IDTODAY NEWS – Pemuka agama di Australia mengungkapkan kekhawatiran akan maraknya penyebaran teori konspirasi menyesatkan seputar vaksin Covid-19. Teori-teori konspirasi ini berpotensi dapat mempengaruhi komunitas imigran untuk bersikap antipati terhadap vaksinasi.

Salah satu pemuka agama yang melontarkan kekhawatiran ini adalah Pendeta Alimoni Taumeopeau yang bekerja untuk Unit Pendidikan dan Misi Uniting. Pendeta Taumoepeau mengatakan dirinya dan para pemuka agama lain juga mengungkapkan kekhawatiran bahwa ajaran agama disalahgunakan untuk mendukung teori konspirasi anti Covid-19.

Di Pulau Pasifik Selatan misalnya, wilayah tersebut dikenal memiliki kepercayaan agama yang lebih konservatif. Mereka juga mempercayai teori konspirasi yang menghubungkan antara tindakan anti inisiatif Covid-19 dengan referensi-referensi alkitab.

“Padahal tidak ada argumen dalam alkitab yang menentang vaksin Covid-19 atau kebijakan lockdown pemerintah,” jelas Pendeta Taumoepeau, seperti dilansir The Sydney Morning Herald.

Kepercayaan penduduk Pulau Pasifik Selatan pada teori konspirasi turut berdampak pada pengendalian kasus Covid-19 di wilayah tersebut. Pendeta Taumoepeau mengatakan penduduk di Pulau Pasifik Selatan menerima dampak pandemi Covid-19 yang sangat buruk.

Saat ini, Pendeta Taumoepeau berupaya menyebarkan edukasi dan meluruskan informasi keliru yang dibawa oleh teori konspirasi. Salah satu upaya yang dia lakukan adalah memberikan edukasi bahwa vaksinasi merupakan tindakan yang aman.

Baca Juga  PKS: Distribusi Vaksin Harus Proporsional agar Herd Immunity Terwujud

Untuk semakin meyakinkan banyak warga, Pendeta Taumoepeau mendokumentasikan momen dirinya ketika menerima suntikan vaksin Covid-19 AstraZeneca. Dokumentasi foto tersebut kemudian dia unggah ke media sosial, disertai dengan ajakan agar orang lain juga ikut melakukan hal yang sama.

“Pemimpin gereja dapat memainkan peran sangat besar dalam mempromosikan pentingnya vaksinasi, mereka bisa menembus komunitas yang sering dijebak oleh teori konspirasi,” ungkap Pendeta Taumoepeau.

Baca Juga  Luhut: 54 Orang Meninggal Setelah Divaksin, Karena Rata-rata Komorbid

Moderator Uniting Church NSW/ACT Pendeta Simon Hansford juga menekankan pentingnya peran pemuka agama dalam melawan misinformasi seputar Covid-19 dan keengganan terhadap vaksin. Pendeta Hansford mengatakan banyak orang yang saat ini terpapar oleh misinformasi dan informasi bohong seputar Covid-19 dan vaksinasi.

“Masalah ini, di antaranya, menyebabkan munculnya keraguan mereka untuk menerima vaksinasi,” jelas Pendeta Hansford.

Sumber: republika.co.id

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan