Beda Ganjar-Sultan HB X soal Pandemi Corona yang Kembali Mengganas

Petugas PPSU Bukit Duri membuat mural berisi pesan waspada penyebaran virus Corona di kawasan Bukit Duri, Jakarta, Senin (31/8/2020). (Foto: Agung Pambudhy)

IDTODAY NEWS – Beda pendapat antara Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dengan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X soal pandemi virus Corona atau COVID-19 yang kasusnya kembali meningkat.

Awal pekan lalu, Ganjar meminta sembilan daerah di Jateng agar mulai ‘injak rem’ dalam penanganan penyebaran virus Corona. Ganjar menekankan agar tidak ada event-event yang mengundang kerumunan.

“Saya sampaikan ada beberapa kabupaten/kota yang hari ini butuh perhatian maka saya mohon bupati/wali kota agar menjaga dan lebih ketat lagi, rem agak diinjak. Ada Kabupaten Pati, Kabupaten Rembang, Kabupaten Boyolali, Kabupaten Sragen, Kota Semarang, Kabupaten Wonosobo, Kabupaten Pemalang, Kabupaten Kudus, dan Kabupaten Tegal,” kata Ganjar, Senin (14/9).

Ia meminta tidak ada event yang berpotensi mengundang keramaian. Selain itu dalam penegakan sanksi bagi yang tidak patuh protokol kesehatan, Ganjar meminta penegak hukum tetap menjalankan razia dan memperhatikan aktivitas masyarakat yang tidak terduga.

“Ada beberapa tren yang kemudian meningkat dari aktivitas masyarakat. Contoh tiba-tiba lari di depan, Jalan Pahlawan, balapan lari, ternyata trennya nasional. Kita tidak pernah tahu maka yang inilah kita mesti lakukan pencegahan, patroli jadi sangat penting. Bu Fat kena restorannya. Kalau warung-warung seperti Bu Fat kena maka ada potensi warung lain juga,” jelasnya.

Baca Juga  Jurus Sakti Jokowi: Ideologi Pancasila Bisa Atasi Covid-19

Ganjar juga menanggapi Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengizinkan acara-acara yang berpotensi mengundang kerumunan seperti konser musik, bazar hingga jalan santai dalam kampanye Pilkada serentak 2020. Ganjar menyebut tidak perlu ada konser yang berpotensi mendatangkan kerumunan di tengah pandemi COVID-19.

“Ora usah ah, konser-konser nggo apa (tidak usah lah, konser buat apa),” kata Ganjar di kantornya, Kamis (17/9).

Ganjar mengusulkan jika memang harus ada konser saat kampanye maka dilaksanakan secara virtual, bukan konser langsung yang mengundang kerumunan massa.

“Konsernya boleh, tapi cuma virtual,” ujarnya.

Tonton juga ‘Muncul Kasus Positif Corona, Pasar Beringharjo Yogya Libur Sehari’:

Sementara itu, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X menanggapi meningkatnya kasus positif virus Corona atau COVID-19 di Kota Yogyakarta. Sultan meminta Pemkot Yogya untuk segera melakukan penanganan dan masyarakat diminta lebih waspada.

“Ya itu memang harus diwaspadai juga, karena itu menjadi wewenang kabupaten/kota, tapi tanpa itu, ya yang penting bagaimana kita bisa mewaspadai,” kata Sultan di gedung DPRD DIY, Kota Yogyakarta, Kamis (10/9).

Pernyataan Sultan itu menjawab pertanyaan wartawan soal kasus positif di KUA Danurejan dan Kelurahan Kotabaru, Kota Yogyakarta.

Baca Juga  Bakamla Bantu Kapal Ikan Asing China yang Mogok di Laut Natuna, Kok Gak Ditangkap?

Menurut Sultan, Pemkot harus cepat melakukan tracing. Hal itu untuk mencegah penyebaran COVID-19 di Kota Yogyakarta semakin meluas.

“Tapi juga di satu pihak untuk bisa cepat diselesaikan dengan tracing itu yang ada kepastian, yang penting itu saja. Selama kita bisa mengadaptasi itu saya kira ya sakit ya sudah di rumah sakit tapi jangan berkepanjangan. Karena kita melakukan tracing dan sebagainya,” katanya.

“Jadi jangan berasumsi kalau kena Corona sepertinya bikin geger seluruh Yogyakarta, dianggap aja sama DB (demam berdarah) juga sama kok,” imbuh Sultan.

Sementara itu, soal kasus PKL Malioboro meninggal dengan status positif COVID-19, Sultan juga meminta Pemkot bergerak cepat. Selain itu, Sultan juga menyebut pemicu kasus tersebut bukan karena banyaknya wisatawan yang datang ke Malioboro.

“Bukan masalahnya situ, masalah masuk Malioboro sudah dilakukan pendataan untuk menjaga protokol itu yang dilakukan. Dan bukan masalah protokol kesehatan ya, bagaimana kita kemudahan tracing dengan adanya QR code. Itu kan kita sudah mudah dalam men-tracing siapa saja, dan sama kota (Pemkot Yogya) sudah dilakukan,” ucapnya.

Baca Juga  Selain Tidak Percaya Covid, dr Lois Owien Juga Sebut Obat dari Kemenkes Beracun

“Perkara terus positif kan mudah di-tracing, bukan diperketat, diperketat apalagi wong sudah memenuhi persyaratan kesehatan, dalam arti itu yang menjadi prinsip,” lanjutnya.

Sultan juga meminta masyarakat mulai adaptasi dengan virus Corona. Hal itu menanggapi seorang pedagang sayur di Pasar Beringharjo, Kota Yogyakarta terkonfirmasi positif virus Corona atau COVID-19.

“Ya saya kira wajar aja. Kita jangan menganggap Corona itu terlalu berbahaya,” kata Sultan saat ditemui wartawan di Kantor DPRD DIY, Kota Yogyakarta, Selasa (15/9).

Bukan tanpa alasan, Sultan menilai saat ini yang terpenting adalah menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Selain itu, masyarakat diminta adaptasi dengan keberadaan COVID-19.

“Kita adaptasi aja, sakit ya sudah di rumah sakit. Karena pandemi (COVID-19) ini tidak peak (masuk puncak) terus turun. Jadi selesainya kapan kita tidak tahu,” ujarnya.

Sementara terkait KPU mengizinkan acara-acara yang berpotensi mengundang kerumunan termasuk konser musik dalam kampanye Pilkada 2020, Sultan menyerahkan sepenuhnya kepada KPU.

“Ya terserah KPU aja melihatnya (mengizinkan konser untuk kampanye Pilkada di tengah pandemi), gitu. Saya tidak punya wewenang,” kata Sultan HB X saat ditemui wartawan di Kompleks Kantor Gubernur DIY, Yogyakarta, Jumat (18/9).

Sumber: detik.com

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan