Lulung Ingatkan Ferdinand Agar Hati-Hati dalam Berkomentar

Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Abraham Lunggana atau Haji Lulung (tengah) menjawab pertanyaan wartawan seusai menjalani pemeriksaan di Gedung Bareskrim Mabes Polri, Jakarta, Senin (4/5) malam. Abraham Lunggana diperiksa sebagai saksi selama kurang lebih 11 jam terkait perkara dugaan korupsi lewat pengadaan Unlimited Power Supply (UPS) pada tahun anggaran 2014. ANTARA FOTO/Reno Enir/ed/Spt/15.

IDTODAY NEWS – Anggota DPR RI Abraham Lulung Lunggana mengingatkan mantan politikus Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean, agar berhati-hati dalam berkomentar termasuk kritikan, dengan tidak mencaci maki dan harus memiliki dasar.

“Kalau mau komentar, sebaiknya belajar dulu atau paling tidak cari informasi dulu yang benar. Malu bicara, tidak pernah substansi dan benar, nanti Anda cuma ditertawai orang dan jangan tendensius,” kata Lulung di Jakarta, Jumat (13/8).

Pernyataan itu menyikapi kritikan Ferdinand pada Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan terkait hasil audit Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) BPK yang menemukan kelebihan bayar pada beberapa pos keuangan Pemprov DKI Jakarta2020.

Ferdinand bahkan menuding Anies sebagai “gubernur edan” karena tetap membayar gaji PNS DKI yang sudah wafat, pensiun, dan yang sedang dalam masa hukuman.

Anggota Komisi VII DPR ini mengatakan, kritik dalam negara demokrasi hal wajar dan perlu. Namun, jangan sampai tendensius hanya berdasarkan rasa kebencian, menyimpang dari substansi, serta keluar dari koridor kepantasan.

Menurut dia, persoalan temuan audit LHP BPK yang disorot Ferndinand tidak mencerminkan pemahaman yang cukup tentang tata kelola atau tugas BPK. Yang meliputi, pengawasan dan pemeriksaan atas pengelolaan dan tanggung jawab keuangan pemerintahan.

Sebab, kata Lulung, Pemprov DKI Jakarta telah menindaklanjuti semua temuan BPK sesuai rekomendasi BPK, serta tidak ada kerugian negara terkait temuan tersebut. Karena itu, Lulung menganggap, Ferdinand naif dan serangannya ke Anies jelas dipaksakan serta tidak berdasar dan dia menilai Ferdinand terlalu bernafsu menyerang Anies.

Baca Juga  Dulu Sering Kritik Keras Jokowi, Ferdinand Tak Sangka Suryo Prabowo Diangkat Jadi Ketua Tim KKIP

Padahal, kata Lulung, Pemprov DKI Jakarta era Anies yang selalu berhasil meraih predikat opini wajar tanpa pengecualian (WTP) dari BPK adalah fakta yang tak bisa dibantah siapapun. Lulung menyebut, pencapaian predikat opini WTP era Anies ini merupakan keempat kalinya secara berturut-turut, berdasarkan laporan sejak tahun 2017, 2018, 2019 dan 2020.

Artinya, dari tahun ke tahun sejak Anies jadi Gubernur DKI, maka hasil audit akhir BPK, wajar tanpa pengecualian. “Ferdinand banyak belajarlah biar pinter dikit. Kalau perlu belajar dengan teman-teman di DPRD DKI, supaya tidak lagi ditertawai generasi milenial,” ucapnya berseloroh.

Sebelumnya Ferdinand Hutahaean melontarkan pernyataan bagi Anies Baswedan dengan menyebutnya sebagai “gubernur edan” akibat temuan BPK soal kelebihan bayar beberapa pos belanja, termasuk gaji pegawai. “Mayat pun digaji sama dia! Gubernur edan!” cuit Ferdinand dalam akun Twitternya Ferdinandhaean3, Jumat (6/8) lalu.

Cuitan tersebut disampaikan Ferdinand merespons temuan BPK soal pembayaran gaji dan tunjangan pegawai yang sudah meninggal yang dilakukan oleh Anies Baswedan.

Sumber: republika.co.id

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan