Kategori
Politik

Kisah Bocah Penggiring Kerbau Jadi Jenderal Termasyhur TNI

IDTODAY NEWS – Waktu semasa kecil, tidak ada yang mengenal Jenderal TNI Oerip Soemohardjo. Walaupun namanya sangat termasyhur di Indonesia.

Sebab saat masih kecil ia bernama Muhammad Sidik. Sidik lahir di Desa Sindurejan, Purworejo sebagai putra pertama dari seorang Mantri guru di HIS yaitu Soemohardjo.

Sementara ibunya adalah seorang putri Tumenggung Wijoyokusumo, Bupati Trenggalek. Hal itu yang menjadikan Sidik bersama dua adiknya, Iskandar dan Sukirno dibesarkan dalam lingkungan keluarga terbilang mampu dan cukup terpandang kala itu.

Waktu kecil, Sidik terbilang nakal. Kemudian pada suatu hari, saat memanjat pohon kemiri, Sidik terjatuh dan tidak sadarkan diri dalam waktu yang cukup lama. Tentu berita ini sangat mencemaskan kakeknya Tumenggung Wijayakusuma sampai-sampai mengirim utusan ke Purworejo.

Utusan kakeknya itu memberitahu kepada orang tua Sidik untuk segera mengganti nama menjadi Oerip, dengan harapan ia akan hidup terus. Karena menurut kepercayaan bagi sebagian orang Indonesia, bila seorang anak sangat nakal atau sering sakit-sakitan, maka namanya harus diganti dengan nama lain.

Berdasarkan catatan sejarah yang dikutip VIVA Militer dari Museum TNI Kamis 13 Agustus 2020, meski sudah mengganti namanya, justru itu tidak mengubah kepribadian Oerip yang memiliki keberanian. Sedari kecil ia kerap menjadi pemimpin dari gerombolan anak-anak di Sindurejan.

Sehingga ia yang menentukan apa yang yang harus dilakukan teman-temannya. Suatu ketika di Purwerojo diadakan pertunjukan sirkus, Oerip memimpin teman-temannya untuk memanjat pohon. Sehingga mereka tidak perlu membayar untuk bisa menontonnya.

Kejadian lucu lainnya yang dilakukan Oerip semasa kecil adalah ia sangat senang menggiring kerbau-kerbau milik ayahnya hingga ke kota. Bahkan ia dengan bangga duduk di atas punggung seekor kerbau. Karena kejadian itu, Oerip membuat kendaraan Bupati Purworejo terpaksa berhenti.

Itu membuat sang ayah dipanggil ke kabupaten dan membuat Mantri guru itu berjanji akan melarang Oerip untuk melakukan kejadian menggiring kerbau hingga ke kota. Sejak kecil Oerip memang tidak begitu suka dengan sekolah, ia menganggap hal itu membuat kebasannya untuk bermain menjadi terhalang.

Karena itulah Oerip tidak masuk dalam deretan murid yang pandai, tapi ia tetap berhasil menyelesaikan pendidikannya di HIS. Setelah selesai, Oerip masuk sekolah Belanda untuk memperlancar bahasa Belandanya. Tapi kali ini ia terpaksa duduk satu kelas dengan anak-anak perempuan, dengan harapan orang tuanya bahwa Oerip akan menjadi anak yang tenang.

Sebab orang tua dan kakeknya yang seorang Bupati berharap bahwa kelak anak serta cucu laki-lakinya itu dapat menjadi seorang Bupati. Bahkan mereka juga berharap agar Oerip menjadi seorang laki-laki alim dan kelak bisa berangkat haji ke Mekah.

Sumber: viva.co.id

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *