jokowi seperti sedang menyiapkan Ganjar maju Pilpres melalui KIB sebagai kendaraan politik.

“Jokowi akan mengusahakan keterusungan Ganjar di KIB, Gerindra PKB usung Prabowo Subianto dan koalisi perubahan dukung Anies,” kata Dedi kepada Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (8/3).

Dedi melihat, ada semacama upaya yang memiliki kekuatan besar ingin ramai-ramai mengalahkan PDI Perjuangan. Meski demikian, dengan dinamika politik terbaru, bisa jadi PDI Perjuangan usung Puan Maharani sebagai capres.

“Mengusung Puan Maharani berpasangan dengan siapaun suaranya pasti kalah,” jelas Dedi.

Dengan sitausi politik di PDI Perjuangan saat ini, tambah Dedi bisa jadi tiba-tiba mendukung Ganjar Pranowo sebagai capres. Sebab, Ganjar di berbagai hasil survei menjadi sosok terpopuler.

“Kalau terpaksa (Ganjar) diambil Megawati bukan tidak mungkin Jokowi harus merelakan Ganjar yang dibawah pengaruh Megawati,” tandas Dedi.

Sumber: rmol.id

Kategori
Politik

Megawati Singgung Ibu-Ibu Pengajian, Habib Hasan Langsung Skakmat: Tokoh Politik Ngomong Ngawur!

IDTODAY NEWS – Mantan Presiden RI yang juga Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri belakangan menjadi sorotan usai ucapannya terkait ibu-ibu pengajian menuai polemik.

Tak sedikit yang menanggapi pernyataan Megawati yang disampaikannya beberapa waktu lalu.

Salah satunya adalah Habib Hasan Bin Ismail Al Muhdor memberi balasan skakmat kepada Megawati.

Menurut Habib Hasan, Megawati tak seharusnya menyinggung ibu-ibu pengajian, terlebih lagi dengan latar belakang sebagai politikus, bukan ahli agama.

Habib Hasan dalam sebuah kesempatan mengungkapkan bahwa meninggalkan anak di rumah dan tidak mengurus anak adalah perilaku yang buruk. Namun, hal itu tidak semerta-merta terjadi karena para ibu datang ke majelis pengajian.

Dalam YouTube Ahbaabul Musthofa ChannelIa, ia menegaskan bahwa masalah pengajian dan agama, biarlah para ulama yang mengurus sehingga Megawati cukup berbicara dan mengurus berbagai hal di ruang lingkup politik.

“Biar ulama yang memperbaiki dengan cara yang bagus. Bukan melarang majelis pengajian, tetapi membagi waktu. Kalau Anda politikus, Anda bukan tempatnya untuk bicara hal ini, bukan bagian Anda,” ujar Habib Hasan dilihat pada Jumat (3/3/2023).

Dia menambahkan, Megawati bahkan dinilai seperti bunuh diri dengan berbicara soal pengajian. Sebab, pernyataan kontroversial Megawati tersebut hanya akan membuka pintu bagi para musuh untuk ramai-ramai mengecam Ketua Umum PDIP itu.

“Kalau kata saya, Anda bunuh diri dengan hal ini. Musuh-musuh Anda akan mengecam Anda. Anda buka pintu orang lain untuk menyalahkan Anda,” tegasnya.

Dia pun meminta Megawati serta politikus lain untuk tidak memancing kegaduhan dengan ucapan-ucapan yang berpotensi fitnah. Salah satunya adalah dengan tidak berbicara seenaknya di luar ranah politik, terutama ranah agama.

“Jangan Anda itu membuka pintu fitnah. Pejabat atau tokoh politik ngomong ngawur, udahlah, ayo kita perbaiki bersama. Anda politikus, tolong jangan bicara agama,” tutur Habib Hasan.

Sumber: suara

Kategori
Politik

Rico Marbun: Sulit Membayangkan Joko Widodo Ambil Posisi Ketua Umum PDIP

IDTODAY NEWS – Penerus tonggak kepemimpinan PDI Perjuangan usai era Megawati Soekarnoputri, menjadi salah satu topik hangat di kalangan akademisi dan pengamat politik.

Setidaknya ada tiga nama yang santer digadang-gadang menjadi penerus Megawati. Dua nama dari trah Soekarno, yakni Puan Maharani dan Prananda Prabowo yang keduanya adalah anak Megawati walaupun berbeda ayah.

Sementara, satu nama lain adalah adalah Joko Widodo. Kader terbaik PDIP yang karir politiknya berangkat dari Walikota Solo sampai menjadi Presiden RI dua periode.

Soal kemungkinan tersebut, Direktur Eksekutif Median Rico Marbun mengatakan tidak mudah membayangkan jika Joko Widodo kemudian menjadi ketua umum PDIP.

“Agak sulit membayangkan presiden jokowi mengambil posisi ketum PDIP,” ujar Rico Marbun kepada Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (15/9).

Kata Rico, sampai saat ini belum terlihat adanya keinginan dari Jokowi untuk memimpin PDIP. Apalagi, sampai merebut peran trah Soekarno yang lekat di partai banteng moncong putih.

“Belum ada immidiate interest bagi Jokowi untuk mengambil jabatan ketum dari tangan trah Soekarno,” katanya.

Rico lebih yakin bahwa PDIP masih akan dipimpin oleh keturunan atau trah Soekarno. Entah itu Puan atau Prananda yang akan ditunjuk Megawati atau disepakati oleh kader PDIP.

Pasalnya, jika Jokowi bertarung sekarang, tentu tidak menguntungkan. Karena, dia sudah tidak lagi punya kekuatan politik setelah menjadi presiden selama dua periode.

“Mungkin lain ceritanya bila ini (perebutan kursi ketua umum PDIP) terjadi persis sebelum Pak Jokowi maju menjadi capres lagi di periode kedua,” tandasnya.

Sumber: rmol.id

Kategori
Politik

Pergantian Ketua Umum PDIP Baiknya Dilakukan Saat Megawati Sehat

IDTODAY NEWS – Rumor tentang kesehatan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri sempat membuat gonjang-ganjing partai banteng moncong putih. Bahkan Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto menangis saat berhasil memastikan rumor itu bohong dengan menemui langsung Megawati.

Bagi pengamat politik dari Universitas Paramadina, Hendri Satrio, walaupun hoax, ramainya rumor tersebut telah memberi gambaran bagaimana kesehatan Megawati merupakan isu yang menakutkan bagi PDIP.

“Sebegitu menakutkan ternyata isu ketum yang sakit bagi PDI Perjuangan,” kata pendiri lembaga survei KedaiKOPI itu lewat akun Twitter pribadinya, Minggu malam (12/9).

Menurutnya, Megawati berada di dua posisi yang sangat mempengaruhi PDIP. Di satu sisi Megawati merupakan kekuatan PDIP, sisi lain juga menjadi kelemahan partai. Kelemahan ini akan terasa jika Megawati kemudian sudah menghilang dari PDIP.

Atas alasan itu, Hendri Satrio menyarankan agar proses pergantian ketua umum di PDIP dilakukan di saat Megawati masih dalam keadaan sehat.

“Oleh sebab itu, calon pengganti sebaiknya diumumkan saat ketum sehat,” tutupnya.

Sumber: rmol.id