IDTODAY NEWS – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menanggapi kebijakan terkait Pembatasan Kegiatan Masyarakat di Jawa dan Bali, mulai 11 hingga 25 Januari.

Ganjar menuturkan, kebijakan tersebut merupakan hasil kesepakatan bersama. Ia pun menilai tidak terlalu memberatkan lantaran pernah diterapkan kebijakan serupa.

“Sebenarnya sudah beberapa saat yang lalu kegiatan semacam ini pernah terjadi, ada PSBB, ada kegiatan pembatasan masyarakat, macam-macam lah polanya,” katanya dalam diskusi bertema Implementasi PPKM Jawa-Bali: Kesiapan Pemerintah Jawa Tengah, Kamis (7/1).

“Sekarang dengan adanya peningkatan sebenarnya kita tinggal memetakan ulang kemudian setelah hasil rapat dengan Presiden dan sepakat seluruh gubernur untuk melakukan pengetatan. Sebenarnya tidak terlalu sulit tinggal peta dibuka diterapkan dengan micro zonasi terus kemudian tidak dilarang tapi diketatkan maka edukasi kepada masyarakat serta operasi yustisi ini berjalan paralel,” sambungnya.

Lebih lanjut, dalam pelaksanaannya, Ganjar menuturkan akan melibatkan tokoh masyarakat (tomas) dan tokoh agama (toga) serta kelompok milenial untuk mengedukasi masyarakat soal 3M.

“Saya coba libatkan para tokoh agama, tokoh masyarakat, kampus, kelompok milenial untuk kembali cerewet pada persoalan 3M, kita cerewet pada kondisi dan data, itu tadi berapa sih tenaga kesehatan yang meninggal, bagaimana sih kondisi rumah sakit, bagaimana sih layanannya sekarang mulai terdampak terganggu untuk mereka yang sakit non-covid, berapa kiai yang meninggal. Nah ini mesti kita sampaikan agar menjadi pemahaman buat semua untuk mau berkontribusi agar mau menjaga protokol kesehatan,” paparnya.

Baca Juga  Jokowi: Harus Siap Hidup Berdampingan dengan Virus Covid-19

Baca Juga: Geram Abu Janda ‘Serang’ Fisik Natalius Pigai, Rocky Gerung: Kelewatan Jika Tidak Ada Tindakan Hukum

Sumber: pojoksatu.id

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan