Kategori
Politik

Indeks Demokrasi Jakarta Tertinggi, Refly Harun Curiga BPS Bakal Dicap Kadrun

IDTODAY NEWS – Pakar hukum tata negara, Refly Harun mengapresiasi pencapaian DKI Jakarta sebagai provinsi dengan indeks demokrasi tertinggi di Indonesia, yakni sebesar 89,21. Jakarta di bawah kepemimpinan Anies Baswedan selalu meraih posisi teratas dalam hal ini.

Refly menduga akan ada kelompok yang menuding Badan Pusat Statistik (BPS) sebagai ‘kadrun’ atau ‘taliban’.

“Wah luar biasa ya. Ini dari BPS, apakah BPS nya kadrun? Atau Taliban, disusupi Taliban atau radikal gitu ya,” kata Refly Harun, dikutip dari kanal YouTube-nya, Senin (6/9).

Dia menyadari Anies Baswedan selalu dicurigai sebagai ekstremis karena berhadapan dengan pihak Istana.

“Pokoknya yang berbau Anies Baswedan selalu dicurigai sebagai ekstrem kanan. Apa kabar mereka yang tidak suka dengan Anies Baswedan? Karena memang fenomena Anies ini adalah fenomena yang aneh ya, selalu dihadap-hadapkan dengan istana,” jelasnya.

Sumber: jitunews.com

Kategori
Politik

Politisi Demokrat Sindir Jokowi soal Pertumbuhan Ekonomi, Teddy Gusnaidi: Ingat, Tuhan Tidak Suka

IDTODAY NEWS – Pegiat media sosial, Teddy Gusnaidi mengomentari politikus Partai Demokrat yang menyindir Presiden Joko Widodo (Jokowi) soal pertumbuhan ekonomi Indonesia yang kini disebut berhasil keluar dari resesi.

Teddy Gusnaidi membalas sindiran itu dengan mengutip kalimat yang beberapa kali diucapkan oleh Ketua Majelis Tinggi Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), yakni “Tuhan Tidak Suka”.

Mantan politisi Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) itu menilai bahwa posisi Jokowi di mata pengkritiknya memang selalu salah.

Menurut Teddy, ketika awal pandemi muncul dan pertumbuhan ekonomi Indonesia turun, Jokowi disalahkan.

Padahal, lanjut Teddy, masalah pandemi Covid-19 dan ekonomi saat itu juga terjadi di seluruh dunia.

“Akan tetapi ketika terjadi pertumbuhan ekonomi padahal pandemi sedang melonjak tinggi dibandingkan awal, tetap saja salah Jokowi,” katanya melalui akun Twitter TeddyGusnaidi pada Minggu, 8 Agustus 2021.

“Ingat, Tuhan Tidak suka,” sambungnya.

Sebelumnya, politisi Partai Demokrat, Rachland Nashidik mengomentari soal tumbuhnya ekonomi Indonesia hingga keluar dari resesi.

Rachland menyindir bahwa pencapaian ini tidak patut dirayakan karena biaya untuk mencapainya adalah ratusan ribuan nyawa rakyat.

“Saya tak yakin kita patut rayakan. Ekonomi keluar dari resesi dengan biaya hampir 100 ribu nyawa warga negara-30 ribu pada bulan Juli,” katanya melalui akun Twitter RachlanNashidik pada Kamis, 5 Agustus 2021.

Rachland mengatakan itu sekaligus sebagai respons terhadap rekan separtainya, Andi Arief yang menjabat sebagai Kepala Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Demokrat.

Melalui akun Twitternya, Andi Arief mengucapkan selamat kepada Badan Pusat Statistik (BPS) yang sudah menbumumkan pertumbuhan ekonomi 3 persen kuartal 2, tahun 2021.

“Sejak pagi buta sudah ada wartawan TV yang stand by di kantor BPS menunggu pengumuman. Selamat buat BPS. Kado ultah kemerdekaan,” katanya.

Sumber: terkini.id

Kategori
Politik

Pertumbuhan Ekonomi 7 Persen Hanya Ilusi

IDTODAY NEWS – Laju pertumbuhan ekonomi kuartal II 2021 yang diumumkan Badan Pusat Statistik (BPS) sebesar 7,07 persen secara year on year (yoy), hanya ilusi. Catatan angka itu tidak mengubah fata yang ada di lapangan, di mana banyak sektor industri tutup akibat penanganan pandemi Covid-19.

Begitu kata anggota Komisi XI DPR RI Kamrussamad saat berbincang dengan Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (6/8).

“Pertumbuhan 7,07 merupakan pertumbuhan ekonomi ilusi. Karena angka pengangguran dan kemiskinan tidak berkurang,” katanya.

Dia menambahkan saat ini sektor pariwisata yang paling terdampak dan terkena pukulan cukup keras pandemi belum bisa bangkit. Bahkan ada pengusaha yang coba bunuh diri karena stres dengan kesulitan keuangan.

“Warga di Pandeglang memasak batu karena kesulitan makan minum,” sambungnya.

Legislator dari Fraksi Gerindra ini juga menyoroti banyaknya program pemerintah untuk sektor ekonomi kecil dan menengah banyak yang disalahgunakan untuk praktik korupsi.

“KUR banyak disalahgunakan oleh oknum perbankan dengan membuat Dokumen Pengajuan Fiktif contoh : BRI Kab. Pinrang Sulawesi Selatan,” ucapnya.

Badan Pusat Statistik (BPS) menyampaikan pertumbuhan ekonomi pada kuartal II tahun 2021 sebesar 7,07 persen secara year on year (yoy). Sedangkan untuk kuartal per kuartal tumbuh 3,31 persen.

BPS mengatakan pertumbuhan ekonomi di kuartal II tahun ini lebih baik dibandingkan kuartal pertama 2021, yakni 0,74 persen. Sedangkan pada kuartal kedua 2020 minus 5,32 persen.

Sumber: rmol.id

Kategori
Politik

Cak Imin: Semoga Laporan BPS Benar dan Kita Terbebas dari Kesulitan

IDTODAY NEWS – Pengumuman Badan Pusat Statistik (BPS) tentang pertumbuhan ekonomi meroket 7,07 persen yoy, telah menjadi harapan baru bagi publik bahwa bangsa Indonesia bisa segera keluar dari kesulitan.

Begitu kata Wakil Ketua DPR Bidang Korkesra Abdul Muhaimin Iskandar atau Cak Imin kepada wartawan, Jumat (6/8).

“Ini menjadi kabar baik. Semoga laporan BPS ini memang benar adanya dan kita segera terbebas dari kondisi sulit ini,” ujarnya.

Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini lantas mengurai bahwa kondisi rakyat di bawah masih banyak yang mengalami kesulitan sebagai dampak dari pandemi Covid-19, yang sudah berlangsung selama lebih dari satu tahun.

“Banyak usaha rakyat yang gulung tikar dan belum bisa bangkit, pemutusan hubungan kerja yang tidak bisa dihindarkan akibat perusahaan tidak bisa beroperasi maksimal,” ucapnya.

Menurutnya, kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kebijakan Masyarakat (PPKM) Darurat yang berlanjut dengan PPKM Level 4 di beberapa wilayah memberikan dampak perlambatan ekonomi masyarakat.

Oleh karena itu, lanjut Cak Imin, kata kunci agar perekonomian masyarakat bisa benar-benar membaik adalah penanganan persoalan kesehatan yang saat ini terus diupayakan pemerintah melalui program vaksinasi nasional dan PPKM bisa berjalan dengan maksimal.

Dia pun mengajak masyarakat untuk menyukseskan PPKM dan berharap ke depan tidak ada lagi PPKM. Dalam artian, kondisi kesehatan masyarakat memang benar-benar sudah membaik, kasus baru Covid-19 bisa ditekan dan angka kematian bisa menurun.

“Sebab kalau kasusnya masih terus tinggi, menjadi persoalan yang sulit juga ketika harus dilonggarkan. Itu bisa menjadi persoalan baru lagi. Maka kuncinya, terapkan prokes ketat, ayo kita sukseskan vaksinasi nasional, disiplin dalam menjaga kesehatan,” tuturnya.

Sumber: rmol.id

Kategori
Ekonomi

Penduduk Miskin Naik Jadi 27,54 Juta Orang, Bantuan Akan Dievaluasi

IDTODAY NEWS – Angka kemiskinan Indonesia pada Maret 2021 berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) sebesar 10,14 persen atau 27,54 juta orang. Pemerintah, melalui program perlindungan sosial yang digelontorkan dan ketika pandemi diharapkan dapat menurunkan angka kemiskinan periode berikutnya.

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy pun mengatakan bahwa pemerintah telah berhasil menurunkan persentase angka kemiskinan menjadi 9,22 persen pada September 2019. Namun akibat pandemi Covid-19, persentase angka kemiskinan saat ini naik di atas 10 persen.

“Covid-19 ini memiliki pengaruh terhadap kenaikan kemiskinan. Namun demikian, pemerintah juga telah menyediakan berbagai program jaring pengaman sosial dalam melindungi masyarakat agar tidak menjadi miskin,” kata dia dalam keterangannya, Rabu (21/7).

Untuk itu, berbagai program selama pandemi Covid-19 yang telah disediakan pemerintah dirasa perlu dievaluasi, terutama kaitannya dengan kontribusi dalam menurunkan kemiskinan. Seperti, mengenai sasaran Keluarga Penerima Manfaat (KPM), jadwal penyaluran, termasuk distribusi di daerahnya agar tidak hanya menyasar masyarakat terdampak Covid-19 tetapi juga yang menjadi target survei oleh BPS.

Seperti diketahui, pada September 2021, BPS akan kembali melakukan penghitungan kemiskinan. Dengan memperhatikan beberapa variabel yang menjadi pertanyaan dalam survei tersebut, diharapkan angka kemiskinan pada periode mendatang dapat berkurang signifikan.

“Berbagai program pemerintah yang tersebar di kementerian dan penganggaran oleh APBD agar dapat dioptimalkan sekaligus disinergikan sehingga memiliki daya ungkit yang besar dalam penurunan angka kemiskinan,” tandas Menko PMK.

Sumber: jawapos.com

Kategori
Peristiwa

Kantor Gubernur Aceh Dibanjiri Bunga Ucapan Selamat Termiskin di Sumatera

IDTODAY NEWS – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Aceh merilis data kemiskinan dan tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk Provinsi Aceh pada September 2020 yang meningkat 19.000 orang, atau angkanya tertinggi di Sumatera sebesar 15,43 persen.

Data tersebut disampaikan melalui konferensi pers virtual, Senin (15/2/2021).

Berdasarkan pantauan Kompas.com sejak Rabu (17/02/2021), di depan kantor Gubernur Aceh sepanjang Jalan Teuku Nyak Arief berjejer papan bunga ucapan selamat kepada Pemerintah Aceh.

Ucapan tersebut sebagai bentuk sindiran kegagalan Pemerintah Aceh dalam menurunkan angka kemiskinan di Aceh sehingga menjadi tertinggi di Sumatera sejak beberapa tahun terakhir ini.

Berbagai tulisan ucapan selamat terpampang di papan karangan bunga seperti “Selamat atas jackpot juara 1 termiskin se Sumatera”. Lalu di bawahnya tertulis dari Scatter mania Aceh.

Baca Juga: Anies Baswedan Top Leader Jadi Trending Topic di Twitter

Papan bunga di sampingnya juga tertulis selamat dan sukses kepada Gubernur Aceh yang telah berhasil merebut kembali juara termiskin di Sumatera. Di bawahnya tertulis dari “Awak Becak”.

Masih banyak lagi papan bunga ucapan yang dipasang dan tertulis berasal dari rakyat jelata.

Awal pekan ini, Badan Pusat Statistik Aceh merilis data statistik Aceh, dengan menyebutkan Aceh kembali menjadi provinsi termiskin di Sumatera.

Hal ini karena meningkatnya jumlah warga miskin di Aceh. Sementara di urutan kedua adalah Bengkulu dengan persentase kemiskinan 15,30 persen, ketiga Sumatera Selatan 12,98 persen, dan Lampung 12,76 persen.

Baca Juga: Aceh Provinsi Termiskin di Sumatera, Denny Siregar: Alhamdulillah…

Sumber: komps.com

Kategori
Ekonomi

Ekonomi Indonesia Tahun 2020 Terburuk Sejak 1998? Ini Penjelasannya

IDTODAY NEWS – Badan Pusat Statistik merilis angka pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang tahun 2020.

Menurut BPS, pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami kontraksi atau tumbuh minus sebesar -2,07 persen akibat terdampak pandemi Covid-19.

“Jadi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal IV untuk qtoq terkontraksi 0,42 persen dan yoy minus 2,19 persen. Secara kumulatif (tahun 2020) terkontraksi 2,07 persen,” jelas Kepala BPS, Suhariyanto ketika memberikan paparan kinerja PDB, Jumat (5/2/2021).

Suhariyanto mengatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2020 adalah kontraksi pertama kali sejak krisis moneter tahun 1998 silam.

“Dengan demikian, sejak tahun 1998, untuk pertama kalinya pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami kontraksi,” ujarnya.

Namun menurut Suhariyanto, Indonesia bukanlah satu-satunya negara yang perekonomiannya mengalami kontraksi. Ia pun mengatakan, banyak negara di dunia yang mengalami tren sama, kecuali China yang sudah tumbuh positif 6,5 persen di kuartal IV-2020.

Kepala ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, penurunan pertumbuhan ekonomi tersebut merupakan yang terendah sejak tahun 1999 pasca krisis moneter pada tahun 1998.

“Faktor yang mendominasi kontraksi adalah konsumsi rumah tangga dan investasi. Penurunan aktivitas ekonomi mendorong penurunan produktivitas dari sisi produksi terutama sektor manufaktur, perdagangan, juga konstruksi,” kata Josua kepada Kontan.co.id, Rabu (3/2).

Meski memang berada di zona negatif, perekonomian Indonesia tak lebih buruk daripada perekonomian negara-negara lain. Mengingat, tingkat keketatan respons pemerintah (stringency) dalam penanganan isu kesehatan ini relatif lebih longgar.


Ke depan, Josua memperkirakan pertumbuhan ekonomi sudah kembali ke zona positif pada tahun 2021. Prediksinya, pertumbuhan ekonomi bisa berada di kisaran 3% yoy hingga 4% yoy.

Baca Juga: ‘Serang’ Anies usai Dinobatkan Pahlawan Transportasi Dunia, Ferdinand: Anies Tak Bangun Apa-apa

Sumber: kompas.tv