Masa dari Partai Wong Cilik Korupsi Jatahnya Wong Cilik, Malu dong…

Menteri Sosial (Mensos) Juliari Peter Batubara sudah mengenakan rompi oranye. (Foto: RMOL)

IDTODAY NEWS – Untuk kali kedua, citra Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali tercoreng. Kali ini oleh Menteri Sosial (Mensos) Juliari P Batubara.

Juliari terjerat kasus dugaan korupsi bantuan sosial (bansos) Covid-19 untuk Jabodetabek.

Sebelumnya, KPK juga menangkap Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo.

Orang kepercayaan Ketua Umum Partai Gerindra itu juga terjerat kasus dugaan suap ekspor benih lobster.

Demikian disampaikan pengamat politik dari lembaga survei Kedai Kopi, Hendri Satrio dikutip PojokSatu.id dari RMOL, Minggu (6/12/2020).

Baca Juga  Politisi Demokrat Ingatkan Mensos Risma, Semoga Tak Ikuti Jejak Juliari Batubara

“Sekarang ngaruhnya apa? Malu, malu dengan rakyat, malu dengan Pak Jokowi,” ujar pria yang akrab disapa Hensat ini.

Selain Jokowi, hal yang sama juga pasti dialami PDIP, parpol yang menangungi Juliari.

Mau tidak mau, kasus Juliari itu jelas mengganggu citra partai besutan Megawati Soekarnoputri itu.

Apalagi, PDIP selama ini selalu mengklaim diri sebagai partainya wong cilik.

“Apalagi partainya, PDIP. Partai yang teriak-teriak membela wong cilik tapi korupsi dari jatahnya wong cilik? Kan aneh,” sambungnya.

Baca Juga  PDIP, PPP, dan Puan Maharani Tak Beri Ucapan Selamat Ulang Tahun ke Demokrat

Kendati demikian, Hensat menilai, kasus Juliari tersebut tak akan berpengaruh banyak terhadap elektabilitas PDIP.

Hal yang sama juga berlaku untuk Partai Gerindra akibat Edhy Prabowo.

“Tapi pengaruh elektabilitasnya (Partai Gerindra) signifikan? Enggak. Malu saja,” ungkapnya.

Pun demikian dengan PDIP akibat kasus yang menjerat Bendahara Umum-nya itu.

“Sementara PDIP susah ngomong partai wong cilik karena ada kadernya yang korupsi dari jatahnya wong cilik,” katanya.

“Efeknya sebentar saja, nanti juga kalau masyarakat lupa bisa ngomong lagi (sebagai partai berpihak ke orang kecil),” lanjut Hensat.

Baca Juga  Kecam Basaria Panjaitan Jabat Preskom Sentul City, GIB Desak Dewas KPK Lakukan Pemeriksaan

Menurut Hensat, ada tiga sifat masyarakat Indonesia dalam melihat kasus korupsi.

“Yakni mudah lupa, mudah memaafkan, dan suka nostalgia,” ulasnya.

Hensat pun mengingatkan bahwa kursi Mensos ‘cukup panas’. Karena Mensos sebelumnya juga berurusan dengan KPK.

“Tapi Kementerian Sosial ini kursi panas. Mensos sebelumnya dari Golkar (Idrus Marham), sekarang PDIP,” tandasnya.

Baca Juga: KPK Mulai Dalami Aliran Duit Suap Bansos Covid-19 ke PDIP

Sumber: pojoksatu.id

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan