Kategori
Ekonomi

Sri Mulyani Berharap Bisa Bangun Infrastruktur Senilai Rp597 Miliar dari Dana Wakaf

IDTODAY NEWS – Pemerintah melalui Kementerian Keuangan menargetkan dapat membangun sejumlah sarana infrastuktur senilai Rp597 miliar yang berasal dari dana wakaf.

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan total uang wakaf yang telah terkumpul hingga Desember 2020 berjumlah Rp328 miliar. Angka ini merupakan akumulasi dari dana umat yang dititipkan pada sejumlah bank penerima dana wakaf.

Selain itu, Menkeu juga mengaskan bahwa Rp54 miliar diantaranya adalah alokasi yang berasal dari Cash Wakaf Linked Sukuk (CWLS). Adapun, CWLS sendiri merupakan instrumen baru yang diterbitkan oleh Kementerian Keuangan, di mana imbal hasil yang didapat digunakan untuk membiayai berbagai program sosial.

“Mengingat jumlah dan antusiasme partisipasi masyarakat dalam wakaf, para stakeholder atau pemangku kepentingan akan mengembangkan pengelolaan wakaf uang untuk memperkuat Islamic Social Safety Net,” ujarnya Senin,25 Januari.

Sri Mulyani menambahkan, upaya mendorong sistem syariah untuk lebih berperan dalam perekonomian bertujuan agar semakin tercipta ekosistem syariah secara berkesinambungan. Kemudian, Menkeu juga menuturkan bahwa pesatnya sektor ekonomi dan keuangan syariah, sektor dana sosial syariah yang mencakup zakat, infaq, shodaqoh, dan wakaf juga merupakan bagian yang berpotensi dan strategis untuk dikembangkan.

“Melalui pengelolaan yang amanah, transparan dan profesional, wakaf uang dan instrumen keuangan berbasis wakaf dapat membantu percepatan pembangunan nasional dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” tutup Sri Mulyani.

Baca Juga: Waduh, Jangan Bikin Malu Pak Jokowi Dong, Proyek Tol Trans Sumatera Terancam Mandek Gara-gara Kurang Duit Rp60 Triliun

Sumber: voi.id

Kategori
Ekonomi

Ada yang Ambruk Lagi, Ini 3 Masalah Utama Infrastruktur RI

IDTODAY NEWS – Ambruknya Tol Cibitung-Cilincing mesti menjadi perhatian serius pemerintah. Sekretaris Jenderal (Sekjen) Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional (Gapensi) Andi Rukman N Karumpa mengungkap, setidaknya ada 3 poin masalah pekerjaan infrastruktur di Tanah Air.

1.Material Impor dan Temuan SNI Abal-abal

Andi mengatakan, material impor memang menjadi salah satu masalah dalam pekerjaan konstruksi. Apalagi, banyak temuan yang menunjukkan barang-barang ini tidak sesuai standar.

“Sekarang kan maraknya begitu banyak barang impor yang masuk ke Indonesia yang membuat TKDN tidak mampu. Kita berteriak sana-sini menggunakan produk dalam negeri, tapi kebanjiran barang impor yang laku. Yang konon banyak temuan, bahkan sudah masuk kepolisian yang hanya menempelkan label SNI,” katanya kepada detikcom, Minggu (23/8/2020).

2.Adu Murah saat Lelang

Masalah selanjutnya ialah proses pelelangan proyek, di mana proses lelang ini terdapat ruang untuk menawar proyek dengan harga serendah mungkin.

“Yang menjadi menjadi problem utama dalam proses pelelangan itu temen-temen karya, BUMN ini saling banting-bantingan harga dalam melaksanakan poyek. Ada yang menawar 65%, 70% bagaimana Anda bisa mendapatkan kualitas pekerjaan dengan baik,” terangnya.

3. Kebut-kebutan’ Pekerjaan Proyek

Dia menambahkan, yang perlu menjadi perhatian ialah pengawasan keselamatan pekerja. Apalagi, pekerjaan konstruksi sebelum adanya Corona sangat dituntut target.

“Nah belum lagi waktu itu kemarin semua kejar target, saat groundbreaking semua kepengen cepet-cepet menyelesaikan pekerjaan tanpa memperhaikan kualitas pekerjaan itu. Semua kejar target, belum lagi masa pandemi. Di masa pandemi tentu infrastruktur tidak boleh berhenti semua harus berjalan, tapi sistem ptotokol COVID harus kita jalankan dengan baik,” terangnya.

Sumber: detik.com