Kategori
Politik

Diminta Bikin Partai, Novel Bamukmin: Kita Malah Minta Partai Dibubarkan

IDTODAY NEWS – Novel Bamukmin menanggapi pernyataan politisi PDIP Kapitra Amprera yang meminta PA 212 membuat partai sendiri.

Novel Bamukmin menegaskan bahwa pihaknya saat ini belum berambisi membuat partai sendiri. Sebab, menurut logika berpikirnya, untuk mengawal NKRI tidak perlu dengan membuat partai politik.

“Secara konstitusi tetap kita kawal, tapi kan enggak melulu mesti dengan berpartai,” kata Novel Bamukmin, Rabu 8 September 2021 seperti dikutip dari Hops.

Apalagi, kata Novel Bamukmin, biaya membuat partai politik (parpol) terbilang cukup besar.

“Karena berpartai itu ada juga ongkos partai, orang kalau sudah melegalkan akan menghalalkan segala cara agar partai mengejar ongkos politik. Akhirnya suara rakyat ditinggalkan,” ungkapnya.

Menurut Novel, sejauh ini tidak ada satu partai pun yang ada di koalisi Pemerintah benar-benar memikirkan rakyat.

Terlebih, menurut Novel, PDIP yang dinilainya sebagai sarang koruptor. Akibatnya, kepentingan rakyat ditinggal termasuk aspirasi umat Islam.

“Kita malah minta justru partai yang memecah belah bangsa, merongrong Pancasila untuk segera dibubarkan,” tuturnya.

Diketahui, politikus PDIP Kapitra Ampera menyarankan agar Rizieq Shihab mendirikan partai politik baru agar bisa menyalurkan kekuatan yang dimiliki secara konstitusional untuk membangun bangsa dan negara.

Kapitra menyarankan, bila Rizieq Shihab mau masuk ke kancah politik dan melakukan perubahan kepemimpinan politik maka salah satu caranya dengan mendirikan parpol.

“Jadi, formil, ada cara-cara konstitusional. Ingin mengubah negara dari jalanan itu merusaknya, itu revolusi, menghancurkan. Mana ada perubahan bisa dilakukan di jalan,” ucapnya.

Menurutnya, kalaupun ada gerakan-gerakan politik di jalanan yang berhasil itu selalu bermuara ke parlemen, DPR dan MPR RI sebagai lembaga formil.

“Coba bikin partai politik, buktikan kalau Habib Rizieq itu tokoh dan laku secara politik,” ujarnya.

Sumer: terkini.id

Kategori
Politik

Mujahid 212 Sarankan Kapitra Ampera Merenung Dulu Jualan Apa hingga Diterima PDIP?

IDTODAY NEWS – Politisi PDI Perjuangan, Kapitra Ampera disarankan untuk terlebih dahulu merenung sebelum mempertanyakan kekuatan politik Habib Rizieq Shihab (HRS).

Hal itu disampaikan oleh pengamat politik dan hukum Mujahid 212, Damai Hari Lubis menanggapi pernyataan Kapita yang mempertanyakan kekuatan politik yang dimiliki oleh Habib Rizieq.

“Minta dia merenung lalu tanya pada dirinya sendiri. Apa yang dulu dirinya jual agar dapat bergabung, lalu diterima oleh kelompok orang yang berseberangan dengan HRS?” ujar Damai yang dikutip dari RMOL, Minggu (5/9).

Damai pun lantas kembali mempertanyakan kualitas “dagangan” yang dimiliki Kapitra sehingga ada yang mau “membelinya” atau menerimanya hingga saat ini menjabat politisi PDIP.

“Mudah-mudahan setelah merenung dia (Kapitra) menemukan jawabannya,” pungkas Damai.

Kapitra Ampera dulu adalah Pengacara Habib Rizieq. Kala itu Kapitra nampak sangat loyal dalam membela Imam Besar Front Pembela Islam itu.

Namun, sejak November 2018 Kapitra Ampera menyatakan bukan sebagai pengacar Habib Rizieq. Bahkan kemudian bergabung menjadi kader PDI Perjuangan.

Kapitra bahkan sempat mengadu nasib peruntungan politik sebagai Calon anggota legislatif dari dapil kampungnya, Riau.

Sumber: rmol.id

Kategori
Politik

Ingatkan PA 212 Jangan Merasa Paling Benar, Kapitra Ampera: Jokowi Lebih Islami daripada Mereka

IDTODAY NEWS – Politisi PDIP Kapitra Ampera melontarkan peringatan keras kepada Wasekjen PA 212 Novel Bamukmin. Dia meminta Novel berhenti mempersoalkan ibadah orang lain, seperti Presiden Jokowi maupun Wapres Maruf Amin.

Menurutnya, Novel atau PA 212 tidak lebih baik dari Jokowi maupun Maruf Amin dari berbagai segi, terutama soal agama.

“Jokowi itu lebih Islami dari mereka. Kiai Maruf itu ulama besar. Jangan merasa besar dan lebih hebat daripada orang lain,” ujar Kapitra, dilansir dari Pojoksatu.id, Minggu (5/9).

Sebelumnya, Novel Bamukmin meminta Kapitra untuk mengingatkan Presiden Jokowi dan Wapres Maruf Amin untuk berhenti mengkriminalisasi ulama.

Novel meyakini Allah tak akan menerima ibadah seseorang yang berbuat zalim kepada para ulama dan habaib.

“Kapitra sebagai orang yang bersama rezim seharusnya mengingatkan presiden dan wapresnya untuk setop mengkriminalisasi ulama, karena semua ibadahnya percuma, tidak berguna sama sekali,” kata Novel.

Sumber: jitunews.com

Kategori
Politik

Novel Bamukmin Balas Kapitra Ampera, Semua Dibahas, Mulai Orde Baru, Pilpres 2019 sampai Daya Gempur

IDTODAY NEWS – Wakil Sekjen PA 212 Novel Bamukmin kembali menyinggung dan membalas pernyataan balasan dari politikus PDIP Kapitra Ampera.

Kapitra menyarankan agar kelompok Habib Rizieq Shihab membentuk partai politik agar ketahuan apakah HRS memang seorang tokoh dan laku.

Karena itu, Kapitra mempertanyakan kekuatan politik kelompok HRS.

Menanggapi hal itu, Novel menegaskan pihaknya sama sekali tak berkeinginan mendirikan partai politik.

Pun demikian dengan HRS yang tak berambisi menjadi presiden.

Akan tetapi HRS disebut Novel memiliki daya gempur secara konstitusi yang dahsyat.

“Kapitra seharusnya paham jas merah, juga jas hijau,” ujar Novel kepada RMOL (jaringan PojokSatu.id), Minggu (5/9/2021).

Kapitra juga menyebut bahwa aksi-aksi jalanan yang dilakukan kelompok HRS tidak akan memberikan dampak apapun.

Sebagai balasan, Novel mengingatkan kejatuhan Presiden Soekarno dan Presiden Soeharto.

Keduanya, lanjut Novel, jatuh karena adanya kekuatan politik jalanan.

“Ingat, turunnya Soeharto cuma ratusan ribu mahasiswa, namun Soeharto sebagai negarawan sejati bisa mengundurkan diri dan itu terhormat,” kata Novel.

Namun hal itu, kata Novel, berbeda dengan Jokowi.

Meski Jokowi sudah didatangi masa aksi bela Islam dengan jutaan orang akan tetapi tidak turun dari jabatannya.

“Malah melindungi penista agama serta mengkriminalisasi ulama, padahal zaman Soeharto dan Soekarno tidak ada yang tangkapi itu para pendemo,” sambungnya.

Ia menegaskan, mantan imam besar Front Pembela Islam (FPI) itu sama sekali tak memiliki ambisi jadi presiden.

Atas dasar itu pula HRS juga tak berkeinginan untuk mendirikan partai politik.

“Namun daya gempur beliau secara konstitusi dahsyat.” kata dia.

“Seharusnya rezim ini malu dan tahu diri bahwa kekuasaannya sekarang adalah curang berdasarkan putusan MA dan bahkan TSM dengan korban nyawa petugas KPPS serta syahidnya umat Islam depan Bawaslu dan sekitarnya ketika itu,” tandasnya.

Sumber: pojoksatu.id

Kategori
Politik

Tanggapi Pernyataan Wasekjen PA 212, Kapitra Ampera: Jokowi Itu Lebih Islami dari Mereka

IDTODAY NEWS – Politikus PDIP Kapitra Ampera angkat bicara menyusul pernyataan Wakil Sekjen Persaudaraan Alumni (PA) 212 Novel Bamukmin berharap Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wapres Ma’ruf Amin segera menghentikan kriminalisasi terhadap ulama.

Novel Bamukmin meyakini Allah SWT tidak akan menerima ibadah seseorang yang berbuat zalim kepada para ulama dan habaib.

Menanggapi omongan Novel tersebut, Kapitra Ampera menuding salah satu tokoh Front Persaudaraan Islam atau FPI versi baru itu selalu merasa paling benar.

“Ini orang yang selama ini salah, tetapi selalu mengeklaim kebenaran,” kata Kapitra saat dihubungi JPNN.com, Minggu (5/9).

Alumnus Universitas Muhammadiyah Jakarta itu meminta Novel tidak usah berbicara tentang ibadah seseorang yang dikaitkan dengan urusan hukum.

Terlebih lagi, kata dia, Novel sampai mendiskreditkan ibadah yang dilakukan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Maruf Amin.

“Jokowi itu lebih islami dari mereka. Kiai Maruf, itu ulama besar. Jangan merasa besar dan lebih hebat daripada orang lain,” tutur Kapitra.

Sebelumnya, Novel Bamukmin meminta politikus PDI Perjuangan Kapitra Ampera mengingatkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wapres Ma’ruf Amin segera menghentikan kriminalisasi terhadap ulama.

Novel meyakini Allah tak akan menerima ibadah seseorang yang berbuat zalim kepada para ulama dan habaib.

“Kapitra sebagai orang yang bersama rezim seharusnya mengingatkan presiden dan wapresnya untuk setop mengkriminalisasi ulama, karena semua ibadahnya percuma, tidak berguna sama sekali,” kata Novel kepada JPNN.com, Sabtu (4/9).

Novel menyatakan Kapitra sebagai praktisi hukum seharusnya bisa membedah perkara pidana yang menjerat Habib Rizieq Shihab.

Pemilik nama asli Novel Chaidir Hasan Bamukmin itu meyakini Habib Rizieq diadili bukan karena perkara pidana, melainkan akibat kepentingan politik.

“Inilah tanda akhir zaman, orang hukum tidak berbicara hukum, malah berbicara agama yang dia sendiri enggak paham,” ujar Novel.

Sumber: jpnn.com

Kategori
Politik

Dicibir Novel Bamukmin tak Paham Agama, Kapitra Ampres Membalas, Skak Mat!

IDTODAY NEWS – Politisi PDIP Kapitra Ampera membalas penyataan Wakil Sekjen PA 212 Novel Bamukmin.

Novel Bamukmin menyebut bahwa Kapitra Ampera sebagai sosok yang tak paham agama Islam.

Membalas Novel, Kapitra mengatakan bahwa urusan agama adalah urusan manusia dengan Tuhannya dan tidak bisa dinilai oleh orang lain.

“Orang hanya melihat implementasi agama dalam kehidupan. Bisa tidak menjadi rahmatan lil alamin. Bisa enggak membawa kesejukan, kedamaian. Sesuai dengan keislaman itu sendiri. Jadi, ini bukan soal pintar beragama,” kata Kapitra kepada JPNN.com, Sabtu (4/9).

Sebaliknya, Kapitra berpesan kepada Novel agar menyampaikan kritik secara lembut.

“Daripada menghabiskan energi ya lebih baik membangun keguyuban, membangun kebersamaan dalam kedamaian,” saran dia.

Mantan pengacara Habib Rizieq Shihab ini lantas melontarkan sindiran tak kalah kerasnya.

“Bukan satu pihak membangun atau menghancurkan terus menghina, mengoreksi. Itu untuk apa?” tandasnya.

Sebelumnya, Novel Bamukmin semestinya bisa memahami dengan jelas perkara pidana yang menjerat Rizieq Shihab.

Pemilik nama asli Novel Chaidir Hasan Bamukmin itu meyakini Habib Rizieq diadili bukan karena perkara pidana, melainkan akibat kepentingan politik.

“Inilah tanda akhir zaman, orang hukum tidak berbicara hukum, malah berbicara agama yang dia sendiri enggak paham,” kata Novel kepada JPNN.com, Sabtu (4/9).

Sumber: pojoksatu.id

Kategori
Politik

Kapitra Ampera: Buktikan kalau Habib Rizieq Itu Tokoh dan Laku

IDTODAY NEWS – Pernyataan Wakil Sekjen PA 212 Novel Bamukmin tentang Habib Rizieq Shihab ditanggapi politisi PDIP Kapitra Ampera.

Novel Bamukmin menuding putusan banding Rizieq Shihab di Pengadilan Tinggi (PT) DKI Jakarta sarat kepentingan politik penguasa di Pemilu 2024.

Selain itu, Novel juga menyebut bahwa HRS adalah tokoh yang sangat berpengaruh.

Saking berpengaruhnya, sampai-sampai penguasa takut pada baliho-baliho HRS yang akhirnya dibredel aparat keamanan.

Karena itu, Kapitra Ampera menyarankan agar HRS mendirikan partai politik.

Itu dilakukan agar bisa menyalurkan kekuatan yang dimiliki secara konstitusional untuk membangun bangsa dan negara.

“Sekarang tanya, apa sih kekuatan politik apa yang dimiliki (Habib Rizieq, red),” ujar mantan pengacara HRS itu kepada JPNN.com, (jaringan PojokSatu.id), Sabtu (4/9).

Menurutnya, gerakan jalanan selama ini yang dilakukan tidak akan memberikan perubahan apa-apa.

“Apa yang bisa diubah di republik ini dengan berteriak di jalan? Apa?” sambungnya.

Bisa Maju Capres

Satu-satunya cara adalah HRS masuk ke kancah politik tanah air.

Dengan begitu, ia bisa melakukan perubahan kepemimpinan politik.

“Jadi, formil, ada cara-cara konstitusional. Ingin mengubah negara dari jalanan itu merusaknya, itu revolusi, menghancurkan. Mana ada perubahan bisa dilakukan di jalan,” tegasnya.

Kalaupun ada gerakan-gerakan politik di jalanan yang berhasil, sambungnya, selalu bermuara ke parlemen, DPR dan MPR RI sebagai lembaga formil.

“Coba bikin partai politik, buktikan kalau Habib Rizieq itu tokoh dan laku secara politik,” ujarnya.

Setelah mendirikan parpol, lanjut Kapitra, Habib Rizieq bisa membuktikan kekuatan dan pengaruhnya dengan memenangkan dukungan 20-25 persen presidential threshold.

“Kalau bisa, pasti dia bisa mengusulkan (diri) sebagai calon presiden. Tetapi kalau hanya teriak kekuatan saya ini, nothing. Enggak dilihat kok. Kekuatan apa?” tuturnya.

Karena itu, Kapitra menyarankan agar menyudahi semua gerakan di jalanan jika memang benar ingin berpartisipasi dalam pembangunan bangsa ini.

“Ubah melalui cara-cara legalitas, konstitusional dan formalitas. Itu yang bisa dilakukan,” tandas Kapitra Ampera.

Sumber: pojoksatu.id