IDTODAY.CO – Jurnalis sekaligus presenter ternama, Najwa Shihab, menyesalkan tindakan Ali Mochtar Ngabalin yang mengunggah potongan video versi hoax dirinya.
Adapun potongan video yang diunggah Ngabalin, sang Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP), berjudul ‘Gerabak-Gerubuk Urus Pagebluk’ yang tayang dalam episode Mata Najwa, 22 September 2020 silam.
Najwa lantas menjelaskan bahwasanya video tersebut telah melalui proses editing dan manipulasi sedemikian rupa oleh pihak tak bertanggung jawab.
“Versi hoaks itu menggabungkan konten yang sebenarnya berasal dari dua segmen Mata Najwa yang berbeda (segmen 2 dan segmen 3), juga gabungan jawaban Pak Luhut atas pertanyaan-pertanyaan saya yang juga berbeda-beda,” jelas Najwa, seperti dikutip terkini.id dari CNN Indonesia pada Sabtu, 10 Juli 2021.
Nana sapaan akrabnya itu mengatakan bahwa video utuhnya sengaja dipotong untuk memutilasi konteks.
Ia juga menyebutkan bahwa sebenarnya ada dua konteks yang sengaja ‘dimutilasi’ oleh pembuat cuplikan video tersebut.
Pertama, yaitu pernyataan Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan yang menyinggung soal ‘banyak pemimpin-pemimpin kita ini, intelektual-intelektual kita ini, yang asal mudah saja bicara ….’
“Itu konteksnya untuk menjawab pertanyaan saya yang merujuk peringatan WHO (Badan Kesehatan Dunia di bawah PBB) dan sejumlah pakar yang mewanti-wanti agar vaksin jangan dianggap sebagai solusi ajaib,” sambung Najwa.
Kedua, yaitu pernyataan Luhut yang dimulai dengan kalimat, ‘kau sebagai warga negara renungkan tindakanmu dalam situasi krisis’.
Nana menjelaskan bahwa itu konteksnya adalah ketika mereka membahas kegiatan-kegiatan politik yang mengumpulkan banyak orang.
“Pernyataan Luhut itu menjawab pernyataan spesifik saya tentang Deklarasi KAMI di Magelang yang dilakukan sepekan sebelum Mata Najwa episode ‘Gerabak-Gerubuk Urus Pagebluk’.”
Lebih lanjut, putri dari mantan Menteri Agama Quraish Shihab itu mengakui bahwa dirinya kerap diserang dengan menggunakan konten Mata Najwa.
Ia menyebut cara kerjanya sama, yaitu dengan memotong dan menggabung-gabungkannya menjadu video utuh yang dilengkapi dengan keterangan menghasut.
“Lalu dibumbui caption-caption lebay dan menghasut dan lantas didistribusikan selalu dan mula-mula oleh akun-akun pendengung.”
Najwa pun menilai bahwa video versi hoax yang diunggah oleh Ngabalin adalah contoh nyata manipulasi informasi yang sengaja disebarkan untuk memperkeruh keadaan.
“Saya sangat menyesalkan manipulasi informasi ini juga diamplifikasi dan dikomentari oleh pejabat publik,” tutur Najwa Shihab lagi.
Oleh karena itu, ia merasa jikalau usaha untuk menjernihkan ruang publik semakin berat lantaran bahkan pejabat-pejabat sekalipun banyak yang gampang termakan informasi palsu, sama halnya dengan Ngabalin.
“Berat sekali usaha kita untuk menjernihkan ruang publik dari distorsi dan manipulasi jika banyak pejabat gampang termakan informasi-informasi palsu seperti ini,” tandasnya.
Sebagai informasi, sebelumnya, tepatnya pada Jumat kemarin, 9 Juli 2021, Ngabalin mengunggah potongan video Najwa berdurasi 45 detik di akun Twitter miliknya.
Dalam video itu, Najwa tampak tengah berdebat dengan Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi, yakni Luhut Binsar Pandjaitan.
Ngabalin lantas memberi keterangan pada unggahan tersebut dengan menyebut bahwa sampah-sampah demokrasi-lah yang meminta Presiden Joko Widodo alias Jokowi mundur dari jabatannya.
Sumber: terkini.id