JK Yakin Semua Konflik Bisa Diselesaikan dengan Damai Termasuk soal Papua

Jusuf Kalla pidato di Sidang Umum PBB. ©2017.(Foto: Tim Media Wapres)

IDTODAY NEWS – Wakil Presiden RI ke-10 dan 12, Jusuf Kalla, mengatakan semua konflik bisa diselesaikan melalui jalan damai. Namun, lanjutnya, tiap daerah konflik punya pendekatan penyelesaian yang berbeda.

“Pada dasarnya, semua konflik itu bisa diselesaikan dengan jalur damai. Namun, untuk konflik Papua berbeda pendekatannya dengan di Aceh,” kata JK dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Rabu (14/10/2020), seperti dilansir Antara.

Hal tersebut disampaikan JK dalam acara focus group discussion (FGD) yang diselenggarakan Kementerian Pertahanan di Jakarta, Rabu. JK mengatakan setidaknya sejak masa kemerdekaan, ada 15 konflik besar terjadi di Indonesia.

Sebagian besar konflik tersebut diselesaikan melalui operasi militer.

“Selama Indonesia merdeka, kita telah mengalami 15 kali konflik yang besar, yang korbannya di atas 1.000 jiwa. Dari 15 konflik tersebut, 13 (di antaranya) kita selesaikan melalui operasi militer dan sisanya melalui jalur perdamaian,” tutur JK.

Sebagai inisiator perdamaian konflik di Aceh, JK mengatakan prinsip utama yang harus dipegang teguh dalam upaya perdamaian adalah solusi saling menang (win-win solution).

“Pada saat upaya damai Aceh, pihak GAM (Gerakan Aceh Merdeka) tidak pernah menyerahkan senjatanya ke pihak pemerintah, namun mereka potong sendiri menjadi dua bagian. Itu adalah upaya menjaga martabat pihak GAM,” ucap JK.

Baca Juga  Arsul Sani: Pernyataan JK Harus Diparesiasi karena Didasarkan pada Pengalaman

Artinya, dalam mencapai suatu kesepakatan damai tidak boleh ada pihak yang merasa kalah dan direndahkan martabatnya. “Aceh saja, yang keras begitu, bisa kita ajak berunding untuk damai,” tukasnya.

JK juga bicara soal penyelesaian konflik di Papua. Politikus senior Golkar ini menegaskan strateginya tidak bisa disamakan dengan upaya perdamaian di Aceh.

Menurut JK, konflik Aceh dahulu memiliki satu garis komando yang jelas, sehingga pendekatannya diutamakan pada level atas. Namun penanganan untuk konflik di Papua berbeda karena situasinya yang berbeda.

Baca Juga  Puan: Level PPKM Turun, Momentum Gerakkan Ekonomi Masyarakat dengan Hati-hati

“Berbeda halnya dengan kelompok bersenjata di Papua, ada banyak faksi di sana dan garis komando-nya tidak jelas. Antara satu kabupaten atau kampung lainnya tidak terhubung garis komando,” katanya.

Perbedaan karakter tersebut bukan menjadi hambatan untuk menyelesaikan suatu konflik di daerah.

“Bukan berarti itu tidak bisa diselesaikan, itu ada caranya, namun saya tidak akan beberkan secara terbuka,” ujarnya.

Sumber: detik.com

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan