IDTODAY NEWS – Pinjaman online (Pinjol) abal-abal justru menyulitkan masyarakat terutama para pelaku usaha kecil dan menengah (UMKM). Mereka menawarkan bantuan kepada masyarakat, tetapi ternyata hanya menjerumuskan masyarakat.

“Mereka membebani para UMKM kita yang minim pengetahuan keuangannya dengan pinjaman riba dan bunga yang sangat tinggi. Ini Sangat berbahaya, saya melihat jeratan mereka di tengah kesulitan malah menjerumuskan. Ayo kita hindari riba,” ujar pengusaha sekaligus politisi Partai Gerindra Sandiaga Salahudin Uno saat menjadi pembicara dalam webinar yang digelar AFSI (Asosiasi Fintech Syariah Indonesia) baru-baru ini.

Baca Juga  Pemerintah Klaim Ekonomi Tumbuh 5 Persen, Rizal Ramli: Kalau Ngibul Jangan Keterlaluan!

Oleh karena itu, mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta ini mendorong Fintech Syariah agar membantu para pelaku usaha UMKM, sehingga mereka terhindar dari pinjaman online yang abal-abal dan riba yang menjerat.

“Hadirnya fintech syariah diharap dapat membawa berkah serta manfaat untuk teman-teman UMKM. Selain agar terhindar dari pinjaman online yang abal-abal, yang membebani para UMKM dengan pinjaman riba dan bunganya sangat tinggi. Sehingga UMKM dapat mengembangkan usaha mereka dan membuka banyak lapangan kerja,” ungkapnya.

Dalam kesempatan itu juga, mantan Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) mendorong agar Fintech Syariah untuk terus melakukan inovasi di era digital ini. Pasalnya, kata Sandi, perbankan kalau tidak melakukan penyesuaian di era dgital ini maka dia akan tertinggal dan punah.

Baca Juga  Mau Tarik Dana dari Bank Syariah BUMN, Total Simpanan Muhammadiyah Capai Puluhan Triliun!

Sandi mencontohkan perbankan, kantor-kantor cabang bank yang dulu banyak digantikan dengan ATM dan kini ATM pun hampir tergantikan dengan apikasi keuangan di handphone. “Kini ATM trafficnya sebagian besar berpindah ke layar kecil di genggaman kita,” imbuhnya.

Menurut Sandi, data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) periode April 2020 bahwa jumlah akumulasi penyaluran pembiayaan Fintech lending tumbuh siginifikan mencapai 106 triliun naik hampir 2 kali lipat year on year.

Baca Juga  Prabowo-Sandi Gabung Jokowi, Gatot-AHY Semakin Dapat Tempat di Hati Rakyat

Lebih lanjut, pendiri Rumah Siap Kerja ini pun ingin membuka kerja sama dengan negara negara OKI (Organisasi Kerja Sama Islam) yaitu negara-negara dengan penduduk muslim besar seperti Pakistan dan India agar bisa menjadi pasar untuk Fintech Syariah Indonesia.

“Kita jadikan Indonesia sebagai basis kesuksesan. Tapi kita jangan berhenti di Indonesia. AFSI harus dorong juga sehingga menjadi pemain global. Sukses, dunia bahagia, akhirat masuk surga Insya Allah,” pungkas Sandi.

Sumber: Fajar.co.id

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan