IDTODAY NEWS – Ketua Relawan Jokowi Mania (Joman) Immanuel Ebenzer ikut angkat bicara terkait dalang demo ‘Jokowi End Game’.

Demo tersebut tertuang dalam poster ajakan menolak penerapan PPKM Darurat dengan mencatut aplikator layanan online, mahasiswa dan pedagang.

Sedianya, demo tersebut digelar di depan Istana Negara pada Sabtu (24/7) kemarin.

Namun nyatanya, hanya segelintir massa yang datang. Bahkan, ada pula massa yang kelaparan karena tak kunjung mendapatkan nasi bungkus.

Hal itu dinilai sejumlah pihak bahwa demo ‘Jokowi End Game’ sengaja dilontarkan pihak tertentu untuk memancing di air keruh.

Baca Juga  Kata Arief Poyuono, Ada 2 Menteri Bakal Kena Reshuffle, Namanya…

Tujuannya, tidak lain membuat kerusuhan yang nantinya bisa dimanfaatkan untuk kepentingan tertentu pula.

Tidak sedikit yang menilai, dalang demo itu tidak lain adalah kelompok oposisi.

Akan tetapi, jikapun demo itu digerakkan kelompok oposisi, hal itu sama sekali tak dikhawatirkan Joman.

Sebaliknya, yang dikhawatirkan dalangnya justru orang-orang terdekat Presiden Jokowi.

“Yang harus dikhawatirkan bukanlah oposisi, tetapi intenal atau lingkaran Jokowi yang bermental brutus yang suatu saat pasti berkhianat,” ujarnya kepada RMOL, Minggu (25/7/2021).

Baca Juga  Kasus Terus Melonjak, Jokowi Disarankan Ambil Alih Komando Penanganan Covid-19

Karena itu, pria yang akrab disapa Noel ini meminta Jokowi agar waspada, berhati-hati dan melakukan deteksi dini.

Salah satunya, dengan secepatnya melakukan perombakan orang-orang yang diduga kuat sudah tidak lagi loyal.

“Segera reshuffle kabinet sebelum terlambat,” tegasnya.

3 Kelompok

Menurut Noel, secara umum, setidaknya ada tiga kelompok yang disinyalir menjadi dalang aksi demo “Jokowi End Game’ pada 24 Juli kemarin.

Kendati demikian, Noel tak merinci secara detil tiga kelompok tersebut.

Baca Juga  Syafruddin Azhar: Apakah Presiden Jokowi Tidak Peduli Keselamatan Rakyat?

“Pertama, dalang aksi yang berasal dari elite politik yang mencoba menaikkan rating kelompoknya,” ungkapnya.

Sedangkan kelompok kedua adalah kelompok kriminal yang akan mengambil untung adanya aksi tersebut.

Sebab, mereka akan bisa mendapatkan keuntungan jika aksi tersebut berakhir dengan kerusuhan.

Sementara kelompok ketiga adalah kelompok dan komunitas rakyat yang mudah terhasut dengan sebaran meme hoax.

“Untuk yang ketiga ini, kami harapkan tetap berpikir jernih demi keluarga,” saran dia.

Sumber: pojoksatu.id

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan