Kategori
Politik

Sindir Para Pendukung Interpelasi Anies, Geisz: Rakyat Lapar Malah Disuruh Nonton Baliho

IDTODAY NEWS – Sebanyak 33 anggota DPRD DKI Jakarta ramai-ramai mengajukan hak interpelasi terkait penyelenggaraan Formula E yang rencananya digelar Juni tahun depan. Para pengusung interpelasi ini terdiri dari 8 anggota Fraksi PSI dan 25 orang Fraksi PDI Perjuangan.

Menurut pegiat sosial Geisz Chalifah, narasi yang diembuskan sebagian anggota dewan yang menggulirkan interpelasi adalah, lebih baik anggaran Formula E dialihkan untuk urusan perut rakyat.

“Anggota DPRD: Udah tahu rakyatnya lapar kok suruh nonton balap mobil,” ungkap Geisz Chalifah menirukan ucapan salah seorang anggota Dewan Kebon Sirih pendukung interpelasi lewat akun Twitter-nya, Kamis (2/9).

Geisz justru balik menyindir partai pendukung Formula E yang diketahui gencar memasang baliho bernuansa “Capres” dan salah satu anak buahnya yang bekas Menteri Sosial terjerat Korupsi.

“Gue: Sudah tahu rakyat lapar kok disuruh nonton BALIHO. Kok bansosnya malah dikorupsi,” sindir Geisz, dikutip Kantor Berita RMOLJakarta.

Geizs lantas menegaskan bahwa balap mobil Formula E justru akan berkontribusi dalam pemulihan ekonomi Jakarta dan nasional yang merosot akibat pandemi.

“Balapan mobil agar ekonomi berputar dan tumbuh. Sudah tahu rakyat lapar tapi bansos masih dikorupsi,” tandas Komisaris PT Taman Impian Jaya Ancol itu.

Sumber: rmol.id

Kategori
Politik

Kader PSI Arogan Saat Langgar Ganjil Genap, Geisz Chalifah: Partai Seputaran Jakarta Banyak Laga

IDTODAY NEWS – Anggota DPRD DKI Jakarta Fraksi PSI Viani Limardi terlihat bersikap arogan saat diputarbalikan aparat kepolisian gara-gara kendaraannya melanggar aturan Ganjil Genap.

“Aduh, emang udah gila otak gue, ya kan. Gue yang bikin aturan, gue juga yang enggak tahu, gue juga yang bingung, terus gue juga yang protes sendiri. Masuk akal enggak tuh?” kata Viani melalui video yang direkamnya ketika berada dalam mobil.

Kejadian ini pun disesalkan banyak pihak. Salah satunya datang dari penggiat media sosial Geisz Chalifah.

“Gue baru tahu kalau yang buat aturan (DPRD), melanggar aturan itu boleh ya,” sindir Geisz melalui akun Twitter miliknya, yang dikutip Kantor Berita RMOLJakarta.

“Terus kalau plat nomor mobil RFT itu bisa buat untuk melanggar aturan? Partai Seputaran Ibukota banyak laga,” sambung Komisaris PT Taman Impian Jaya Ancol itu.

Kejadian bermula saat Viani Limardi terkena aturan Ganjil Genap di Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan.

Mobil yang dikendarai Viani berpelat ganjil dan dihalau oleh aparat untuk putar balik. Viani memberi tahu Dinas Perhubungan bahwa dirinya anggota DPRD DKI dan hendak bertugas. Petugas Dishub pun kemudian memperbolehkan melintas.

Namun Viani kembali terkena sekat petugas Kepolisian yang berada 10 meter dari penjagaan petugas Dishub.

Debat alot sempat terjadi lantaran polisi tidak memberi izin mobil Viani yang berpelat ganjil itu melenggang ke Jalan Gatot Subroto.

Sumber: rmol.id

Kategori
Politik

Geisz Chalifah Sentil Kader PSI Pecundang, Tukang Lapor dan Sampah Demokrasi

IDTODAY NEWS – Komisaris Ancol, Geisz Chalifah dan kader Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Dedek Prayudi terlibat debat panas di media sosial twitter.

Mulanya, Geisz menyindir Dedek Prayudi yang ingin mempolisikan dirinya lantaran dinilai telah sebar hoax terkait sabotase kabel di Rumah Pompa air Duku Atas.

Geisz kemudian menyentil Dedek Prayudi yang dinilai sebagai tukang lapor. Sementara di lain sisi, PSI mendorong untuk revisi UU ITE untuk melindung hal warga negara berpendapat.

“Dari jaman gue muda yang namanya bertarung baik dalam pemilihan senat maupun diskusi terbuka, berdebat dan sebagainya. Ga ada lapor melapor. Kalah dalam pemilihan senat ya kalah, tahun depan tarung lagi. Yang tukang lapor itu biasanya disebut….” tulis Geisz Chalifah di twitternya, Sabtu (20/2).

Dedek kemudian merespon sindiran anak buah Anies Baswedan tersebut. Dedek menilai, Geisz menyebar berita bohong soal sabotase kabel.

Baca Juga: Jakarta Dikepung Banjir, Listrik Mati Total, Warga Mengeluh, Gimana Nih Pak Anies?

“Ya elah, lu nyebarin berita soal sabotase kabel yang kemudian dibantah oleh dinas DKI sendiri, pak tua. Itu namanya hoax dong. Publik berhak mendapatkan informasi yang faktual dan akuntabel. Apalagi pakai embel² hasutan. Lu yang sebarin hoax dan menghasut, kok gue yang salah?” jawab Dedek Prayudi.

Geisz kemudian mengatakan, bahwa apa yang bagikan di media sosial adalah artikel dari media kredibel. Dia merasa heran, kenapa Dedek tidak melaporkan media tersebut jika dianggap sebarkan hoax.

“Gue pak tua dan anda anak muda tukang lapor, kampungan, dungu, pecundang. Padahal isi berita beberapa media memang seperti itu adanya. Kenapa bukan beberapa media itu yang lu mau laporin? Karena anda itu pecundang,” katanya.

“Jadi di Otak kalian itu apapun dan siapapun yang berbeda laporkan. Berdebat, diskusi adu argument, hadapi pertarungan bukan milik mental para pecundang. lapor, lapor. Itu elu itu sampah demokrasi. Pecundang,” pungkas Geisz.

Baca Juga: Demokrat Banten Solid Dukung AHY, Kader: Kalau Mau Menggulingkan, Mending Berantem Dulu

PSI sendiri, dengan tegas mendukung pemerintah untuk merevisi Undang-undang Informasi dan Transaksi Elekronik (UU ITE).

Ketua DPP PSI, Tsamara Amany mengatakan, revisi dibutuhkan agar UU ITE tidak mengancam iklim kebebasan berpendapat dan berekspresi.

“Kebebasan berpendapat dan berekspresi yang kita punya sekarang harus dipertahankan karena merupakan buah terbaik dari Reformasi 98,” ujar Tsamara.

Menurut, mahasiswa S2 Public Policy di New York University itu, revisi dilakukan untuk lebih memberikan kepastian dan jaminan hukum bagi rakyat yang ingin menyampaikan pendapat dan kritik, terutama di dunia maya.

Karena itu, kata Tamara, PSI mengingatkan pemerintah dan DPR agar bekerja keras membuat produk legislatif yang lebih bagus daripada UU ITE sekarang, yang merupakan inisiatif DPR periode 2004-2009.

Baca Juga: Mahfud MD : Tim Revisi UU ITE Mulai Bekerja Senin Depan

Sumber: fajar.co.id

Kategori
Daerah

Loyanis Anies Tantang Denny Siregar Adu Prestasi

IDTODAY NEWS – Loyalis Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan , Geisz Chalifah menantang penggiat media sosial Denny Siregar untuk beradu prestasi.

Cuitan Geisz menjawab komentar Denny terkait isu usulan perpanjangan masa jabatan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan hingga 2024.

Saat itu, Denny mengomentari soal wacana tersebut. “Hahahaha… Pendukungnya @aniesbaswedan kayak @geiszChalifah ini gak mau kehilangan pekerjaan..,” tulis Denny.

Menjawab cuitan Denny, Geisz menegaskan tidak pernah berbicara tentang perpanjangan masa jabatan Anies.

Geisz kemudian melontarkan tantangan kepada Denny untuk beradu prestasi.

“@Dennysiregar7 Pertama gue tdk prnh sekalipun berkomentar ttg perpanjangan jabatan yg selalu sy komentari adlh pilkada 2022. Kalau anda takut bertarung sy faham. Ke 2. Ini lebih penting. Anda & saya adu prestasi saja ttg apa yang saya lakukan & yg anda lakukan utk bangsa ini,” tulis Geisz kometarnya.

Baca Juga: Survei Terbaru LSI: Publik Anggap KPK Lebih Efektif ketimbang Presiden Jokowi

Sumber: sindonews.com

Kategori
Daerah

Anies Dibully Tidak Tumbang, Geizh Chalifah: Kalau Gue Dipuji Istigfar, Dibully Gue Balas

IDTODAY NEWS – Komisaris Ancol sekaligus aktivis sosial, Geizh Chalifah geram atas tudingan pihak yang menyatakan bahwa prestasi Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan hasil kerja keras Gubernur sebelumya. Dia neyatakan akan terus membalas apabila ada orang yang menghina Gubernur Anies.

Hal itu dituliskan dalam media sosial twitter miliknya, @GeizhChalifah, Sabtu (6/2/2021). Menurut dia, apabila Gubernur Anies mendapatkan prestasi, itu selalu dikatakan Gubernur sebelumnya. Beda ketika terjadi banjir, yang salah Gubernur Anies. Bahkan sering banjir di luar Jakarta dibuat keterangan seolah-olah di Jakarta.

“Kalau dapat prestasi maka prestasi itu atas jasa Gubernur sblmnya tapi kalau ada banjir maka yg salah Anies. Itu cara berfikirnya: PECUNDANG. Bahkan saking sering menipunya (banjir tanggerang bekasi dll dibilang di JKT). Skrg setiap ada banjir di luar JKT buru2 dibuat keterangan,” tulis @GeizhChalifah

Selain itu, Geizh juga heran dengan fraksi PDI Perjuangan DPRD DKI yang selalu marah ketika Gubernur selalu santun dan berprestasi. Termasuk selalu menghargai mereka sebagai mitra kerja.

“Mereka suka ketika dibilang oleh Gub: Maling Luh, Nenek Luh, Rampok.!! Mrk sll membanggakan Gub sblmnya yg spt itu,” ujarnya.

Terkait tudingan dana Formula E, Geizh menyampaikan bahwa anggaran fomula E tidak hilang hanya ditunda dan itu dilakukan seuruh dunia. Dia menilai bawa anggaran DKI yang hilang itu justru ada saat DKI membeli lahan sendiri Rp 648 Miliar. Diketahui, pembelian lahan itu terjadi di era kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).

“Ayu aja adu kuatttttttt… Makin lu kenceng makin gue balesss. Anies: di Puji tidak terbang di bully tidak tumbang. Gue: Dipuji gue istigfar dibully gue balesssssss,” tegasnya.

Diketahui sebelumnya, Gubernur Anies masuk dalam 21 pahlawan transportasi dunia. Namun, DPRD DKI Jakarta justru melihat bahwa gelar itu merupakan hasil kerja keras Gubernur sebelumnya.

Baca Juga: Jokowi Tak Balas Surat AHY, Politikus PDIP: Gagallah Upaya Demokrat Framing Opini

Sumber: sindonews.com

Kategori
Politik

Tak Singgung Kasus Korupsi, Geisz Chalifah Sebut Buzzer Terima Duit dari Hasil Ngembat

IDTODAY NEWS – Aktivis sosial Geisz Chalifah mengaku heran terhadap buzzer yang tak pernah menyinggung dugaan korupsi yang menyandung menteri dari partai penguasa. Dia menduga para buzzer itu menerima uang hasil korupsi.

“Gue yakin dan percaya dengan twitt siapa itu…(nyari lagi belum ketemu), para buzzer terima duit dari hasil ngembat (korupsi). Mereka ga ada yang teriak soal korupsi, kerusakan lingkungan dll,” cuitnya melalui akun Twitter @GeiszChalifah, Senin (18/1).

Komisaris PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk itu menilai keberadaan buzzer digunakan untuk meredam isu yang merusak nama baik Istana.

“Malah selalu berusaha ngalihin kasus. Kaum OD (Otak Dikit), Anak lu pada dikasih makan duit haram?” tegas Geisz.

Lebih lanjut, Geisz memperlihatkan hasil pembangunan DKI Jakarta di bawah kepemimpinan Gubernur Anies Baswedan. Dia menyindir buzzer yang kerap menyerang kebijakan dan pembangunan di Ibu Kota.

“Gini ya OD yang seperti ini namanya bukan bangun benda mati tapi… Gue kasih kalimatnya saja deh supaya otak lu yang somplak itu bisa rada-rada ketambel dikit: Kelahiran adalah awal kehidupan. Memiliki rumah adalah awal masa depan,” pungkasnya.

Baca Juga: Ada Apa Antara Roy Suryo dan Mensos Risma?

Sumber: jitunews.com

Kategori
Politik

Geisz Chalifah ke Politikus PDIP: Pemprov DKI Blusukannya Nggak Cari Kamera

IDTODAY NEWS – Blusukan menemui tunawisma di Jakarta yang dilakukan Menteri Sosial Tri Rismaharini atau Risma menjadi perdebatan. Suara pro dan kontra muncul menanggapi cara blusukan yang dilakukan eks Wali Kota Surabaya tersebut.

Polemik blusukan Risma ini jadi perdebatan antara Anggota DPRD DKI Fraksi PDIP, Gilbert Simanjuntak dengan pendukung Gubernur DKI Anies Baswedan, Geisz Chalifah dalam acara Apa Kabar Indonesia Pagi tvOne, Jumat, 8 Januari 2021.

Awal pedebatan dimulai dengan pemaparan Gilbert yang heran dengan munculnya kehebohan Risma melakukan blusukan. Kata dia, seharusnya yang dipersoalkan adalah pejabat yang tak pernah turun blusukan.

“Saya heran, itu kenapa jadi persoalan ya. Itu kejadian spontan yang artinya ya sah-sah saja. Yang kalau masalah adalah bila pejabat tidak turun blusukan, tidak turun ke lapangan,” kata Gilbert dalam Youtube tvOne yang dikutip VIVA, Sabtu, 9 Januari 2021.

Gilbert menyinggung kehebohan Risma blusukan karena ada pihak yang merasa mainannya diambil. Ia bilang cara pihak itu kekanak-kanakan dan tak menunjukkan kedewasaan. Meski demikian, dia tak menyebut nama yang dimaksudnya.

“Ya, mungkin yang merasa mainan diambil lah. Kalau kita melihat ya orang yang protes ya begitu,” jelas Gilbert.

Merespons itu, Geiz Chalifah, mengkritisi tupoksi Kementerian Sosial atau Kemensos. Ia merincikan tupoksi yang dimaksud seperti memiliki kebijakan, mengelola dan merawat fakir miskin, dan segala macam persoalan sosial dalam skala nasional.

Menurut dia, jika merujuk tupoksi itu mestinya bukan Jakarta yang jadi prioritas blusukan Risma. Sebab, Jakarta tak termasuk 10 provinsi termiskin di Tanah Air.

“Jumlah provinsi yang paling banyak itu ada lima, Jakarta enggak termasuk. Di 10 provinsi termiskin Jakarta juga enggak termasuk,” ujar Geisz.

Geisz mengatakan Jakarta memiliki Kepala Dinas Sosial yang menangani urusan tunawisma di Ibu Kota. Maka itu, jika ada menteri yang mau blusukan di Ibu Kota seyogyanya berkoordinasi dengan Gubernur DKI.

“Kalau secara adat, datang aja, atau panggil pak Anies, yuk kita kontrol kondisi Jakarta. Apa yang salah sih?” tutur Geisz.