IDTODAY NEWS – Penolakan yang diterima massa Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) di Bandung dinilai sangat tidak fair. Pasalnya, KAMI hanya melakukan gerakan moral dan bukan makar.

“Kami tidak tahu kenapa KAMI ditakuti, mungkin ada pihak yang merasa terganggu tetapi yang jelas upaya yang dilakukan KAMI adalah konstruktif,” kata M Sa’dun Masyhur, deklarator KAMI dalam kanal Hersubeno yang diunggah, Senin (7/9).

Baca Juga  Jika KAMI Bertindak Gibran Bisa Keok di Pilkada Solo?

Dia menegaskan, tidak ada upaya dari KAMI mengganggu pemerintahan. Selain itu di dalam KAMI ini banyak komponen.

Bahkan sejak awal pembentukan KAMI, lanjutnya, visi yang diusung adalah bangsa majemuk. Itu sebabnya tidak ada kekuatan yang dominan di KAMI.

Dari struktur, kemudian dibentuk presidium, residium, komite-komite yang bekerja secara bersama-sama dari seluruh kekuatan komponen bangsa.

Baca Juga  Silaturahmi Kapolri ke NU-Muhammadiyah, Anggota DPR: Tradisi Baik untuk Dengar Aspirasi Masyarakat

“Tidak ada yang membedakan berdasarkan agama, ras dan lainnya,” ucapnya.

Dia menyarankan kepada pihak-pihak yang merasa terganggu sebaiknya mengundang KAMI berdialog. Selesaikan persoalan bangsa ini bersama-sama bukan dengan tindakan represif, menekan.

“Ingat, bangsa ini bukan milik satu golongan. Bangsa ini bukan milik pemerintah yang saat ini berkuasa. Pemerintahan tanpa rakyat tidak ada artinya dan kalau rakyat marah kondisi akan lebih berbahaya,” bebernya.

Baca Juga  Gde Siriana: Deklarator dan Aktivis KAMI Tidak Gentar Dengan Intimidasi UU ITE Penguasa!

Dia menyebutkan, sudah mulai terbentuk KAMI dokter, KAMI guru, KAMI nelayan. Ini jadi kekuatan koalisi aksi.

“KAMI tidak diam, kami akan melakukan aksi demonstrasi dan lain-lain. Hari ini KAMI aksi di Gedung Sate, mau pertanyakan kepada Pemprov Jawa Barat kenapa Deklarasi KAMI di Bandung dihalang-halangi,” pungkasnya.

Sumber: jpnn

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan