Kategori
Dunia

Setelah Pakta AUKUS, China Jadikan Australia Target Serangan Nuklir

IDTODAY NEWS – Terlepas dari perpecahan internal antara negara-negara sekutu, pakta AUKUS (Australia-Inggris-Amerika Serikat) ditujukan untuk melawan China.

Dukungan Inggris dan AS agar Australia memiliki kapal selam bertenaga nuklir ditanggapi keras oleh China. Bahkan surat kabar milik Partai Komunis China, Global Times, menyebut Australia menjadi target potensial untuk serangan nuklir.

Di artikel berjudul “Nuke sub deal could make Australia potential nuclear war target”, Global Times menyebut para ahli militer China memperingatkan bahwa AUKUS dapat menjadikan Australia sebagai target serangan nuklir jika perang nuklir pecah.

“Bahkan ketika Washington mengatakan tidak akan mempersenjatai Canberra dengan senjata nuklir karena mudah bagi AS untuk melengkapi Australia dengan senjata nuklir dan rudal balistik yang diluncurkan dari kapal selam ketika Australia memiliki kapal selam”, lapor New York Post.

Jurubicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian mengatakan bahwa AUKUS sangat merusak perdamaian dan stabilitas regional, mengintensifkan perlombaan senjata, dan merusak Perjanjian Non-Proliferasi Senjata Nuklir.

“China akan memperhatikan perkembangan kesepakatan AUKUS. Negara-negara terkait harus meninggalkan Perang Dingin dan mentalitas zero-sum game mereka, jika tidak, mereka akan mengangkat batu yang jatuh di kaki mereka sendiri,” tambah Zhao.

Pada Rabu (15/9), Presiden AS Joe Biden mengumumkan kesepakatan trilateral dengan Inggris dan Australia. Pakta AUKUS itu juga menjadi titik nyala bagi goyahnya hubungan di antara negara-negara sekutu Barat, dengan memicu kemarahan Prancis.

Itu lantaran AUKUS membuat Prancis kehilangan kontrak pembuatan kapal selam konvensional dengan Australia.

Sumber: rmol.id

Kategori
Politik

Indonesia Peringkat Pertama Negara Paling Santai di Dunia

IDTODAY NEWS – Sebuah agen perjalanan asal Inggris, Lasminute.com melakukan riset dengan tajuk “Most Chilled Out Countries in The World” atau Negara Paling Santai di Dunia, dengan menobatkan Indonesia menjadi negara paling santai pertama di dunia.

Dalam riset tersebut, kata “paling santai” bukan dalam artian “malas”, melainkan santai dalam hal destinasi, sehingga cocok menjadi tempat liburan terbaik di dunia.

Riset yang dilakukan Lasminute ini mengklaim telah menganalisis dari berbagai faktor, mulai dari hak pribadi warga negara, polusi suara dan cahaya, suhu, jumlah hari libur, hingga jumlah spa di negara itu.

Berikut ini 5 negara yang masuk dalam negara paling santai di dunia versi Lastminet, sehingga bagus menjadi rekomendasi bagi wisatawan:

1. Indonesia

Negara kepulauan terbesar di dunia ini memiliki garis pantai terbesar di dunia dengan suhu rata-rata mencapai 25 derajat celsius, Indonesia dinilai paling cocok untuk menjadi destinasi bagi para pelancong mancanegara untuk menikmati kehangatan mataharinya.

Kesempurnaan destinasi di Indonesia sebagai negara paling santai di dunia ditunjang oleh beragam fasilitasnya dalam memanjakan para wisatawan mancanegara.

Lasminute juga mencatat Indonesia juga punya lebih dari 186 ruang hijau, rata-rata 30 hari libur per tahun, 66 spa di setiap daerah, dan retret kesehatan yang mudah dijumpai.

2. Australia Negara tetangga Indonesia, Australia, juga menjadi salah satu destinasi wisata yang tepat untuk bersantai. Maka, tak salah bila Australia dinilai sebagai negara paling santai kedua di dunia.

Lasminute mencatat, Australia memiliki jumlah cuti tahunan sebanyak 30 hari, memiliki 40 ribu km garis pantai, dan 187 ruang hijau yang tersebar di negeri kanguru ini.

3. Islandia (Iceland)

Peringkat ketiga diraih oleh Islandia dengan suhu rata-rata 1,75 derajat celsius. Meski begitu, Land of Fire and Ice menjadi salah satu negara terbaik untuk menikmati Northen Light.

Dari sisi lainnya seperti keamanan, Islandia juga tidak diragukan lagi dalam memberikan kenyamanannya bagi para wisman.

4. Selandia Baru (New Zealand)

Negara tetangga Australia juga masuk dalam jajaran negara rekomendasi untuk bersantai.

Maka, tak salah bila Lasminute mencatatkan Selandia Baru sebagai negara tersantai di dunia dan menempati posisi keempat.

Dengan kondisi wilayah yang mirip dengan Australia, Selandia Baru juga menawarkan berbagai obyek wisata yang layak dinikmati wisatawan mancanegara, apalagi negara ini merupakan salah satu destinasi terbaik bagi para peselancar dan obyek wisata kelautannya.

5. Sri Lanka

Negara Sri Lanka terbilang menjadi salah satu negara berkembang di Asia dengan karakter cuaca atau suhu hangat yang banyak diburu oleh para pelancong luar negeri.

Selain keindahan alam tropisnya, Sri Lanka juga memiliki garis pantai yang menawarkan kehangatan suhunya.

Sumber: kompas.com

Kategori
Dunia

Australia Kembali Perpanjang Lockdown Corona di Melbourne

IDTODAY NEWS – Otoritas kota Melbourne di negara bagian Victoria, Australia mengumumkan lockdown (penguncian) untuk keenam kalinya di kota itu, guna mengendalikan penyebaran virus Corona.

Seperti diberitakan kantor berita AFP, Kamis (5/8/2021), pemimpin atau premier Victoria, Dan Andrews mengatakan dia “tidak punya pilihan” selain membuat “pengumuman yang sangat sulit” untuk me-lockdown Melbourne dan seluruh negara bagian Victoria hingga sepekan lagi menyusul berakhirnya lockdown terakhir.

“Tidak ada dari kita yang senang berada di sini, tidak ada dari kita,” katanya. “Tidak ada alternatif selain lockdown,” imbuh Andrews.

“Alternatifnya adalah kita membiarkan ini, dan rumah sakit kita akan benar-benar kewalahan. Bukan ratusan pasien tetapi ribuan,” tuturnya.

Ketika perpanjangan lockdown Victoria dimulai pada Kamis pukul 8 malam waktu setempat, maka total lebih dari setengah dari 25 juta penduduk Australia akan kembali berada di bawah lockdown.

Enam pekan lalu, lockdown juga telah diterapkan di kota Sydney, negara bagian New South Wales. Tetapi langkah-langkah itu memiliki keberhasilan yang beragam dalam mengendalikan penyebaran virus Corona di antara populasi, yang sebagian besar tidak divaksinasi.

Pada hari Kamis (5/8), jumlah kasus infeksi baru Corona di negara bagian New South Wales tercatat sebanyak 262 kasus, angka harian terbesar sejak pandemi COVID-19 dimulai.

Pejabat-pejabat kesehatan mengatakan hampir semua kasus baru terjadi di Sydney, tetapi beberapa infeksi di distrik lain mendorong Premier negara bagian New South Wales, Gladys Berejiklian untuk memperluas lockdown ke daerah-daerah tetangga.

Saat ini, baru 20 persen warga Australia yang telah divaksinasi sepenuhnya, karena masalah pasokan yang akut dan keragu-raguan akan vaksin.

Perdana Menteri Scott Morrison telah berjanji untuk meningkatkan pengiriman vaksin pada akhir tahun, tetapi menekankan perlunya kota-kota untuk di-lockdown guna menahan penyebaran virus.

“Virus itu tidak bergerak dengan sendirinya. Orang yang tinggal di rumah memastikan virus tidak berpindah,” tegasnya.

Sumber: detik.com

Kategori
Dunia

Pemuka Agama Peringatkan Bahaya Teori Konspirasi Vaksin

IDTODAY NEWS – Pemuka agama di Australia mengungkapkan kekhawatiran akan maraknya penyebaran teori konspirasi menyesatkan seputar vaksin Covid-19. Teori-teori konspirasi ini berpotensi dapat mempengaruhi komunitas imigran untuk bersikap antipati terhadap vaksinasi.

Salah satu pemuka agama yang melontarkan kekhawatiran ini adalah Pendeta Alimoni Taumeopeau yang bekerja untuk Unit Pendidikan dan Misi Uniting. Pendeta Taumoepeau mengatakan dirinya dan para pemuka agama lain juga mengungkapkan kekhawatiran bahwa ajaran agama disalahgunakan untuk mendukung teori konspirasi anti Covid-19.

Di Pulau Pasifik Selatan misalnya, wilayah tersebut dikenal memiliki kepercayaan agama yang lebih konservatif. Mereka juga mempercayai teori konspirasi yang menghubungkan antara tindakan anti inisiatif Covid-19 dengan referensi-referensi alkitab.

“Padahal tidak ada argumen dalam alkitab yang menentang vaksin Covid-19 atau kebijakan lockdown pemerintah,” jelas Pendeta Taumoepeau, seperti dilansir The Sydney Morning Herald.

Kepercayaan penduduk Pulau Pasifik Selatan pada teori konspirasi turut berdampak pada pengendalian kasus Covid-19 di wilayah tersebut. Pendeta Taumoepeau mengatakan penduduk di Pulau Pasifik Selatan menerima dampak pandemi Covid-19 yang sangat buruk.

Saat ini, Pendeta Taumoepeau berupaya menyebarkan edukasi dan meluruskan informasi keliru yang dibawa oleh teori konspirasi. Salah satu upaya yang dia lakukan adalah memberikan edukasi bahwa vaksinasi merupakan tindakan yang aman.

Untuk semakin meyakinkan banyak warga, Pendeta Taumoepeau mendokumentasikan momen dirinya ketika menerima suntikan vaksin Covid-19 AstraZeneca. Dokumentasi foto tersebut kemudian dia unggah ke media sosial, disertai dengan ajakan agar orang lain juga ikut melakukan hal yang sama.

“Pemimpin gereja dapat memainkan peran sangat besar dalam mempromosikan pentingnya vaksinasi, mereka bisa menembus komunitas yang sering dijebak oleh teori konspirasi,” ungkap Pendeta Taumoepeau.

Moderator Uniting Church NSW/ACT Pendeta Simon Hansford juga menekankan pentingnya peran pemuka agama dalam melawan misinformasi seputar Covid-19 dan keengganan terhadap vaksin. Pendeta Hansford mengatakan banyak orang yang saat ini terpapar oleh misinformasi dan informasi bohong seputar Covid-19 dan vaksinasi.

“Masalah ini, di antaranya, menyebabkan munculnya keraguan mereka untuk menerima vaksinasi,” jelas Pendeta Hansford.

Sumber: republika.co.id

Kategori
Politik

Sebut Banyak Isu yang Ganggu Pemerintah, Mahfud Singgung Virus Corona Konspirasi

IDTODAY NEWS – Menko Polhukam Mahfud Md mengatakan bahwa ada isu-isu yang mengganggu pemerintah dalam menangani pandemi Covid-19. Salah satunya, isu bahwa virus corona adalah konspirasi.

“Ada isu-isu yang kadang kala mengganggu pemerintah, pertama, virus Corona itu bohong, virus Corona itu konspirasi. Nah, masih ada yang bilang begitu. Ketika kita tanya konspirasinya siapa? Wah, itu konspirasi orang kafir untuk menghancurkan orang Islam, ada yang bilang begitu,” kata Mahfud saat silaturahmi virtual dengan alim ulama, pengasuh Ponpes, pimpinan ormas lintas agama, dan forkopimda se-Jawa Tengah, Sabtu (31/7).

“Nah, ternyata Saudara, yang kena itu justru orang kafirnya sendiri lebih banyak, orang yang tidak Islam itu lebih banyak, India ya itu orang Hindu, China itu komunis, Amerika, Jerman, dan sebagainya, Jepang, Australia itu tidak Islam,” sambungnya.

Selain itu, Mahfud mengatakan bahwa ada yang menganggap Covid-19 sebagai kospirasi pedagang obat.

“Bahwa konspirasi pedagang (obat), ya seumpama itu benar, wong pedagang-pedagangnya sendiri juga kena gitu ya dan kalau obat itu ada, penyakit itu ada, karena permainan dagang, kan harus kita hadapi juga karena itu berbahaya secara medis,” ujarnya.

Bahkan ada orang yang menjadi korban hoaks Covid-19. Mahfud menyebut ada orang yang mendatangi pasien Covid-19 di rumah sakit lalu tertular.

“Bahkan juga ada orang datang ke rumah sakit, ‘bohong tuh, mana, saya mau ketemu sama yang kena virus, memberi tahu saya, nantang saya, mau hirup ininya’. Ternyata akhirnya jadi korban juga,” ucapnya.

Mahfud menyebut masih banyak hoaks tentang Covid-19 yang bermunculan.

“Hoaks, ada orang yang kalau divaksin orang akan meninggal dalam waktu 2 tahun. Orang meneliti vaksin itu lama sekali uji klinisnya 1, 2, 3 itu agar tidak membahayakan orang dalam waktu tertentu, agar aman. Itu semua yang kita hadapi sejak awal perjalanan COVID. Sekarang kesadaran sudah mulai muncul,” kata Mahfud.

Sumber: jitunews.com

Kategori
Dunia

Australia Bantu Warga yang Terdampak COVID Hingga Rp8 Juta per Minggu

IDTODAY NEWS – Warga Sydney yang kehilangan waktu kerja lebih dari 20 jam akan mendapatkan tambahan bantuan uang A$150, atau sekitar Rp1,6 juta, per minggu. Sehingga total bantuan yang diterima menjadi A$750 atau sekitar Rp8 juta per minggu.

Sedangkan warga yang kehilangan waktu kerja di bawah 20 jam akan mendapatkan tambahan A$75, atau sekitar Rp800 ribu, per minggu. Total mereka akan mendapat A$450 (Rp4,8 juta) per minggu.

Hal ini disampaikan oleh Perdana Menteri Australia Scott Morrison hari Rabu (28/7), setelah Kota Sydney dan wilayah lainnya di negara bagian New South Wales (NSW) memutuskan untuk memperpanjang ‘lockdown’ hingga 28 Agustus.

Bantuan bencana pandemi juga akan diperluas bagi warga yang selama ini menerima tunjangan kesejahteraan, seperti tunjangan generasi muda atau tunjangan untuk pengasuh.

Mereka akan menerima bantuan A$200, atau lebih dari Rp2 juta seminggu jika kehilangan lebih dari delapan jam kerja.

Bantuan tersebut akan diberikan tanpa mempengaruhi tunjangan yang mereka terima selama ini.

“Prioritasnya adalah memastikan kehadiran pemerintah untuk mendukung mereka yang membutuhkan,” ujar PM Morrison.

“Karena inilah tugasnya kita, kita akan jalani lockdown, dan di sisi lain akan kembali berdiri dengan kuat. Itulah yang kita alami tahun lalu,” jelasnya.

Tambahan bantuan akan disalurkan mulai awal minggu depan, tapi PM Australia mengatakan bantuan akan tersedia mulai minggu pertama jika ‘lockdown’ terjadi lagi di masa depan.

Sejalan dengan skema bantuan keuangan ‘JobKeeper’

PM Morrison mengatakan kebijakan ini akan membebani pemerintah federal sekitar A$750 juta, atau lebih dari Rp8 miliar seminggu.

Jumlah bantuan bencana saat ini sama dengan bantuan sebelumnya, yaitu ‘JobKeeper’, tapi Perdana Menteri menolak untuk memberlakukan kembali skema yang telah dihentikan itu.

“Itu bukan solusi yang tepat untuk masalah yang kita hadapi sekarang,” kata PM Morrison.

“Kami tidak berurusan dengan wabah pandemi di seluruh Australia. Yang kita lakukan sekarang ini fokus pada di mana kebutuhan itu diperlukan, sehingga bisa diterapkan dan diberhentikan setiap saat,” katanya.

“JobKeeper tidak memiliki fleksibilitas seperti itu,” tambahnya.

PM Morrison juga memperkirakan rencana pembayaran dapat berubah kembali sewaktu-waktu.

“Anda ingat tahun lalu JobKeeper bukanlah pengumuman pertama kami. Itu pengumuman ketiga kami,” katanya.

Pmerintah NSW dan Pemerintah Federal Australia juga mengumumkan tambahan pembayaran untuk kalangan pengusaha, dengan nilai mencapai A$100.000 per minggu untuk bisnis yang terdampak namun tetap mempertahankan staf mereka.

Pengusaha di Sydney bingung soal bantuan

Sementara itu, kalangan pengusaha di Sydney mengatakan pembayaran bantuan keuangan dari pemerintah tidak sesuai dengan kenyataan.

Pembayaran ‘JobSaver COVID-19’ yang ditujukan untuk pengusaha di negara bagian itu, dikeluhkan oleh sejumlah pengusaha karena proses aplikasi yang rumit dan membingungkan.

Bahkan pengusaha yang telah berhasil melalui proses aplikasi masih harus menunggu uang tunai yang sangat dibutuhkan.

Direktur firma akuntan PRS Partners, Nathan Durrant, menyebutkan melamar bantuan ‘JobSaver’ telah membuat frustrasi para akuntan dan klien mereka.

“Kami merasa kesulitan tanpa adanya panduan yang jelas untuk memastikan bahwa klien kami memenuhi kriteria atau tidak,” kata Nathan.

Dia mengatakan kriteria kelayakan untuk pembayaran dukungan masih membingungkan.

Misalnya, tidak jelas apakah kerugian 30 persen dalam omzet usaha, dari tahun anggaran 2020, didasarkan pada metode akuntansi tunai atau akrual.

Dengan kata lain, apakah perhitungan ini didasarkan pada uang tunai untuk layanan yang diberikan, atau hanya berupa faktur yang dapat diproses beberapa minggu dari sekarang?

“Jadi, ada rasa frustrasi di kalangan klien,” katanya.

“Mungkin industri yang paling berat tantangannya adalah industri konstruksi. Sebagian besar dari mereka akan memberikan layanan berdasarkan faktur,” tambah Nathan.

Dalam sebuah pernyataan, Juru Bicara Departemen Keuangan mengatakan kepada ABC, “Semua usaha, termasuk perusahaan jasa keuangan, dapat mengajukan ‘JobSaver’ jika mereka memenuhi persyaratan.”

Sumber: abc.net.au

Kategori
Dunia

Perusahaan Oksigen di China Dapat Lonjakan Pesanan dari Indonesia

IDTODAY NEWS – Ketika India mengalami lonjakan kasus COVID-19, perusahaan generator China kebanjiran pesanan dari India hingga kewalahan. Kini, pesanan datang dari Indonesia.

Menurut laporan ABC Australia, Selasa (13/7/2021), dua negara yang sedang banyak pesan ke China adalah Indonesia dan Myanmar. Satu perusahaan di Shenzhen membuat hingga 5.000 generator untuk memenuhi permintaan.

Pihak perusahaan mengakui adanya meningkatnya pesanan” dari Indonesia dan Myanmar, seperti yang dilaporkan harian Global Times di China.

Dalam laporan tersebut disebutkan Deng, seorang manajer di perusahaan pembuat generator oksigen di China, mengatakan pihaknya mulai menerima pesanan baru dari Indonesia Selasa pekan lalu.

Ia mengaku menerima pesanan mesin oksigen sebanyak total 5.000 unit dari Indonesia dan Myanmar.

Tetapi Dang mengaku jika ada kekurangan bahan baku di hulu rantai pasokan karena lonjakan pesanan dari India, yang membuat sulit untuk memperluas produksi dalam waktu singkat.

Seorang staf pembuat alat kesehatan di Changzhou, Provinsi Jiangsu, di timur China, yang juga memiliki pabrik di Indonesia, mengatakan meningkatnya penularan COVID-19 di Asia Tenggara mendorong peningkatan pesanan.

“Jumlah pesanan tabung kami yang dapat digunakan untuk menampung sampel uji asam nukleat COVID-19 meningkat baru-baru ini,” kata staf tersebut.

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Sempat Kirim Bantuan ke India

Bulan Mei lalu, Pemerintah Indonesia, melalui kerja sama Asosiasi Gas Industri Indonesia sebagai produsen utama gas oksigen di Indonesia, pernah mengirimkan bantuan 3.400 tabung oksigen senilai kurang lebih Rp2 miliar ke India.

Saat itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, bantuan tabung berisi oksigen ke India tidak akan mengganggu pasokan oksigen di dalam negeri.

“Ini sudah mempertimbangkan kebutuhan dalam negeri, jadi tidak akan mengganggu pasokan oksigen nasional,” ujarnya (11/5).

Dua bulan berselang, Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitann mengalihkan 100 persen oksigen industri untuk kesehatan, sambil menyiapkan skenario terburuk untuk suplai oksigen, obat, rumah sakit dan kebutuhan lainnya jika penularan terus meningkat.

Merespons situasi terkini di RI, Duta Besar Republik Indonesia untuk China, Djauhari Oratmangun, mengatakan kepada Global Times pada Minggu (11/6) bahwa KBRI telah berkoordinasi dengan Jakarta untuk bekerja sama dengan beberapa perusahaan di China untuk pengadaan alat kesehatan.

“Dalam rangka donasi, kami akan memfasilitasi prosedur ekspor mesin oksigen dan APD lainnya untuk masuk ke Indonesia,” kata Djauhari.

Sumber: liputan6.com