IDTODAY NEWS – Gatot Nurmantyo saat menjabat sebagai Panglima TNI ternyata seorang jenderal yang memiliki ahli strategi.

Setidaknya hal tersebut diungkapkan pengamat politik Rocky Gerung dalam tayangan video pada kanal Rocky Gerung Offical, pekan lalu.

Filsuf ini mencontohkan, dalam acara pemberian penghargaan Bintang Mahaputra Presidium Koalisi Aksi Manyelematkan Indonesia (KAMI) tidak hadir di Istana, tapi tetap menerima penghargaan tersebut.

“Saya anggap itu pilihan cerdas atau lebih tepat cerdik dari seorang mantan Panglima,” katanya.

Menurut dia, langkah tersebut menunjukkan ilmu kepanglimaan masih ada di kepala Gatot Nurmantyo.

“Yaitu memenangkan peperangan, hanya dengan memenangkan dua pertempuran. Itu yang dinamakan taktis atau strategis,” ujarnya.

Baca Juga  Anggota DPR: Ucapan Menkes Sangat Buruk, Dia Gagal Benahi Krisis Kesehatan

Rocky mengatakan, langkah tersebut juga menujukkan Gatot sebagai seseorang yang memiliki keahlian dalam berstrategi dalam membaca psikologi lawan.

“Jadi dengan satu gerak tipu itu seluruh kemampuan Istana untuk mengontrol KAMI hilang. Enggak mungkin Istana bilang Gatot menolak pemberian negara, karena itu berarti menolak pengutamaan yang menjadi tradisi di dalam pemberian gelar,” tuturnya.

Akhir-akhir ini pun beredar sebuah video saat Gatot Nurmantyo mengingatkan para prajurit TNI harus netral, termasuk Polri.

Video orasi Gatot ini diunggah kembali oleh akun Youtube Aswaja TV pada Minggu, 21 November 2020, yang berjudul ‘Tamparan Keras Jenderal Gatot Nurmantyo kepada Pangdam Jaya yang Ingin Bubarkan FPI’. (klik link video di sini).

Baca Juga  Melihat Sederet Manuver Poyuono yang Terpental dari Waketum Gerindra

Dalam video itu Gatot menyatakan, apabila ada pimpinan-pimpinan TNI di wilayah yang mengajak tidak netral, membantu salah satu, maka disebut pengkhianat dan pelacur politik yang menjual institusi untuk kepentingan pribadi.

“Pemimpin-pemimpin seperti ini suatu saat rela mengorbankan nyawa anak buah untuk kepentingan pribadi. Saya ingatkan ini,” kata Gatot dikutip dari Youtube pada Selasa, 24 November 2020.

Gatot mengatakan, TNI adalah anak kandung rakyat sehingga seluruh prajurit TNI harus netral ketika rakyat berkelahi. Sebab, rakyat percaya bahwa TNI sebagai penengah.

“Semoga didengar oleh seluruh prajurit TNI. Jangan ikuti pemimpin yang menjual TNI, jangan ikuti pemimpin yang pelacur politik,” ujarnya.

Diketahui, Pangdam Jaya Mayjen Dudung Abdurachman mengatakan setiap orang yang tinggal dan hidup di negara Republik Indonesia harus mematuhi peraturan dan perundang-undangan yang ada.

Termasuk kelompok ormas Islam sekalipun, lanjutnya, harus tetap mematuhi ketentuan hukum yang berlaku di republik ini.

“Siapa pun di republik ini, ini negara hukum, maka semua harus taat kepada hukum. Pasang baliho ada aturannya, ada bayar pajaknya. Jangan seenaknya sendiri, seakan-akan paling benar, tidak ada itu. Jangan coba-coba. Kalau perlu FPI Bubarkan saja,” kata Pangdam akhir pekan lalu.

Baca Juga: Debat Panas Soal Baliho, Nasir Djamil Hantam Kapitra: Sumbu Anda Pendek

Sumber: jurnalgaya

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan