Kategori
Politik

Arab Sudah Buka Pintu Haji, Cak Imin Sayangkan QR Code Indonesia Masih Bermasalah

IDTODAY NEWS – Keputusan Pemerintah Kerajaan Arab Saudi menerima vaksin Sinovac dan Sinopharm senagai syarat masuk Arab Saudi untuk umrah dan haji harus disambut baik. Pasalnya, karena dua vaksin yang sebelumnya ditolak Arab Saudi, jamaah haji dan umrah asal Indonesia urung berangkat.

Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Abdul Muhaimin Iskandar mengatakan, keputusan itu adalah kabar baik. Walaupun, Kemenkes Arab Saudi meminta seluruh pengguna dua jenis vaksin di atas harus menerima booster salah satu dari empat jenis vaksin Covid-19 yang diakui Arab, yaitu AstraZeneca, Pfizer, Johnson & Johnson, dan Moderna.

“Tentu ini kabar baik, terutama bagi calon-calon jemaah umrah Indonesia. Kita sangat bersyukur atas keputusan Saudi menerima Sinovac dan Sinopharm sebagai vaksin Covid-19. Meskipun masih perlu booster ya,” kata Cak Imin, saapan karibnya, Rabu (22/9).

Cak Imin memandang, keputusan Arab Saudi tersebut menjadi sinyal ibadah umrah akan segera dibuka normal bagi seluruh warga muslim dunia, termasuk bagi Indonesia. Menurutnya, umat Islam seluruh dunia sudah lama memendam rindu bisa beribadah di Tanah Suci.

“Kita semua dan juga dunia tentu menanti-nanti umrah bisa segera dilaksanakan. Semua rindu Tanah Suci. Saya harap dengan munculnya kebijakan ini umrah bisa segera dilaksanakan dan berjalan lancar,” terangnya.

Hanya saja, Wakil Ketua DPR RI inu mengaku kecewa saat mendengar kabar terkait quick response code (QR code) pada sertifikat vaksin Covid-19 Indonesia belum bisa dibaca sistem Arab Saudi. Padahal, QR code tersebut dibutuhkan sebagai syarat melaksanakan umrah.

“Itu kita sesalkan bersama, saat vaksin Sinovac sudah mendapat lampu hijau, ini malah barcode vaksin kita masih mental. Ya seharusnya sistem kesehatan kita bukan cuma terintegrasi di sini saja, tapi seluruh dunia,” katanya.

Dia pun mendesak ada komunikasi dari Pemerintah Indonesia keapda Arab Saudi untuk mencari jalan keluar dari permasalah QR Code vaksin Covid-19 tersebut.

“Saya minta masalah itu segera diatasi. Jangan sampai nanti kita sudah tiba di Arab, tapi malah terkendala soal barcode vaksin yang nggak terbaca,” pungkasnya.

Sumber: rmol.id

Kategori
Dunia

Arab Saudi Cegat Serangan Rudal yang Ditembakkan dari Yaman

IDTODAY NEWS – Pihak berwenang Arab Saudi mengatakan bahwa mereka telah mencegat dua rudal balistik yang ditembakkan dari negara tetangga Yaman. Rudal itu disebut menargetkan provinsi di timur dan Najaran di selatan.

“Dua serangan rudal balistik dicegat, bersama dengan tiga drone jebakan,” kata koalisi pimpinan Saudi yang memerangi pemberontak Houthi di Yaman, seperti dilansir AFP, Minggu (5/9/2021).

Televisi Al-Ekhbariya yang dikelola pemerintah juga melaporkan penyadapan tersebut, mengutip koalisi yang mengatakan akan mengambil ‘tindakan tegas’ untuk melindungi warga sipil.

Tidak ada laporan mengenai korban, tetapi serangan itu terjadi empat hari setelah sebuah pesawat tak berawak menghantam bandara internasional Abha di selatan, melukai delapan orang dan merusak sebuah pesawat sipil.

Kejadian itu juga terjadi beberapa jam sebelum Hans Grundberg, utusan baru PBB untuk Yaman, secara resmi menjalankan tugasnya.

Arab Saudi melakukan intervensi dalam perang Yaman atas nama pemerintah yang diakui secara internasional pada tahun 2015, tak lama setelah Houthi merebut Sanaa.

Pemberontak sekutu Iran telah berulang kali menargetkan Arab Saudi dalam serangan lintas perbatasan. Pada bulan Agustus, pemberontak meningkatkan operasi tersebut, menggunakan drone dan rudal.

Konflik Yaman yang parah telah merenggut puluhan ribu nyawa dan membuat jutaan orang mengungsi, yang mengakibatkan apa yang disebut PBB sebagai krisis kemanusiaan terburuk di dunia.

Sementara PBB mendorong untuk mengakhiri perang, Houthi telah menuntut pembukaan kembali bandara Sanaa, ditutup di bawah blokade Saudi sejak 2016, sebelum gencatan senjata atau negosiasi.

Sumber: detik.com

Kategori
Dunia

Serangan Drone Hantam Bandara Arab Saudi, 8 Orang Luka-luka

IDTODAY NEWS – Serangan drone (pesawat tak berawak) menghantam bandara Abha, Arab Saudi. Delapan orang terluka dalam serangan drone itu.

Menyusul serangan yang dilaporkan sebelumnya, “sebuah drone kedua yang mencoba menyerang Bandara Internasional Abha telah dicegat dan ditembak jatuh”, kata koalisi pimpinan Saudi dalam sebuah pernyataan yang disiarkan oleh saluran televisi Al-Ekhbariya.

“Delapan orang terluka dan sebuah pesawat sipil rusak, menurut informasi awal,” imbuh koalisi Saudi yang memerangi kelompok pemberontak Houthi di Yaman, seperti diberitakan AFP, Selasa (31/8/2021).

Koalisi Saudi mengatakan bahwa serangan kedua di bandara tersebut “merupakan kejahatan perang”. Sebelumnya, koalisi Saudi juga berhasil mencegat drone peledak pada hari sebelumnya.

Menurut El-Ekhbariya, setelah koalisi mencegat serangan drone pertama, pecahan peluru menghantam bagian bandara dekat landasan pacu.

Disebutkan bahwa penerbangan telah dihentikan sementara “untuk memastikan keselamatan pesawat yang masuk dan berangkat, serta warga sipil di bandara”.

Belum ada komentar dari kelompok Houthi mengenai serangan drone tersebut.

Arab Saudi melakukan intervensi dalam perang Yaman untuk mendukung pemerintah yang diakui secara internasional pada tahun 2015, tak lama setelah Houthi merebut ibu kota Sanaa.

Pemberontak sekutu Iran tersebut telah berulang kali menargetkan kerajaan Saudi dalam serangan lintas perbatasan.

Pada Agustus ini, Houthi meningkatkan serangan tersebut, menggunakan drone dan rudal.

Konflik Yaman telah merenggut puluhan ribu nyawa dan membuat jutaan orang mengungsi, yang mengakibatkan apa yang disebut PBB sebagai krisis kemanusiaan terburuk di dunia.

Sumber: detik.com

Kategori
Politik

Menag Akan Berkunjung ke Arab Saudi, Ini Sejumlah Hal yang Akan Dibahas…

IDTODAY NEWS – Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas berencana melakukan kunjungan ke Arab Saudi pada akhir Agustus 2021.

Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah Kementerian Agama (Kemenag) Khoirizi mengatakan, kunjungan itu dilakukan dalam rangka memenuhi undangan Kementerian Agama Saudi, bukan Kementerian Haji dan Umrah Saudi.

“Informasi ini (kunjungan ke Arab Saudi) benar adanya,” kata Khoirizi dalam diskusi daring, Kamis (26/8/2021).

Meski demikian, kunjungan tersebut juga menjadi kesempatan untuk melobi Pemerintah Arab Saudi terkait izin umrah Indonesia yang hingga kini masih ditangguhkan akibat situasi pandemi Covid-19.

“Itu kita manfaatkan untuk membicarakan umrah untuk Indonesia, kesempatan ini kita gunakan sedemikan rupa, tapi bukan hanya umrah tapi juga haji 2022,” ujar dia.

Khoirizi menegaskan hingga kini Indonesia belum diperbolehkan untuk mengirim jemaah umrah ke Arab Saudi.

Walupun, ia mengatakan, saat ini Saudi telah mencabut larangan masuk bagi WNI. Akan tetapi, kebijakan itu hanya berlaku sebatas bagi WNI yang bermukim di Mekkah (mukimin) dan kalangan ekspatriat.

“Betul negara Arab Saudi sudah membuka penerbangan bagi tujuh negara yang ter-suspend selama ini. Tetapi itu untuk sebatas mukimin dan ekspatriat,” ujarnya.

Khoirizi menjelaskan, dengan adanya pencabutan itu maka orang yang bisa masuk ke Arab Saudi adalah yang mempunyai izin tinggal.

Begitu pula dengan mukimin yang ada di Arab Saudi ingin kembali ke Indonesia artinya sudah bisa pulang ke Tanah Air.

“Begitu juga dengan tenaga kerja, ekspatriat tadi,” ujarnya.

Oleh karena itu, ia menegaskan sampai saat ini Indonesia belum diperbolehkan menyelenggarakan ibadah umrah dan belum ada aturan apapun tentang penyelenggaraan tersebut.

Sumber: kompas.com

Kategori
Politik

Asosiasi Diminta Desak Menag Lobi Arab Agar Jamaah Umrah Indonesia Bisa Berangkat

IDTODAY NEWS – Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, menerima audiensi pengurus Afiliasi Mandiri Penyelenggara Umrah Haji Indonesia (AMPUH) di Kantor DPD RI, Kompleks Parlemen, Senayan, Senin (23/8/2021).

Hadir dalam kesempatan itu, Ketua Umum AMPUH Dr Abdul Aziz, Wawan Suhada (Sekjen), Dhobith K Umam (Wakil Ketua Umum), M Fachri (Wasekjen) dan pengurus lainnya. Ketua DPD RI ditemani Ketua Komite I DPD RI Fachrul Razi.

Ketua Umum AMPUH Abdul Azis mengapresiasi berbagai statemen Ketua DPD yang sangat berpihak pada calon jemaah umrah dan haji.

Namun, AMPUH mengeluhkan belum dibukanya akses bagi jemaah umrah Indonesia.

“Banyak negara sudah diperbolehkan umrah, sedangkan jemaah Indonesia belum bisa berangkat juga. Makanya AMPUH minta bantuan ke DPD agar sampaikan ke pemerintah untuk melakukan lobi government to government sehingga calon jemaah umrah Indonesia bisa berangkat ke sana,” ujar Abdul Azis.

AMPUH juga berharap agar Arab Saudi mengakui vaksin Sinovac. Sebab dari 150 penyelenggara umrah dan haji di bawah AMPUH, sekitar 90 persen calon jemaahnya divaksin Sinovac.

Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, mengaku prihatin dengan kondisi ketidakpastian yang terjadi sekarang terkait nasib jemaah umrah dan haji Indonesia.

“Pemerintah seperti tidak berpihak dengan rakyat. Calon jemaah umrah dan haji Indonesia ini sudah lama tertunda. Mereka sudah sangat rindu Tanah Suci. Sementara nasibnya seperti terombang-ambing tidak ada kejelasan,” kata LaNyalla.

LaNyalla menjelaskan bahwa dirinya sudah seringkali berbicara di media agar Kementerian Agama melakukan lobi terkait hal tersebut. Namun, ia berharap para pengusaha travel umrah dan haji juga bersatu menanyakan hal itu.

“Saya minta juga kepada asosiasi penyelenggara umrah dan haji yang ada untuk mendesak Menteri Agama agar ini ditangani. Sekarang jangan tunggu info dari Kemenag, mereka harus digedor supaya tidak diam saja seperti sekarang ini. Kasian rakyat, mereka perlu kejelasan,” ujarnya lagi.

Seperti diketahui pemerintah Arab Saudi sudah membuka pelaksanaan umrah untuk jemaah internasional mulai Senin (9/8/2021).

Namun Indonesia masih termasuk ke dalam negara yang menghadapi larangan perjalanan ke Arab Saudi bersama negara lainnya seperti India, Pakistan, Mesir, Argentina, Brazil, Afrika Selatan, Uni Emirat Arab, Ethiopia dan Vietnam.

Sumber: jitunews.com

Kategori
Politik

Menag Yaqut Sebut Daftar Haji Sekarang Baru Bisa Berangkat 27-30 Tahun Lagi

IDTODAY NEWS – Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas mengungkapkan daftar tunggu haji bagi calon Jemaah di Indonesia rata-rata mencapai 27 tahun-30 tahun.

“Kalian tahu rata-rata tunggu (haji di Indonesia -red) sekarang itu 27 tahun. Jadi kalau daftar haji sekarang, 27 tahun lagi baru berangkat. Jawa Tengah malah 30 tahun rata-rata,” ucap Yaqut seperti dikutip dari Kompas.com, Jumat (20/8/2021).

Menag Yaqut menuturkan untuk memperpendek jumlah tahun antrean diperlukan izin dari Arab Saudi untuk membuka kembali kesempatan beribadah bagi warga negara Indonesia. Termasuk, menambah jumlah kuota bagi calon Jemaah Haji Indonesia untuk beribadah ke tanah suci.

“Ya dibuka dulu di sana, di Saudi dibuka dulu jemaah hajinya, kuotanya ditambah, baru itu bisa memperpendek jumlah tahun antrean, itu solusinya,” ujarnya.

Dalam pernyataannya, Yaqut mengungkapkan dirinya akan pergi ke Arab Saudi untuk membahas pelaksanaan ibadah haji pada akhir Agustus ini.

Mengingat hingga saat ini pemerintah Arab Saudi belum juga memberikan kepastian waktu pelaksanaan ibadah haji, khususnya bagi calon jemaah haji Indonesia.

“Yang punya kewenangan kan Saudi bukan saya, makanya saya harus ke sana dulu untuk memastikan. Sebelum saya ke sana kan saya enggak bisa memastikan,” kata dia.

Dia berharap keinginannya mengunjungi Arab Saudi untuk membahas kesempatan ibadah haji bagi warga negara Indonesia mendapatkan izin dari Presiden Joko Widodo.

“Kita penginnya haji umrah bisa berangkat, sementara sekarang aturannya belum memungkinkan, aturan pemerintah Saudi ya,” kata Yaqut.

“Oleh karena itu saya harus ke sana untuk bicara bagaimana ini jalan tengahnya, supaya jamaah umrah kita bisa berangkat, jamaah haji bisa berangkat.”

Hingga saat ini, Yaqut pun menuturkan pendaftaran haji bagi masyarakan Indonesia terpaksa ditutup untuk sementara. Penutupan, sambungnya, dilakukan hingga pemerintah Indonesia mendapat kejelasan kapan Arab Saudi membuka kesempatan bagi warga Indonesia untuk beribadah ke tanah suci.

“Ya tunggu kepastian (Arab Saudi), kalau daftarnya dibuka, hajinya enggak pasti. Daftar buat apa duitnya? kan begitu, kita buka setelah ada kepastian. Ini untuk melindungi umat terutama jamaah haji,” ucapnya.

Sumber: kompas.tv

Kategori
Politik

5 Negara Pertama Mengakui Kemerdekaan Indonesia, Masya Allah Semua Negara Islam

IDTODAY NEWS – Daftar negara pertama mengakui Kemerdekaan Indonesia. Salah satunya Arab Saudi. Indonesia merdeka 17 Agustus 1945.

Pembacaan teks Proklamasi Kemerdekaan Negara Republik Indonesia oleh Soekarno menandakan berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai salah satu Negara berdaulat seperti Negara-negara lain di dunia.

Berikut lima negara pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia.

1. Mesir

Mesir adalah negara pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia.

Pengakuan tersebut dinyatakan pada 22 Maret 1946. Pengakuan tersebut diperoleh melalui lobi politik melalui diplomat yang diutus Soekarno.

Dukungan Mesir dalam mengakui kemerdekaan Republik Indonesia juga disampaikan secara langsung oleh Konsul Jenderal Mesir, Muhammad Abdul Mu’im, saat datang ke Yogyakarta pada 13-16 Maret 1947.

Secara de jure, Mesir mengakui kedaulatan negara RI pada 10 Juni 1947 setelah menunjuk HM Rasjidi sebagai kuasa usaha RI, serta membuka Kedutaan Besar di Kairo.

Sejak saat itu negara yang terletak di benua Afrika terus menjalin hubungan diplomatik dengan Indonesia sampai saat ini.

2. Lebanon

Dari Mesir, delegasi RI kemudian melanjutkan misinya ke Lebanon. Lebanon akhirnya mengakui kemerdekaan dan kedaulatan Indonesia tanggal 29 Juli 1947.

3. Arab Saudi

Saat Belanda melakukan Agresi militer kepada Indonesia, Sutan Syahrir menghadap ke markas Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) untuk memperjuangkan kemerdekaan.

Bahkan, Syahrir meminta Agus Salim untuk memperkuat delegasi RI di PBB. Agus Salim Salim lantas memerintahkan HM Rasjidi untuk melobi Arab Saudi.

Hingga akhirnya Raja Abdul Azis memberikan surat pengakuan Kerajaan Arab Saudi terhadap kemerdekaan RI.

Peristiwa bersejarah tersebut terjadi pada 24 November 1947.

4. Suriah

Saat Indonesia mendapat agresi militer Belanda, Suriah menjadi salah satu anggota Liga Arab memperjuangkan Indonesia dalam sidang PBB 1947. Hingga akhirnya agresi dihentikan lewat perundingan damai.

Hubungan Indonesia dan Suriah terjalin dengan baik sejak negara itu memberikan pengakuannya. Namun hubungan tersebut terhenti saat Suriah mengalami konflik pada 2011. Meski demikian kedua negara masih saling mendukung.

5. Yaman

Yaman termasuk dalam daftar negara pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia.

Pengakuan terhadap kemerdekaan Indonesia diberikan Yaman tanggal 3 Mei 1948.

Itulah daftar lima negara pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia. Dirgahayu Indonesia!

Tanda Indonesia merdeka dan berdaulat juga ditandai dengan adanya negara pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia.

Selain Proklamasi, berdirinya sebuah negara juga memerlukan beberapa syarat.

Dalam tulisan Randhi Satria Dosen Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret setidaknya ada 4 syarat berdirinya sebuah negara seperti dikutip dari berbagai sumber.

Negara berdaulat harus memiliki wilayah
Negara berdaulat harus memiliki rakyat
Negara berdaulat harus memiliki pemerintahan
Negara berdaulat harus mendapatkan pengakuan dari Negara lain

Poin keempat adalah poin yang penting. Sebab, pengakuan dari negara lain berarti juga mengakui eksistensi tiga poin lainnya.

Setelah Indonesia menyatakan kemerdekaannya, ada beberapa negara yang juga langsung mengakuinya.

Sumber: suara.com