Kategori
Politik

Jokowi Endorse Capres Tidak Pengaruhi Pilihan Publik

IDTODAY NEWS – Dukungan atau endorsement yang diberikan Presiden Joko Widodo ke sejumlah figur potensial untuk diusung dalam pemilihan presiden (Pilpres) 2024 diyakini tidak terlalu memengaruhi pilihan publik.

Hal ini ditegaskan Aktivis HAM, Natalius Pigai, dalam acara diskusi Front Page Communication yang diselenggarakan Kantor Berita Politik RMOL, bertemakan “Dosa Pajak Sri Mulyani” di Kopi Timur, Jakarta Timur, Selasa (14/3).

“Dengan demikian, Jokowi tidak akan mendorong atau menghasilkan calon presiden yang akan jadi kaki tangannya,” katanya seperti dikutip redaksi.

Sebelumnya Lembaga survei Algoritma Research and Consulting menemukan bahwa endorse sosok capres 2024 oleh Presiden RI Joko Widodo hanya menghasilkan 16,1 persen.

Responden lebih banyak mengharapkan Presiden dapat bersikap lebih netral dalam Pemilu 2024. Responden juga banyak yang tidak setuju jika Jokowi menyebutkan pilihan politiknya atau mendukung salah satu capres.

Belakangan Jokowi memang gencar memuji sejumlah tokoh politik. Mulai dari Ganjar Pranowo hingga Prabowo Subianto. Hal ini memunculkan spekulasi Jokowi sedang menduetkan keduanya.

Turut hadir dalam diskusi yang dipandu Reporter Kantor Berita Politik RMOL, Ahmad Satrio, mantan jurubicara Presiden Abdurahman Wahid, Adhie Massardi dan Managing Director Political Economy and Policy Studies (PEPS), Anthony Budiawan.

Sumber: rmol.id

Kategori
Politik

Soal Capres, Jokowi Main Banyak Kaki

IDTODAY NEWS – Sinyalemen dukungan politik Joko Widodo mengarah kepada Ganjar Pranowo, karena di beberapa kesempatan yang dihadiri Jokowi, hampir selalu ada gubernur Jawa Tengah itu.

Pengamat politik Ujang Komarudin berpendapat, mungkin saja ada sinyal dukungan ke Ganjar, tapi dia lebih melihat Jokowi main banyak kaki.

“Soal restu Jokowi pada Ganjar mungkin-mungkin saja, tapi bisa juga main banyak kaki. Bisa ke Ganjar, bisa ke Prabowo. Yang penting all Jokowi’s man lah, yang penting bukan Anies, begitu,” tukas Ujang, kepada Kantor Berita Politik RMOL, melalui pesan singkat, Minggu(12/3).

Dosen ilmu politik Universitas Al Azhar Indonesia itu juga berpendapat, Jokowi main banyak kaki lantaran tidak ingin Ketua Umum PDI Perjuangan murka.

Prabowo juga akan kecewa jika ternyata Jokowi tidak mendukungnya, karena memilih Ganjar.

“Bagaimanapun juga, kalau hanya main satu kaki di Ganjar, berarti melawan PDIP, karena Megawati belum tentu suka. Prabowo bisa marah, sudah dua kali kalah dengan Jokowi, eh yang didukung malah Ganjar,” sergahnya.

Direktur eksekutif Indonesia Political Review itu juga mengatakan, Jokowi akan mendukung calon presiden yang mau melanjutkan program pembangunan yang sudah dia lakukan selama dua periode.

“Jadi bisa dukung Ganjar, bisa juga dukung lainnya, yang penting orang yang seirama, mau melanjutkan kepemimpinan Jokowi, entah Ganjar, entah Prabowo, entah Puan, entah Airlangga dan lainnya,” tutupnya.

Seperti diketahui, Ganjar Pranowo beberapa kali tampak bersama Presiden Joko Widodo. Teranyar, Ganjar bersama Menteri Pertahanan Prabowo Subianto mendampingi Jokowi meninjau panen raya di Desa Lajer, Kebumen, Jawa Tengah.

Beberapa hari kemudian, Ganjar bersama keluarga nonton konser musik rock Deep Purple. Jokowi dan Gibran duduk di kursi VVIP, sementara Ganjar beserta anak dan istrinya memilih berbaur di kelas festival.

Sumber: rmol.id

Kategori
Politik

Salah Pilih Capres, Pemilu 2024 Kiamat buat PDIP

IDTODAY NEWS – Cita-cita PDI Perjuangan untuk meraih kemenangan ketiga beruntun alias hattrick pada Pemilu 2024, bisa terwujud jika cermat dalam menentukan bakal calon presiden (Bacapres) yang akan diusung.

Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia (PPI), Adi Prayitno mengatakan, PDIP sudah punya modal awal yang bagus menuju Pemilu 2024. Sehingga, jangan sampai modal itu menjadi sia-sia karena salah memilih figur.

“Sekalipun PDIP punya 20 persen ambang batas, tapi kalau salah pilih capres, akan menjadi kiamat bagi PDIP di 14 Februari 2024 nantinya,” kata Adi saat dihubungi Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (7/3).

PDI Perjuangan, lanjut Adi, memiliki sejumlah kader potensial untuk diusung menjadi bacapres. Sebut saja Puan Maharani, Ganjar Pranowo hingga Tri Rismaharini.

“PDIP sedang berhitung betul siapa yang bisa diusung untuk Pilpres,” ungkap pengamat politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah itu.

Partai besutan Megawati Soekarnoputri ini menguasai suara terbesar pada pemilu 2019 dan meraih kursi DPR RI terbanyak yakni 128 kursi. Saat ini, PDIP juga menempati elektabilitas tertinggi dari berbagai survei politik.

Sumber: rmol.id

Kategori
Politik

Megawati akan Minta Petunjuk Allah SWT untuk Menentukan Capres

IDTODAY NEWS – Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) memastikan belum menentukan siapa calon yang akan diusung dalam pemilihan presiden (Pilpres) 2024 mendatang.

Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto mengatakan, calon presiden dan calon wakil presiden akan sepenuhnya menjadi domain Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri.

Hasto meyakini, Mega akan memilih pemimpin nasional dengan melakukan kontemplasi, mendengarkan suara rakyat, dan mempertimbangkan banyak aspek strategis.

“Untuk menjadi presiden, wakil presiden, atau menteri sekalipun, keyakinan spritual PDI Perjuangan selalu ada campur tangan Yang Di Atas (Tuhan). Selalu ada suara arus bawah, suara rakyat yang kemudian terakumulasi membentuk keyakinan,” tegas Hasto dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (18/9).

Hasto menyadari sejumlah lembaga survei sudah merilis hasil riset mengenai elektabilitas beberapa kader PDIP. Namun ia memastikan partainya tidak akan menjadikan elektabilitas seseorang sebagai alat ukur.

Hasto mengingat pesan Megawati bahwa menjadi presiden itu mudah, tetapi menjadi pemimpin yang sangat sulit. Sebab, di tangannya bergantung hajat hidup 270 juta lebih rakyat Indonesia.

“Untuk menjadi presiden, banyak faktornya. Dan bagi Bu Mega hal tersebut juga dilakukan dengan kontemplasi, memohon petunjuk Tuhan Yang Maha Kuasa, Allah SWT. Karena itulah tradisi itu dijalani Bu Mega,” tandasnya.

Sumber rmol.id

Kategori
Politik

Capres dan Cawapres dari PDIP Diputuskan Megawati, Tapi Kehendak Rakyat Jadi Panduan

IDTODAY NEWS – Untuk menyiapkan capres dan cawapres dalam Pilpres 2024, PDIP menegaskan Megawati Soekarnoputri akan memutuskan langsung hal tersebut.

Hal ini diungkap oleh Sekjend PDIP, Hasto Kristiyanto. Meski diputuskan oleh Megawati, capres dan cawapres dari PDIP juga melihat kehendak masyarakat.

“Dan mekanisme partai kita dari PDIP, Kongres mengamanatkan oleh Ibu Ketum untuk memutuskan siapa capres dan cawapres yang akan datang. Dan kehendak rakyat itu sebagai panduan terbaik,” kata Hasto di Kantor DPP PDIP yang disiarkan secara virtual, Selasa (24/8.2021).

Ia juga menyinggung soal kriterian calon pemimpin untuk Indonesia. Menurutnya, calon pemimpin harus muncul dari kehendak rakyat.

“Terkait calon pemimpin itu tugasnya Partai untuk menyiapkan pemimpin lewat kaderisasi yang sistemik,” imbuh dia.

Sumber: jitunews.com

Kategori
Politik

Puan Maharani Digadang-gadang Jadi Capres, Begini Tanggapan Pengamat

IDTODAY NEWS – Peneliti bidang Sosial dan Politik Political Economy adn Policy Study (PEPS), Reza Maulana menilai bila Ketua DPR RI, Puan Maharani memiliki kekuatan politik yang kuat untuk menjadi calon presiden (Capres) 2024 mendatang.

Dia pun tak melihat masalah genre dalam kepemimpinan ini, pasalnya Indonesia sendiri telah lebih dahulu dipimpin oleh wanita, seperti RA Kartini, Cut Nyak Dhien, hingga sang ibunda, Megawati Soekarno Putri.

“Sementara di luar Indonesia ada pula Perdana Menteri Jerman, Angela Merkel, Presiden Taiwan, Tsai Ing-Wen, dan Perdana Menteri Selandia baru, Jacinda Ardern,” ujar Reza dalam siaran persnya, Jumat (20/8/2021).

Tanpa bermaksud mengkesampingkan politisi wanita lainnya, Reza mengungkapkan bila Puan memiliki peran penting dalam dinamika politik dan dianggap sebagai model dari politisi perempuan di Indonesia, sejumlah terobosan-terobosan telah dilakukan oleh juga cucu kandung dari Bapak Bangsa Indonesia.

Reza menilai Puan sendiri diuntungkan dan lahir dari keluarga politik. Dengan demikian, Reza menyakini Puan memiliki budaya politik yang cukup tinggi, hal itu dapat dilihat dari karir dia yang melesat dari menjadi organisasi kepemudaan di tahun 2006 dan menjadi anggota DPR tiga tahun setelahnya.

“Karir politiknya tergolong mulus dan cepat menunjukkan kapasitas dan kapabilitasnya dengan kerja keras. Berbagai penghargaan baik dari dalam maupun luar negeri kerap dinobatkan kepadanya, di antaranya Guinness World Record pemrakarsa pagelaran Wayang Kulit dengan kelir terpanjang pada Tahun 2013,” jelas Reza.

Sekalipun dalam perkembanganya banyak politisi laki laki, namun Puan selalu tidak pernah merasa tersisih apalagi inferior. Sebaliknya, dia justru semakin matang dan piawai memainkan peran politiknya. Termasuk saat 2014, ia ditunjuk sebagai Kepala Badan Pemilihan Umum Partai dan partainya berhasil memenangkan pemilu dengan hasil yang sangat memuaskan.

Dengan alasan itu pula, Jokowi memasukkannya dalam kabinet kerja sebagai Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Indonesia untuk periode 2014-2019 dan menjadi perempuan pertama dan termuda yang pernah menjabat sebagai menteri koordinator.

Saat itu, Puan gencar mewujudkan ide dan gagasannya dengan mempromosikan budaya Indonesia yang bergotong royong, menjaga keutuhan tenun kebangsaan dalam Bhineka Tunggal Ika, serta mengaplikasikan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Semua itu dibungkus dalam satu gerakan nasional yang disebut revolusi mental yang masih diteruskan oleh Jokowi hingga saat ini.

Tak hanya itu, ia membangun koordinasi, sinkronisasi, dan pengendalian kebijakan terhadap Kementerian/Lembaga yang berada di bawah garis tanggung jawabnya. Puan memfokuskan diri pada ruang lingkup pendidikan untuk masyarakat sebagai proses pemberdayaan untuk membangun manusia dan kebudayaan Indonesia.

Di sisi lain, lanjut Reza, Puan telah memberikan sentuhan yang berbeda dalam memandang tantangan-tantangan bangsa. Dengan pengalaman authentic yang pernah dialaminya sendiri, atau yang lebih populer dikenal dengan sebutan etika kepedulian (ethic of care).

Di sinilah pentingnya kehadiran perempuan berdaya untuk memperlihatkan kekuatan pikiran-pikiran yang hanya bersumber dari pengalaman otentik perempuan.

Selain itu menilik dari garis keturunan yang merupakan cucu proklamator kemerdekaan dan anak kandung dari presiden perempuan pertama Indonesia, Puan seolah memang terlahir untuk menjadi pemimpin perempuan masa depan.

Meski demikian, kehadiran Puan dalam dunia politik tak jarang menimbulkan gejolak, kritikan-kritikan yang cukup tajam seringkali dialamatkan padanya dijawab dengan kinerja dan prestasi.

“Kita tidak bisa menutup mata dari keberhasilan kepemimpinan beliau, mulai dari menjadi pengurus DPP KNPI, partai politik, hingga lembaga tinggi negara seperti Kementerian Koordinator dan DPR-RI,” tambahnya.

Termasuk mewujudkan revolusi mental, Puan berupaya mewujudkan Indonesia Maju dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Melalui Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM), optimisme mewujudkan karakter manusia Indonesia yang baru, berkebudayaan serta berkualitas tinggi menyebar ke seluruh negeri, menyentuh berbagai lapisan masyarakat dalam segala aspek kehidupan.

Termasuk saat menjalankan Revolusi Mental, selain mencontohkan melalui gaya berkeluarga. Puan meluncurkan program Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) untuk mendukung kesejahteraan keluarga di Indonesia. Program tersebut terus berkembang hingga saat ini dengan membawa semangat revolusi mental sebagai arus utama perubahan.

Sementara secara politik, Puan sendiri bisa disandingkan dengan beberapa tokoh politik senior lainnya. Ini terlihat saat dirinya membawa PDIP memenangkan pemilu 2019 lalu dan Capres Jokowi-Ma’ruf Amin.

Sumber: sindonews.com

Kategori
Politik

Sebut Anies Baswedan Tak Akan Jadi Capres, Arief Poyuono: KPK Bisa Jadi Ancaman Dirinya

IDTODAY NEWS – Kader Partai Gerindra Arief Poyuono memprediksi, bahwa Anies Baswedan tidak akan jadi calon presiden atau Capres.

Arief Poyuono bahkan memprediksi, jika Anies Baswedan jadi capres, maka Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) akan menjadi ancamannya.

“Kalau prediksi saya, Anies enggak pernah jadi capres ya. Sebab, KPK aja bisa jadi ancaman untuk dirinya,” ujarnya Arief Poyuono pada Kamis, 12 Agustus 2021, menyadur dari Terkini.id -jaringan Suara.com, Sabtu (14/8/2021).

Selain itu, Arief Poyuono juga berpendapat bahwa partai politik yang berpotensi melirik Anies Baswedan hanyalah Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai NasDem.

“Belum lagi Pilkada DKI Jakarta diundur, Anies cuma jadi gubernur hingga tahun 2022,” ungkapnya.

Arief Poyuono memiliki alasan tersendiri mengapa ia menyinggung masa jabatan gubernur Anies yang sebentar lagi akan berakhir.

Menurutnya, jabatan berakhir berarti tidak akan ada lagi alat dan fasilitas yang bisa dimanfaatkan Anies untuk pencitraan menuju Pilpres 2024.

“Banyak rintangan yang harus dia lewati,” kata mantan Wakil Ketua Umum Partai Gerindra itu.

Seperti diketahui, Anies Baswedan memang menjadi salah satu tokoh yang digadang-gadangkan berpotensi untuk maju di Pilpres 2024.

Salah satu yang menilai Anies berpeluang mendapatkan tiket capres adalah pengamat politik dari Unas, Robi Nurhadi.

Robi bahkan sudah menyinggung soal sosok calon wakil presiden (cawapres) yang dibutuhkan Anies Baswedan.

Menurutnya, sosok cawapres yang pas untuk Aboes adalah orang yang dianggap menjadi pelengkap penting untuk menghadapi paket lawan yang mengancam pada satu hal atau dianggap kuat pada hal lain.

Jadi, kata Robi, Anies membutuhkan sosok yang mengerti masalah keamanan, baik itu dari sipil, militer aktif atau purnawirawan.

Sumber: suara.com