IDTODAY.CO – Analisa mengenai jalannya roda pemerintahan Presiden Joko Widodo sudah sering kali dianalisa oleh ekonom senior DR. Rizal Ramli.

Dalam beberapa kesempatan, Rizal Rmali menekankan bahwa visi yang Presiden Joko Widodo dalam membangun bangsa sebenarnya tidak buruk.

Di mana Jokowi ingin agar ada produksi pangan dalam negeri yang baik, anti impor, dan sebagainya. Hanya saja, praktik di lapangan berbanding 180 derajat.

Pernyataan itu pernah terekam dalam wawancara DR. Rizal Ramli tentang Kabinet Jokowi II di CNN TV pada tanggal 26 Oktober 2019.

“Misalnya kepingin batasin impor, impornya Indonesia ugal-ugalan karena menteri yang dipilih raja impor atau sebaliknya. Kepingin ekonomi yang berpihak pada rakyat yang nawacita Trisakti, kebijakannya makin lama makin neoliberal karena memilih menteri yang pada dasarnya juga SPG-lah dari Bank Dunia,” urainya kala itu.

Seharusnya, kata Rizal Ramli, Jokowi belajar dari pengalaman 5 tahun pertama memimpin. Artinya, harus ada konsistensi antara visi dan strategi dengan personalia yang dipilih.

Baca Juga  Bahas Kritikan SBY, Demokrat ke Luhut: Jangan Ungkit Masa Lalu, Sekarang Sudah 2021!

“Karena percuma visi yang gede-gede tanpa personalia pas,” tuturnya.

Pidato Jokowi saat pelantikan tanggal 20 Oktober 2019, menurut Rizal Ramli merupakan pidato yang menggetarkan. Di mana Jokowi bercita-cita agar rakyat Indonesia bergaji Rp 27 juta sebulan atau Rp 320 juta setahun pada tahun 2045 atau tepat 100 tahun Republik Indonesia.

Namun demikian, saat melihat personalia yang dipilih, Menko Perekonomian era Presiden Gus Dur itu mengaku hanya bisa geleng-geleng kepala. Sebab yang dipilih adalah pejabat yang hanya mampu membuat ekonomi tumbuh 5 persen saja.

“Sekarang, Juli 2021, benar nggak analisa dan perkiraan Bang Rizal Ramli itu atau ngaco?” tanya Rizal Ramli dalam aku Twitter pribadiny sesaat lalu.

Sumber: rmol.id

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan