Kategori
Berita

Gubsu Edy Minta Satpol PP Bergerak: Berantem Kau Sama Penjahat Itu

IDTODAY NEWS – Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) Edy Rahmayadi meminta Satpol PP bergerak menjaga ketertiban lingkungan. Edy mengatakan pemerintah telah memberikan anggaran untuk Salpol PP.

“Satpol PP dan Linmas punya peran penting dalam mengawal dan menjaga nilai dan norma-norma sosial, serta jadi garda terdepan penegak Perda, aman dan tertibnya suatu kota atau daerah,” kata Edy melalui unggahan video di Instagram pribadinya seperti dilansir detikSumut, Rabu (19/7/2023).

Edy mengatakan dalam situasi tertib sipil, kekuasaan suatu daerah dipegang penuh oleh kepala daerah. Satpol PP dan Linmas disebut memiliki peranan penting dalam mendukung kepolisian untuk menjaga ketertiban suatu daerah termasuk tindak kriminalitas dan tindak kejahatan apapun.

“Ada satu ketentuan, jangan dikit-dikit polisi, dikit-dikit TNI, kapan TNI boleh bergerak? Apabila sudah darurat militer, kapan polisi bergerak? Apabila ini darurat sipil. Jadi kalau tertib sipil? Ya Satpol PP, dianggarkan pakai APBD dan keluarkan Satpol PP, berantem kau sama penjahat-penjahat itu,” kata Edy.

Edy kemudian berbicara mengenai seorang bisa ditembak mati berdasarkan putusan pengadilan. Sedangkan dalam konteks polisi tembak penjahat, polisi harus melakukan tembakan peringatan dan kemudian menembak kaki jika tetap melawan.

“Menembak orang itu, kalau di sini (di slide) he harus pengadilan lho yang nentuin, terus kalau polisi? Kalau polisi itu nembak dor…dor…dor… (ke atas) dor (ke kaki), nggak langsung kepala, kaki,” ucapnya.

Sumber:detik

Kategori
Peristiwa

Golkar Kritik Satpol PP Jakbar Gegara Sempat Sebut Senam Massal Kejadian Lama

IDTODAY NEWS – Fraksi Golkar DPRD DKI Jakarta mengkritik Satpol PP Jakarta Barat (Jakbar) yang sempat menyebut senam massal di kawasan Puri Indah yang viral sebagai kejadian lama.

Golkar menilai semestinya Satpol PP menyampaikan informasi yang akurat.

“Saya pikir Satpol PP ini informasi harus akurat, karena kan mereka penegak peraturan,” kata Sekretaris Fraksi Golkar DPRD DKI, Judistira Hermawan, kepada wartawan, Senin (6/9/2021).

Judistira menyebut tugas Satpol PP tidak hanya menindak tapi juga memberikan edukasi dengan informasi yang benar. Dia tak ingin kejadian seperti itu terulang.

“Jangan sampai lagi terulang memberikan informasi yang tidak akurat kepada masyarakat,” ucapnya.

Menurutnya, kejadian seperti itu harus menjadi pelajaran bagi Satpol PP DKI Jakarta. Satpol PP, kata dia, sebelum memberikan informasi ke masyarkat harus dicek dan dipelajari terlebih dahulu.

“Saya pikir ini pelajaran, perhatian bagi temen-temen Satpol PP sebelum menyiarkan informasi dipelajari dulu, diperhatikan dulu. Jangan sampai menyesatkan bagi masyarakat,” ujarnya.

Satpol PP Awalnya Sebut Kejadian Lama

Kasatpol PP Jakarta Barat Tamo Sijabat angkat bicara terkait viral video ramainya warga yang melakukan senam di kawasan Puri Indah, Jakarta Barat. Tamo menjelaskan video tersebut merupakan video lama yang diviralkan kembali.

“Informasi dari staf yang jaga sejak pagi tadi. Nggak ada kegiatan senam seperti video di atas,” kata Tamo, saat dihubungi, Minggu (5/9).

Ia mengungkapkan, pada pertengahan 2020, di awal pandemi COVID-19, video tersebut pernah viral. Tamo memperkirakan video tersebut kembali diviralkan lagi.

Sebab, menurutnya, anggota Satpol PP telah mengecek ke lokasi yang viral tersebut. Hasilnya, tidak ditemukan adanya aktivitas warga, karena video tersebut terjadi pada masa PSBB yang masih memberlakukan car-free day, sedangkan dalam pemberlakuan PPKM level 3 saat ini, lalu lintas digunakan seperti biasa, tidak ditutup untuk dilaksanakan car-free day.

Satpol PP Minta Maaf

Satpol PP Jakarta Barat akhirnya mengakui senam massal di kawasan Puri Indah yang viral merupakan kejadian yang terjadi pada hari Minggu kemarin. Satpol PP minta maaf sempat menyebut senam massal itu kejadian lama.

“Dia (penyelenggara senam) sudah janji nggak bikin lagi. Saya mohon maaf ya saya salah persepsi, saya pikir kejadian yang sebelumnya, karena fotonya sama, orangnya sama,” ujar Kasatpol PP Jakbar Tamo Sijabat, kepada wartawan, Senin (6/9).

Tamo mengatakan penyelenggara senam itu yakni ‘Sanggar Pungky’. Pungky selaku pemilik sanggar dan instruktur senam pernah disanksi September 2020 lalu.

Pungky pernah disanksi denda karena melanggar aturan berkerumun lebih dari lima orang. Kini, Satpol PP sudah melakukan tindakan dengan memberi sanksi denda senilai Rp 2 juta.

Tamo mengatakan, Pungky selaku penyelenggara senam tidak mengetahui aturan olahraga selama PPKM level di Jakarta. Padahal, untuk kegiatan olahraga diatur hanya dilakukan di fasilitas olahraga dengan sejumlah ketentuan.

“Dia katanya nggak tahu peraturannya dia merasa pokoknya bisa senam outdoor, kan di Kepgub jelas di fasilitas olahraga, ini kan di jalan raya. Dia bilang ‘kan sudah bisa senam’. Ya disesuaikan Kepgubnya aja, dia pikir bisa dimana aja,” tutur Tamo.

Sumber: detik.com

Kategori
Peristiwa

Satpol PP Depok Hapus Coretan ‘Tuhan Aku Lapar’: Nggak Enak Dipandang

IDTODAY NEWS – Satpol PP Kota Depok menghapus coretan ‘Tuhan Aku Lapar’ pada tembok Jalan Kartini. Pihak Satpol PP Depok beralasan coretan itu dihapus karena mengganggu keindahan kota.

Selain tulisan ‘Tuhan Aku Lapar’, coretan lainnya ‘Kita Hidup Di Kota Di Mana Mural Dianggap Kriminal & Korupsi Dianggap Budaya’, juga dihapus. Coretan dari Pylox itu dihapus dengan cat hitam pada Kamis (26/8) siang.

Kepala Bidang Penegakan Perda Satpol PP Kota Depok Taufiqurrahman menilai coretan itu mengganggu estetika dan tidak enak dipandang.

“Jadi memang konten (mural) isinya kayak ‘Tuhan Saya Lapar’, terus ada ‘Kita Hidup di Negeri Korupsi Jadi Budaya’. Cuman nggak ada gambar-gambar kayak mirip Pak Presiden atau gambar siapa pun. Cuman tulisannya itu tidak mencerminkan sama sekali estetika, hanya gambar-gambar boneka yang nggak enak dipandang,” kata Taufiqurrahman saat dihubungi detikcom, Jumat (27/8/2021).

Lebih lanjut Taufiqurrahman juga mengatakan coretan tersebut melanggar perda serta mengganggu estetika.

“Ya dihapus karena pelanggaran perda. Kemudian juga melanggar estetika keindahan kota,” katanya.

Taufiq menambahkan pihaknya tidak mengetahui siapa yang membuat coretan itu. Namun dia memastikan Satpol PP dan polisi tidak akan melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk mengungkap pembuat coretan itu.

“Justru ini kan sifatnya bukan pelanggaran pidana kalau tidak menjelekkan atau menyudutkan salah satu orang atau memunculkan hinaan. Dari Polsek dan Satpol PP tidak dalami untuk cari tahu siapa yang melakukan,” terang Taufiqurrahman.

Taufiq memahami anggapan masyarakat bahwa tulisan serupa hanyalah sebuah kritikan. Namun dia mengharapkan agar kritikan itu disampaikan dengan tidak melanggar aturan dan ketentuan yang berlaku.

“Kalau di netizen kita pahamlah, artinya tudingan miring soal pemerintah memang seperti itu. Tapi mohon sadar juga warga masyarakat, netizen, kita tidak melarang mereka untuk berkreasi, tidak melarang untuk mengkritik, tapi memang ada tempat dan batasan estetika,” pungkas Taufiq.

Sumber: detik.com

Kategori
Politik

Baliho Puan Dicopoti di Sukoharjo? Warganet: Baru Kali Ini Gue Demen Kerjaan Satpol PP

IDTODAY NEWS – Sejunlah foto tentang kegiatan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) yang disebut sedang mencabut baliho Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani di Sukoharjo, Jawa Tengah ramai jadi perbincangan warganet.

Foto-foto ini mulanya diunggah warganet bernama Ibnu Tasrip dengan akun @IbnuTasrip. Ada 4 foto yang diunggah dan keempatnya menunjukkan gambar Satpol PP tampak sedang berada didekat baliho Puan Maharani berukuran besar yang dipasang di pinggir jalan dan sawah dengan menggunakan bambu.

“Gara-gara Satpol PP Sukoharjo, nggak jadi mengepakkan sayap kebhinnekaan,” ujar Ibnu Tasrip dalam unggahannya pada Kamis malam (12/8).

Unggahan ini pun ramai mendapat komentar warganet. Bahkan yang memberi tanda suka atau like sebanyak 8,6 ribu akun, sedang yang mengkicau ulang sebanyak 1,6 ribu, dan ratusan orang berkomentar.

Komentar warganet beragam. Ada yang mempertanyakan apakah benar foto tersebut terjadi di Sukoharjo. Sebab, bupati Sukoharjo merupakan kader banteng moncong putih.

“Tapi kan Bupati Sukoharjo kader partai Redbull, kok bisa?” tanya akun bernama ibalibul, yang merasa sangsi.

“Bener ini Satpol PP berani menurunkan baliho tuan putri? Bupatinya kader lho, hebat kalau berani,” sambung akun @Boediantar4.

Sementara warganet lain memuji Satpol PP yang berhasil bertindak tegas menertibkan baliho.

“Baru kali ini gue demen sama kerjaan Satpol PP,” tutur akun dengan nama jipep mo jadi taruna.

Komentar ini pun langsung disambar oleh akun @sandinglara dengan nada satire, “tolong juga, sambil dicatat siapa saja yang terlibat dalam kegiatan ini, terima kasih”.

Warganet lain justru mengungkapkan rasa bingungnya dengan maksud Puan Maharani menancapkan banyak baliho di seluruh penjuru negeri, padahal Pilpres 2024 masih jauh.

“Perasaan pemilu masih 3 tahun lagi, eh sekarang udah banyak aja baliho kayak gituan di pinggir jalan. Tapi punya puan sih paling banyak,” sindir netizen dengan nama manusia gabut.

“Serius nanya, Puan ini keperluanya apa sih? raji banget pamer muka,” sambar akun @jiaa_shi.

Ada juga warganet yang iseng dengan mengedit baliho Puan di sebuah stadion berisi para pemain klub raksasa Spanyol Barcelona. Gambar Puan menutupi megabintang sepakbolah Lionel Messi yang hijrah ke klub Prancis, PSG.

“Pindah ke Barca,” kata akun achmadlartri itu.

Sumber: rmol.id

Kategori
Peristiwa

Satpol PP Makassar Bongkar Tembok Penutup Jalan Akses ke Rumah Tahfiz

IDTODAY NEWS – Satpol PP Kota Makassar, Sulawesi Selatan, membongkar tembok yang menutupi jalan akses bagian belakang ke Rumah Tahfiz Alquran Nurul Jihad. Sebelumnya akses tersebut ditutup dengan dibangun tembok oleh Amiruddin, anggota DPRD Kabupaten Pangkep, yang memiliki rumah di sampingnya.

”Jalanan itu fasum milik warga yang dimiliki pemerintah. Kejadian ini murni karena kesalahpahaman antara sesama warga,” ujar Camat Panakkukang M. Thahir Rasyid seperti dilansir dari Antara usai pembongkaran tembok di Jalan Ance Daeng Ngoyo, Lorong 8, Kelurahan Masale, Makassar, Sabtu (24/7).

Dia mengatakan sebagai perwakilan Pemkot Makassar, tugasnya memberikan teguran kepada masyarakat bila melakukan pelanggaran membangun di atas lahan fasilitas umum (fasum). Sebab, itu adalah aset milik pemerintah.

Pembongkaran tembok 3×3 meter yang menutupi dua pintu rumah itu juga disaksikan Kapolsek Panakukang, Danramil, dan pemilik rumah Amiruddin, Ketua DPW PAN Sulsel Ashabul Kahfi beserta pengurusnya, ketua RT/RW, dan warga setempat.

”Dengan kesadaran dan kerendahan hati beliau (Amiruddin) memulai pembongkaran hari ini (24/7). Semoga menjadi amal ibadah. Intinya, ini kesalahpahaman, sebab semua jalan adalah fasum dan bebas diakses siapa saja. Awalnya saya berniat merobohkannya, cuma saya menunggu beliau untuk memulai,” ucap Thahir.

Dia menambahkan, untuk sertifikat yang dimiliki diketahui hanya luasan tanah rumah sampai pagar dibeli dari pemilik pertama. Sehingga tembok yang dibangun itu bukan bagian dari lahannya, tapi sudah menjadi fasum.

Sementara itu, Amiruddin menyampaikan permohonan maaf atas tembok yang dibangun karena menjadi masalah hingga terjadi kesalahpahaman dengan warga. Dia menjelaskan, saat membeli rumah itu pada 2012, tidak ada pintu dan hanya tembok.

Belakangan, Rumah Tahfiz tersebut dibangun dan pengelola minta dibukakan jalan untuk memasukkan material bangunan serta berjanji akan menutup kembali setelah bangunan selesai. Tetapi, setelah beberapa tahun tidak ditutup lalu membuat pintu untuk dipakai jalan keluar setelah rumah tahfiz itu beroperasi tiga tahun.

”Pemilik sebelumnya kan tidak ada (pintu). Kemudian dibeli dia (pengelola) tidak sampaikan ke pemilik bahwa itu hanya akses sementara bukan akses utama, lalu menjadi akses utama. Awalnya kan tertutup tidak ada akses jalan di situ,” kata Amiruddin yang juga mantan camat itu.

Anggota DPRD Kabupaten asal PAN itu membantah dan bersumpah tidak pernah mengeluarkan kata-kata kasar ataupun risih dengan kehadiran Rumah Penghafal Alquran tersebut. Kejadian itu hanya kesalahpahaman.

”Saya bisa bersumpah bahwa semua kebaikan saya yah, saya sudah empat kali ke tanah suci, anak empat, istri satu, kalau memang ada bahasa keluar dari bibir saya, saya tidak dapat di akhirat. Maksudnya, itu bahasa yang risi mendengar Alquran,” ucap Amiruddin.

”Saya kira ini (masalah) sudah selesai karena sudah ada kesepakatan bersama, ada Pak RW, Camat, Kapolsek serta Danramil, itu kan hasil musyawarah untuk sepakat membuka itu (merobohkan tembok) jadi tidak ada lagi penutupan,” tambah dia.

Sebelumnya, Amiruddin menutup dua akses pintu belakang, yakni Rumah Tahfiz Alquran Nurul Jihad dan satu warga lainnya, dengan tembok batu. Sebab, dia merasa itu bukan akses utama jalan tapi awalnya hanya digunakan sementara. Setelah ditembok, warga kemudian protes hingga berujung masalah lalu menjadi viral hingga berujung ke ranah hukum.

Sumber: jawapos.com

Kategori
Politik

Jokowi: Jangan Keras-Kasar ke Warga, Satpol PP Gowa Bikin Panas Suasana

IDTODAY NEWS – Presiden Joko Widodo (Jokowi) memerintahkan aparat yang menegakkan aturan PPKM darurat menghindari cara kekerasan. Jokowi berkaca pada insiden Satpol PP memukul perempuan di Gowa, Sulawesi Selatan.

“Kemudian, hati-hati dalam menurunkan mobility index mengenai penyekatan dan penanganan terhadap masyarakat, terhadap pedagang, PKL, toko, saya minta kepada Polri dan juga nanti Mendagri, kepada daerah, agar jangan keras dan kasar,” kata Jokowi dalam Pengantar Rapat Terbatas Evaluasi PPKM Darurat, yang disiarkan YouTube Sekretariat Presiden, Sabtu (17/7/2021).

Jokowi meminta cara-cara penegakan aturan saat PPKM darurat dilakukan dengan lebih baik. Aparat harus bersikap tegas tapi tetap menghindari kekerasan.

“Tegas dan santun,” kata Jokowi memberi perintah.

Cara yang lebih efektif adalah mensosialisasikan PPKM darurat sembari memberi bantuan sosial. Dengan demikian, masyarakat bersedia mematuhi aturan PPKM darurat.

“Sambil sosialisasi memberikan ajakan-ajakan sambil bagi beras. Itu mungkin bisa sampai pesannya,” kata Jokowi.

Jokowi lantas menyoroti peristiwa pemukulan terhadap perempuan (sekalian suaminya) di Gowa, Sulawesi Selatan. Pemukulan itu dilakukan Sekretaris Satpol PP Gowa bernama Mardani. Oknum tersebut sudah dipecat dan dijadikan tersangka oleh polisi.

“Saya kira peristiwa-peristiwa yang ada di Sulawesi Selatan, misalnya, Satpol PP memukul pemilik warung, apalagi ibu-ibu, ini untuk rakyat menjadi memanaskan suasana,” kata Jokowi.

Sumber: detik.com

Kategori
Peristiwa

Sindir Aksi Kekerasan Satpol PP, Warganet: Kalau Berani Masuk Sarang Macan!

IDTODAY NEWS – Belakangan ini jagat media sosial dihebohkan dengan beredarnya video kekerasan anggota Satpol PP Gowa saat merazia pemilik warung kopi di Desa Panciro, Kecamatan Bajeng, Gowa.

Buntut dari tindakan kekerasan itu rupanya banyak mendapat kecaman dari publik.

Lantaran oknum Satpol PP ini kedapatan melakukan pemukulan terhadap pasangan suami-istri pemilik warung kopi.

Salah satu yang turut mengecam tindakan oknum Satpol PP itu ialah seorang pria yang diduga bernama Boasa Simanjuntak.
Ia menilai tindakan Satpol PP terlalu arogan terhadap rakyat kecil.

Melalui unggahan video di akun instagram @undercover.id, Sabtu (17/06/2021).

Dalam videonya itu Boasa Simanjuntak menantang dan mengetes keberanian oknum Satpol PP tersebut untuk masuk ke kandang macan.

“Anda bilang Satpol punya kewenangan? Coba masuk ke kandang macan. Refresif dulu ini kandang macan,” ujar Boasa Simanjuntak sembari memperlihatkan teman-temannya yang sedang makan di sebuah kantin.

Lebih lanjut, Boasa Simanjuntak mengingatkan kepada jajaran Satpol PP saat menegakkan aturan PPKM Darurat jangan bersikap arogan. Terutama kepada seorang wanita.

“Saya mau sampaikan, kalau kau mau menegakkan PPKM, petugas jangan arogan kepada wanita hamil. Kau refresif dulu kandang macan ini, baru aku akui sebagai singa,” jelas Boasa Simanjuntak.

Belum diketahui pasti apa maksud kandang macan yang disebut Boasa Simanjuntak ini.

Diduga ucapannya itu bentuk sindiran keras kepada Satpol PP untuk menindak kantin para pejabat maupun tongkrongan orang-orang elite.

Unggahan video ini pun langsung dibanjiri komentar warganet. Tak sedikit dari mereka juga yang turut menyindir kelakuan oknum Satpol PP tersebut.

“Mantap pak, emang satpp yang pukul ibu hamil pengecut wajib dipecat dia mah. N ibu petugasnya jg enggak pantes jadi petugas, pantesnya jadi tukang ghibah,” ujar akun @sugie_sun.

“Gak mungkin satpol pepe ke kantinnya dpr buat bubarin wkwkwkwkasyu,” ucap akun @fanoink.

“Satpol pp knpa ya dari dulu selalu kasar kalau ngebubarin, apa emang pelatihnya begitu? disuruh kasar, sampe ambruk2in dagangan orang+ngomong kasar,” heran akun @avriliaputri16.

“Satpol PP levelnya pedagang kecil sama hotel melati aja,” sahut akun @papa_jeruk.

Sumber: suara.com