Kategori
Politik

Fadli Zon: Jangan Pernah Lupa, yang Mau Kudeta Berkali-kali adalah PKI

IDTODAY NEWS – Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon mengajak masyarakat untuk tidak lupa bahwa Partai Komunis Indonesia (PKI) pernah ingin melakukan kudeta berkali-kali.

Fadli Zon juga mengajak untuk tidak melupakan bahwa PKI adalah organisasi yang ingin mengubah Pancasila menjadi negara komunis.

“Jangan pernah lupa yang mau kudeta berkali-berkali adalah PKI,” katanya melalui akun Twitter Fadlizon pada Jumat, 24 September 2021.

“Yang mau ubah Pancasila dan menjadikan RI negara komunis juga PKI,” tambahnya.

Anggota DPR itu mengatakan hal tersebut saat menanggapi pengumuman TV One bahwa mereka akan menampilkan film “Pengkhianatan G30S PKI” pada Kamis, 30 September 2021.

Melalui akun Twitter resminya, TV One mengatakan bahwa Peristiwa Gerakan 30 September PKI menyisakan luka dalam sejarah kepahlawanan Indonesia.

“Saksikan persembahan film spesial tvOne ‘Penumpasan G30S PKI’ Kamis, 30 September 2021, jam 21.00 WIB,” demikian tertulis.

Terkait itu, Fadli Zon pun berharap bahwa tidak ada pihak-pihak yang meminta TV One membatalkan penyiaran tersebut.

“Mudah-mudahan tak ada telepon untuk membatalkan siaran nonton film ini. Hebat TV One News,” katanya.

Sumber: terkini.id

Kategori
Politik

Isu Kebangkitan PKI Mencuat Lagi, Prof Salim Said: Mereka Pintar Bersembunyi dalam Kekuasaan

IDTODAY NEWS – Memasuki bulan September, perbincangan mengenai Partai Komunis Indonesia (PKI) memang kembali jadi sorotan.

Hal itu mengacu pada kisah sejarah kelam soal pengkhianatan PKI pada 30 September 1965 yang kita kenal dengan G30S/PKI.

Perbincangan mengenai PKI ini juga dibahas oleh Ahli Hukum Tata Negara Refly Harun bersama Guru Besar Universitas Pertahanan Profesor Salim Said.

Hal itu diungkap dalam video yang diunggah di kanal YouTube Refly Harun, dengan judul “SALAH SATU BEBAN JOKOWI ITU DITUDUH PKI!” yang diunggah pada Rabu (22/9/2021).

Awalnya, Refly Harun menyinggung soal adanya isu kemunculan PKI gaya baru seperti sering diungkap mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo.

“Gatot Nurmantyo itu ngotot sekali mengatakan bahwa komunisme gaya baru itu sedang bangkit,” ujar Refly.

Menanggapi itu, Prof Salim Said mengatakan bahwa soal adanya isu kemunculan komunisme atau PKI gaya baru kembali ke diri masing-masing.

“Ya itu kan tergantung tafsiran orang,” Prof Salim.

Prof Salim pun tutut soroti pengakuan politisi PDIP Ribka Tjiptaning yang mengaku bangga menjadi anak PKI.

Menanggapi pernyataan Ribka, Prof Salim pun menyebut jika selama ini PKI memang pintar bersembunyi di dalam kekuasaan.

“Kalau mempelajari sejarah, menjelang Gestapu itu PKI pintar berada bersembunyi di dalam kekuasaan dan menggunakan tangan kekuasaan untuk kepentingan-kepentingan PKI,” ujarnya.

Ia mencontohkan dengan cerita komunis yang mampu masuk ke dalam kekuasaan dan menggunakan kekuasaan sejak masa kepemimpinan Soekarno.

Kendati demikian, Prof Salim beberkan saat ini memang belum ada bukti yang menegaskan soal kebangkitan atau adanya paham komunis.

Namun menurutnya, cukup ada sejarah yang bisa menjadi memori ingatan semua orang, ada sejarah kelam pada 30 September 1965 silam.

“Kan kita tidak punya, belum punya bukti tapi kan punya ingatan, ada track record,” ucapnya.

Sebelumnya, Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo mengendus kebangkitan gerakan Partai Komunis Indonesia (PKI) sejak tahun 2008 silam.

“Saya mengamati tentang kemungkinan-kemungkinan bangkitnya gerakan PKI gaya baru ini diawali sejak tahun 2008,” ungkap Gatot di YouTube Hersubeno Poin, Senin, (21/9/2020).

Gatot juga mengatakan bahwa setelah mendapat sejumlah data dan informasi terkait bangkitnya PKI gaya baru tersebut, ia yang waktu itu masih menjadi TNI langsung memilih membungkusnya dengan proxy war.

Dengan data dan informasi yang telah dihimpunnya, pada 10 Maret 2014 untuk kali pertama Gatot memberikan kuliah umum tentang proxy war di Universitas Indonesia.

“Tanggal 10 Maret 2014, saya masih menjabat Pangkostrad TNI dan saya beranikan untuk memberikan kuliah umum tentang proxy war di Universitas Indonesia. Ini terus saya lakukan dan saat saya jadi panglima TNI sudah 59 universitas saya berikan kuliah umum yang fokus pada proxy war,” tuturnya.

Bahkan, kata dia, untuk mengingatkan kembali bahwa gerakan PKI itu nyata pernah ada di Indonesia, saat menjadi Panglima TNI, ia memerintahkan pemutaran kembali film G30S/PKI untuk disaksikan bersama-sama dengan masyarakat.

Keputusan itu, kata Gatot mendapat tentangan dari salah seorang sahabat Gatot dari PDI Perjuangan, untuk menghentikan perintah tersebut. Sebab, kalau tidak, Gatot pasti akan dicopot dari jabatan.

“Pada saat itu saya punya sahabat dari salah satu partai PDI Perjuangan menyampaikan, ‘Pak Gatot hentikan itu, kalau tidak, Pak Gatot pasti diganti’. Dan memang benar-benar saya diganti,” kata Gatot.

Kemudian, Gatot menyebutkan bahwa saat ini kebangkitan PKI semakin tampak nyata. Dilihat dari munculnya RUU HIP dan sejumlah kasus lainnya.

Menurut penuturan Gatot, hal tersebut menunjukkan bahwa memang ada pihak yang ingin Pancasila diganti. Dan apabila pancasila diganti, berarti ada keinginan pula untuk mengganti negara ini.

Sumber: poskota.co.id

Kategori
Politik

Ustadz Ditembak hingga Meninggal, Fadli Zon: Mengingatkan Kita pada Aksi-Aksi Sepihak PKI Jelang G30S PKI

IDTODAY NEWS – Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon menanggapi kasus meninggalnya seorang ustaz yang menjadi korban penembakan di Gempol, Kelurahan Cipete, Kecamatan Pinang, Kota Tangerang.

Fadli Zon mengatakan bahwa kejadian ini mengingatkannya kepada aksi-aksi sepihak jelang Gerakan 30 September Partai Komunis Indonesia (G30S PKI).

“Teror ini mengingatkan kita seperti aksi-aksi sepihak PKI jelang G30S/PKI 1965,” katanya melalui akun Twitter Fadlizon pada Minggu, 19 September 2021.

Fadli Zon mengucapkan turut berduka cita yang sedalam-dalamnya atas meninggalkan korban dalam kejadian tersebut.

Anggota DPR RI itu juga memanjatkan doa agar alrmahum diberi tempat terbaik di sisi Allah SWT.

Dilansir dari Sindo News, Ustadz Marwan alias Alex meninggal dunia usai menjadi korban penembakan orang tak dikenal.

Ustadz Alex mengembuskan napas terakhir di RS Mulya, Kota Tangerang pada Sabtu malam, 18 September 2021.

Menurut keterangan Ketua RW 05, Ahmad Mangku, Ustaz Alex meninggal dunia pada pukul 19.00 WIB.

“Semalam inisiatif warga dibawa ke Rumah Sakit Mulya, tapi karena pendarahan, akhirnya meninggal,” ungkap Ahmad pada Minggu, 19 September 2021

Ahmad juga membeberkan bahwa saat ini, jenazah korban dipindahkan ke RSUD Kabupaten Tangerang untuk kepentingan autopsi.

Sebelumnya, Ustaz Alex ditembak orang tak dikenal yang mengenakan jaket ojek online. Ia ditembak di depan rumahnya sendiri setelah pulang dari masjid.

Sumber: terkini.id

Kategori
Politik

Ingatkan Kadrun, Denny Siregar: Bentar Lagi September Ditunggu Tagar PKI

IDTODAY NEWS – Pegiat media sosial, Denny Siregar kembali menyindir pihak yang disebutnya ‘kadal gurun’ alias kadrun terkait Partai Komunis Indonesia (PKI).

Denny Siregar lewat cuitannya di Twitter, Sabtu 21 Agustus 2021, mengingatkan kadrun bahwa sebentar lagi memasuki bulan September yang diketahui merupakan momen G30S PKI.

Oleh karena itu, Denny pun menunggu para kadrun mengkampanyekan tagar PKI dan Komunis di bulan tersebut.

“Drun, bentar lagi September. Kami menunggu tagar PKI dan Komunisnya… Maaf, sekadar mengingatkan,” cuit Denny Siregar.

Diketahui, Denny Siregar lewat unggahannya di media sosial kerap menyindir pihak-pihak yang disebutnya kadrun.

Denny juga sempat mengaku sangat enggan membalas komentar para kadrun. Sebab, ia menilai komentar mereka tidak jelas dan keluar dari inti masalah.

“Gua males banget jawab komen kadrun. Udaah komennya gak jelas, keluar dari inti masalah, sekalinya gua niat banget jelasin supaya dia ngerti, eh dia komen balik, ‘Cieeee ngegasss…’ Berasa mo slepet bijinya,” katanya melalui akun Dennysiregar7 pada beberapa waktu lalu.

Selain itu, Denny juga sempat menyindir kekuatan massa kadrun di Pilpres. Menurutnya, kekuatan yang dimiliki kaum kadal gurun itu sebenarnya semu.

“Kekuatan massa kadrun itu semu,” tutur Denny Siregar.

Penilaiannya dilontarkan Denny Siregar lantaran melihat massa kadrun yang terlihat besar dan garang di jalan, namun selalu kalah di Pemilihan Presiden (Pilpres).

“Kelihatannya aja besar dan garang di jalan. Teriak-takbir takbir sambil videokan untuk menambah semangat mereka sendiri, sekaligus mencoba menebar ketakutan kalau mereka itu besar. Tapi pas di uji di Pilpres? Eh, kalah terus,” ujarnya.

Sumber: terkini.id

Kategori
Viral

Viral Pria Ngamuk Sebut Polisi PKI di Penyekatan: Mau Cari Nafkah Dipersulit, Ya Allah!

IDTODAY NEWS – Razia penyekatan sejak Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) diterapkan pemerintah membuat banyak orang yang ingin mencari nafkah menjadi kesal.

Bahkan, sebagian di antaranya tak mampu menahan emosi sehingga mengamuk di pos penyekatan.

Seperti pria pengendara motor yang satu ini. Di tengah kemacetan di pos penyekatan yang bercampur baur dengan emosi, dia mengamuk dan berteriak “polisi PKI!”.

Dalam video berdurasi 18 menit 56 detik yang diunggah kanal YouTube Rana Films, awalnya terlihat bagaimana petugas penyekatan menghalau para pengendara yang ingin melintas.

Bahkan, seorang jurnalis dari CNN pun tidak dibolehkan lewat. Padahal ia sedang ada jadwal siaran langsung dan ia sudah terjebak kemacetan selama 2 jam.

“Tolong, Pak, saya ada live jam 9. Tadi saya diizinin,” ujar jurnalis tersebut memohon, namun tetap tak diizinkan lewat.

Saat polisi dan tentara sedang sibuk menjaga pos penyekatan, seorang pria mengenakan masker hitam dan jaket akhirnya meluapkan kekesalannya.

“Saya mau kerja, Pak, mau nyari nafkah buat anak buat istri. Kenapa dipersulit ya Allah?” kata pria itu meradang.

Tak lama kemudian, ia digiring ke pos penyekatan dan diinterogasi. Seluruh kartu di dompetnya diperiksa, seolah-olah tak cukup cuma KTP dan SIM.

“Bawa kantor!” kata seorang polisi.

“Bilang PKI ke polisi, ke petugas, gak pantas betul gak,” ujar polisi yang lain.

“Bukan pantas gak pantas sih. Emang kita ini dikira apa? Kerja main-main apa?” kata polisi yang lain lagi.

Pria itu pun meminta maaf atas perkataannya. Ia mengaku khilaf karena tak mampu menahan emosinya.

“Kalau ada salah kata-kata saya mohon maaf ya,” katanya.

Sumber: indozone.id

Kategori
Peristiwa

Kades Jenar Sragen Pembuat Baliho ‘Enak Zaman PKI’ Kini Jadi Duta Vaksin

IDTODAY NEWS – Kepala Desa (Kades) Jenar di Sragen, Jawa Tengah, Samto, pemasang baliho bertuliskan ‘Enak Zaman PKI’ dan makian pada pejabat terkait PPKM Darurat, ditunjuk sebagai duta vaksin. Samto kini sibuk meyakinkan warganya agar mau menjalani vaksinasi.

“Betul, dijadikan duta vaksin untuk Kabupaten Sragen. Sekarang beliau tiap malam maraton keliling RT di dusun untuk sosialisasi vaksinasi bersama Kapolsek dan Danramil,” ujar Kapolres Sragen, AKBP Yuswanto Ardi, saat dihubungi detikcom, Selasa (27/7/2021).

Ardi menyebut, nama Samto sempat ramai diperbincangkan karena sikapnya yang menentang upaya pemerintah dalam penanggulangan COVID-19. Namun dalam perjalanannya, aparat bisa meyakinkan Samto sehingga saat ini Kades Jenar tersebut sudah berubah pikiran.

“Karena kan dia awalnya menolak, terus akhirnya bisa kita komunikasikan sehingga yang bersangkutan akhirnya mau divaksin. Dan sekarang ikut mempropagandakan agar seluruh warga masyarakat ikut vaksin,” ungkapnya.

Usai dijadikan duta vaksin, lanjut Ardi, Samto nantinya akan dilibatkan dalam kegiatan-kegiatan pemerintah terkait penanggulangan pandemi Corona.

“Teknisnya, dalam forum-forum yang dibuat Pemkab, dia kita undang untuk memberikan statement, bahwa vaksin itu sangat diperlukan dalam rangka pemulihan situasi pandemi saat ini. Menggunakan momentum dia terkenal juga, karena kemarin sempat jadi sorotan DPR RI,” beber Ardi.

“Saat ini kita sepakat, seluruh energi kita digunakan untuk menangani pandemi. Yang penting tujuan utama pemulihan kesehatan melalui vaksin tercapai. Ini yang paling penting,” imbuhnya.

Dihubungi secara terpisah, Kades Jenar Samto membenarkan penunjukan dirinya sebagai duta vaksin. Samto bahkan menjadi warga Desa Jenar yang pertama kali mendapatkan vaksinasi.

“Iya ditunjuk sebagai duta vaksin. Saya setuju saya, sekarang setiap kegiatan sosialisasi saya terlibat terus,” ujarnya.

Samto mengakui dirinya sempat memprotes upaya PPKM yang dilakukan pemerintah karena dirasa merugikan rakyat dan seniman. Namun usai diyakinkan oleh banyak pihak, dirinya kini mengaku siap mendukung program pemerintah dalam penanggulangan COVID-19.

“Dulu nggak percaya. Sekarang sebagai kepala desa yang juga bagian dari pemerintahan, saya harus mendukung upaya pemerintah. Sekarang setiap malam saya keliling ke RT untuk meyakinkan warga agar mau divaksin,” terang Samto.

Samto mengakui masih banyak warganya yang enggak divaksin. Menurutnya, hal tersebut dikarenakan warga terkena paparan informasi hoax terkait vaksin.

“Warga banyak yang tidak percaya, kebanyakan karena dengan kabar burung katanya habis divaksin mati, jadi pada takut. Memang agak susah meyakinkan karena belum banyak sosialisasi,” jelasnya.

Sebagai upaya untuk meyakinkan warga, Samto rela divaksin pertama kali. Diharapkannya langkah itu bisa merubah pikiran warganya.

“Saya kasih contoh, saya divaksin pertama kali. Kalau memang mati ya saya dulu. Akhirnya banyak warga yang percaya. Saya targetkan dalam waktu seminggu seluruh warga Jenar sudah divaksin,” pungkasnya.

Penunjukan Samto sebagai duta vaksin itu diapresiasi Kapolda Jateng Irjen Pol Ahmad Luthfi. Menurutnya, Samto bisa menjadi percontohan bagi warganya dan perangkat lainnya.

“Ini adalah contoh yang sangat baik sekali, seorang kepala desa di Sragen yang tidak percaya vaksinasi dan COVID-19, dengan membuat spanduk dan menentang pemerintah, saat ini telah menjadi duta vaksin,” terang Kapolda dalam rilis tertulis yang diterima detikcom.

Menurut Kapolda, penunjukan Samto sebagai duta vaksin ini cukup efektif. Samto kini terlibat aktif mengajak warganya untuk mengikuti vaksinasi ke balai desa.

“Untuk itu, saya sangat mendukung dan memberikan apresiasi kepada Kapolres Sragen dan Kades Jenar tersebut. Ini demi kita semua, jadi saya berharap baik masyarakat ataupun perangkat dan pejabat daerah, jangan ada yang menolak program vaksinasi pemerintah. Mari kita dukung bersama sama program pemerintah ini dalam memutus mata rantai penyebaran COVID-19,” pungkasnya.

Sumber: detik.com

Kategori
Peristiwa

Kades Pemasang Baliho ‘Enak Zaman PKI’: Minta Maaf, Lalu Ngamuk ke Satgas

IDTODAY NEWS – Kepala Desa (Kades) Jenar, Sragen, Jawa Tengah, Samto, bikin heboh gegara nekat pasang baliho bertuliskan ‘Enak Zaman PKI’ dan bernada makian pada pejabat terkait Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat. Sempat meminta maaf ke publik, Samto kembali berulah saat kedapatan mengamuk ketika Satgas COVID-19 membubarkan pesta hajatan di desanya.

Kehebohan berawal saat Samto memasang sebuah baliho berukuran cukup besar di jalan Desa Jenar. Selain bertuliskan kata-kata yang cenderung kasar, baliho ini juga dipasangi foto sang kades berseragam dengan memasang masker di dahi. Begini bunyi baliho tersebut:

IKI JAMAN REVORMASI, ISIH PENAK JAMAN PKI
AYO PEJABAT MIKIR NASIBE RAKYAT.
PEJABAT SENG SENENG NGUBER UBER RAKYAT KUI BANGSAT
PEGAWAI SENG GOLEKI WONG DUWE GAWE IKU KERE
PEGAWAI SING SIO KARO SENIMAN SENIWATI KUWI BAJI**AN

(Sekarang zaman reformasi
Masih enak zaman PKI
Ayo pejabat memikirkan nasib rakyat
Pejabat yang suka mengejar rakyat itu bangsat
Pegawai yang suka mencari orang punya hajat itu kere
Pegawai yang menyia-nyiakan seniman seniwati itu baji**an)

Ketika dikonfirmasi, Samto mengakui dirinyalah yang membuat dan memasang baliho tersebut. Baliho tersebut dipasangnya sejak Rabu (14/7) pagi.

Samto menyebut, dirinya nekat memasang baliho tersebut karena mengaku tidak tahan melihat rakyat menderita. Menurutnya, kebijakan PPKM Darurat yang selama ini berlaku sangat memberatkan rakyat.

“Orang hajatan dibubarkan, untungnya apa. Rakyat berjualan diuber-uber. Kasihan rakyat dan seniman dua tahun enggak makan,” kata Samnto saat dihubungi detikcom, Kamis (15/7/2021).

Samto mengaku sengaja menggunakan pilihan kata yang agak keras dalam balihonya. Harapannya aspirasinya tersebut didengarkan oleh pemerintah.

“Sengaja (keras), biar didengarkan aspirasi rakyat. Saya yakin rakyat mendukung,” jelasnya.

Baliho tersebut, akhirnya diturunkan oleh Satpol PP. Pihaknya mengaku tidak mempermasalahkan jika nantinya mendapat sanksi atas aksinya ini.

“Sudah diturunkan sama Satpol PP, Rabu (14/7) sore. Nggak apa-apa. Kalau memang ada sanksi saya siap,” tegasnya.

Menanggapi hal itu, Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati menyebut permasalahan ini sudah ditangani Inspektorat. Pihaknya menunggu hasil rekomendasi dari Inspektorat terkait kelanjutan nasib Samto.

Yuni mengatakan, kondisi fisik yang bersangkutan sedang tidak sehat terkait sakit stroke yang diderita. Pihaknya membuka kemungkinan memeriksa kondisi kejiwaan kades tersebut.

“Kalau saya sebagai bupati ya menyayangkan kalau ada aparat yang bertindak seperti itu, jelas tidak dibenarkan. Kalimatnya sangat-sangat tidak benar,” kata Yuni.

“Terlepas apakah nanti ternyata setelah ada evaluasi inspektorat, barangkali memerlukan pemeriksaan mental barangkali, namun tetap tidak dibenarkan,” imbuhnya.

Yuni tidak menampik kemungkinan adanya sanksi yang akan diturunkan kepada kades tersebut. Termasuk kemungkinan mencopot kades jika kondisi kejiwaan sang kades terbukti mengalami gangguan.

“Kalau kejiwaan ternyata sehat, ya justru malah lebih parah dong. Kalau jiwanya sehat seperti itu kalau dites wawasan kebangsaan sudah nggak lulus,” imbuhnya.

Kemudian pada Kamis (15/7) siang, Samto mendatangi kantor Polsek Jenar. Dirinya menyampaikan permintaan maaf atas aksinya memasang baliho bernada memaki pejabat terkait pelaksanaan PPKM Darurat.

Tak hanya itu, Samto bahkan sempat membuat video permintaan maaf. Dalam video yang diterima detikcom, Samto menyampaikan permintaan maaf di Polsek Jenar.

Samto meminta maaf di hadapan Muspika Jenar yang mendampinginya. Selain meminta maaf, Samto juga berjanji akan mendukung pemerintah dalam upaya pencegahan penyebaran virus Corona.

“Dia datang ke Polsek dengan kesadaran sendiri, sekitar pukul 11.30 WIB. Di hadapan Muspika beliau minta maaf, lalu membuat video pernyataan tadi,” ujar Kapolsek Jenar AKP Suparjono.

“Dia bilang hanya emosi sesaat. Sementara itu saja. Ini masih kita tangani,” lanjutnya.

Polisi telah memeriksa sejumlah saksi terkait kasus ini.

“Sudah ada beberapa (saksi) yang kita periksa. Namun masih ada beberapa saksi yang belum bisa hadir karena masuk kerja dan sebagainya,” ujar Kasat Reskrim Polres Sragen AKP Guruh Bagus Eddy Suryana, kepada detikcom, Kamis (15/7).

Terkait penerapan pasal pidana, Guruh belum bisa memberikan kepastian. Hal ini bergantung kepada perkembangan hasil penyelidikan.

“Kalau nanti (terkait) penerapan pasal atau apa, kita masih lengkapi lidik (penyelidikan) dulu,” kata dia.

Ironisnya, belum tuntas perkara pemasangan baliho ‘Enak Zaman PKI’, Samto kembali berulah. Samto kedapatan ngamuk hingga membalik meja saat tim Satgas COVID-19 membubarkan hajatan di Desa Jenar.

Peristiwa ini bermula saat salah satu warga Desa Jenar mengadakan hajatan pernikahan, Jumat (16/7) siang. Karena pelaksanaan hajatan ini melanggar aturan PPKM Darurat, tim Satgas COVID-19 pun mendatangi hajatan untuk membubarkannya.

Kasi Trantib Kecamatan Jenar, Kardiyono, menyebut hajatan tersebut mengundang tamu hingga 800 orang. Tak hanya itu, hajatan tersebut juga menyajikan hiburan campursari.

Tim gabungan Satgas COVID-19 Kecamatan Jenar, memutuskan untuk menunggu prosesi temu pengantin selesai. Setelah temu pengantin dilakukan, petugas baru masuk untuk membubarkan hajatan.

“Setelah masuk, saya minta waktu untuk menyampaikan sosialisasi. Bahwa yang punya hajat tanggal 12 Juli lalu sudah saya warning untuk tidak nekat mengadakan hajatan. Karena nekat, kami sampaikan untuk dibubarkan. Kami berikan waktu 20 menit kepada para tamu untuk membubarkan diri,” kata Kardiyono, Jumat (16/7/2021).

Namun saat itu juga, lanjutnya, Samto yang duduk di deretan depan kursi tamu mendadak mengamuk. Samto tiba-tiba berdiri dan membalikkan dua meja di depannya.

“Piring gelas di atas meja pecah semuanya. Kades ngamuk sambil ngomel-ngomel, katanya petugas tidak punya perikemanusiaan. Padahal kita hanya menegakkan aturan,” kata Kardiyono.

Samto kemudian ditenangkan oleh aparat TNI dan Polri yang ikut dalam tim gabungan. Sementara para tamu undangan berangsur meninggalkan lokasi hajatan.

“Setelah kejadian baliho kemarin katanya (kades) sudah minta maaf. Ini malah mengizinkan hajatan, kemudian turut menghadiri hajatan bahkan tidak memakai masker,” keluh Kardiyono.

“Meski kades mengamuk, kita tetap menegakkan aturan. Saya tungguin sampai seluruh tamunya pergi, bahkan sampai meja kursi dan perangkat hajatan lain dibersihkan,” pungkasnya.

Sumber: detikcom