Kategori
Daerah

Tolak Pasien Hamil hingga Meninggal, Kemenkes Didesak Periksa RSUD Subang

IDTODAY NEWS – Komisi IX DPR RI mendesak Kementerian Kesehatan (Kemenkes) segera memeriksa pihak-pihak terkait, dalam hal ini RSUD Cireeng, Subang, terkait penolakan pasien hamil, Kurnaesih (39), yang dunia bersama anak yang dikandungnya.

“Kemenkes harus menindaklanjuti berita ini dengan segera memeriksa RSUD Subang,” tegas anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi PKS, Netty Prasetiyani Aher, dalam keterangannya, Rabu (8/3).

Menurutnya, hilangnya nyawa pasien ibu dan bayi dalam kandungannya akibat tak ditangani itu tragedi kemanusiaan yang harus jadi perhatian berbagai pihak.

“Kasus semacam ini tak boleh dianggap enteng dan berlalu begitu saja. Tugas rumah sakit itu segera menangani pasien hamil apalagi kritis, bukan malah menolak, hingga membuat keluarga pasien mencari RS lainnya,” tegasnya.

Sebagaimana pengakuan suami korban, Kurnaesih yang hendak melahirkan ditolak masuk ruang PONEK (Pelayanan Obstetri Neonatal Emergency Komprehensif, Red) RSUD Subang, untuk mendapat tindakan, alasannya belum menerima rujukan dari Puskesmas Tanjungsiang, dan ruang PONEK penuh.

Penolakan ini memaksa keluarga membawa korban menuju RS di Bandung, dan meninggal bersama bayi yang dikandungnya, dalam perjalanan.

“Jika alasan penolakan benar, tentu sangat memprihatinkan. Jika ditemukan unsur kelalaian, pihak yang bertanggung jawab harus menerima hukuman sesuai aturan berlaku. Ini pelajaran bagi siapa pun yang berhadapan dengan nyawa pasien. Jangan terulang lagi,” pungkasnya.

Sumber: rmol.id

Kategori
Politik

Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis, Jokowi Sampai Colek Menkes dan Mendikbud

IDTODAY NEWS – Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyinggung masalah dunia kesehatan di Indonesia yang belum terselesaikan. Salah satunya ialah Indonesia masih kekurangan dokter spesialis.

Hal tersebut disampaikan Jokowi saat mengunjungi Rumah Sakit Mayapada Kota Bandung, Senin (6/3/2023).

“Memang problemnya kita masih punya problem dalam negeri. Dokter spesialisnya masih kurang atau dokter sub spesialis masih kurang,” kata Jokowi.

Jokowi mengaku sudah meminta Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin untuk mengurus permasalahan tersebut.

“Saya sudah bisikin pak Menkes ini harus diurus,” ucapnya.

Dalam kesempatan yang sama, ia juga meminta Mendikbud Ristek Nadiem Makarim untuk memperluas pendidikan dokter spesialis.

“Saya minta ke pak menkes dan disampaikan ke mendikbud agar pendidikan dokter spesialis agar dibanyakin dan dimudahkan,” pintanya.

Kemudian, Kepala Negara juga membicarakan soal alat kesehatan yang ada di sejumlah rumah sakit. Meski sudah ada yang bagus, namun beberapa alat kesehatan di mata Jokowi masih ada yang kurang baik.

“Itu harus diperbaiki. Sehingga layanan rumah sakit ke masyarakat semakin baik,” terangnya.

Sumber: suara.com

Kategori
Politik

Soal Covid-19 Menurun, Anies: Dunia Tercengang Melihat Indonesia Jauh Lebih Aman

IDTODAY NEWS – Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan menyoroti soal turunnya trend Covid-19 di Indonesia.

Anies Baswedan mengatakan bahwa masyarakat dunia saat ini tercengang melihat kesuksesan Indonesia dalam melawan Pandemi Covid-19.

Ia mengatakan bahwa Indonesia bisa melawan pandemi atas berkat kolaborasi banyak pihak.

Baik yang berada di jajaran atas nama negara dan atas nama rakyat dengan berbagai badan di dalamnya.

“Hari ini dunia menengok ke Indonesia dengan rasa cengang, betapa kita bisa menjalani masa ujian kemarin dengan baik,” ucap Anies dikutip terkini.id dari Era.

“Sekarang kita berada di fase yang jauh, jauh lebih aman,” lanjut Gubernur DKI Jakarta itu.

Tak sampai situ, Anies pun melihat ada persamaan antara bersatunya rakyat dan pemerintah saat Rapat Raksasa di Lapangan Ikada pada 19 September 1945 dengan penanganan pandemi saat ini.

Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu mengatakan penanganan pandemi menjadi tugas bersama baik pemerintah dan juga rakyat.

“Ini mengulang peristiwa September 1945 ketika rakyat dan para pemimpinnya menyatakan sebarisan, menyatakan selangkah dan menyatakan bergerak bersama,” kata Anies.

Anies lalu mengajak sinergi kerja sama dalam menghadapi pandemi COVID-19 harus diteruskan di berbagai aspek agar dapat terus menekan penularan virus corona.

Diketahui, Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kemenkes RI Siti Nadia Tarmizi menyatakan secara nasional situasi kasus COVID-19 secara nasional saat ini berada di level dua atau menurun dari Juli 2021 yang berada di level empat.

Laju kasus COVID-19 di Indonesia juga menurun hingga 92 persen dari situasi puncak gelombang kedua yang mencapai 43.925 kasus pada Selasa, 7 September 2021.

Sumber: terkini.id

Kategori
Politik

Puan Ingatkan Masyarakat: Jangan Kendor Walau Penularan Covid-19 Terus Melandai

IDTODAY NEWS – Ketua DPR RI Puan Maharani meminta seluruh pihak tetap waspada dan tidak lengah walapun laju penularan Covid-19 terus menurun. Kewaspadaan justru perlu ditingkatkan mengingat mulai terjadi pengabaian prosedur, seperti tiga ribuan lebih orang yang kedapatan berkeliaran meski terpapar Covid-19.

“Hal ini menandakan perlunya pengetatan pengawasan. Walaupun PPKM terus mengalami tren penurunan status, jangan lengah, jangan kendor, agar tidak lagi terjadi lonjakan kasus lagi,” kata Puan, Selasa (14/9/2021).

Kementerian kesehatan (Kemenkes) melaporkan sebanyak 3.830 orang berstatus ‘hitam’ terdeteksi berkeliaran di tempat umum termasuk mal, bandara, stasiun, transportasi umum, hingga restoran, lewat aplikasi PeduliLindungi. Status hitam sendiri berarti orang yang terpapar atau merupakan kontak erat dengan pasien Covid-19.

Perempuan pertama yang menjabat sebagai Ketua DPR RI itu meminta Satgas Penanganan Covid-19 menerjunkan tim reaksi cepat jika mengetahui adanya orang berstatus hitam yang berkeliaran di tempat umum. Puan menilai, aplikasi PeduliLindungi bisa menjadi dasar pelacakan (tracing).

“Pasien-pasien Covid-19 yang berada di tempat umum agar segera dilakukan dikarantina untuk menghindari penularan, dan dirawat sebaik mungkin hingga mereka sembuh,” tuturnya.

Pemerintah sendiri memutuskan memperpanjang PPKM level 2, 3, dan 4 di Jawa-Bali dan di luar Jawa-Bali. Saat ini tidak ada provinsi di Jawa-Bali yang berstatus PPKM Level 4 setelah Bali turun status menjadi PPKM Level 3. Meski begitu masih ada beberapa kota/kabupaten yang berada di level 4.

Di daerah luar Jawa-Bali juga tidak ada provinsi dengan status PPKM level 4, walaupun 23 kabupaten/kota masih diterapkan PPKM level 4 yang menandakan kasus Covid-19 masih tinggi di daerah-daerah tersebut.

“Melandainya kasus Covid ini harus dijadikan momentum untuk berbenah, siapkan infrastruktur kesehatan, terutama infrastruktur khusus untuk menangani kasus-kasus Corona,” sebut Puan.

Dengan infrastruktur kesehatan yang memadai, diharapkan tidak ada lagi gelombang Corona berikutnya. Puan mengatakan, sarana dan prasarana bagi masyarakat terkait Covid-19 juga harus dimaksimalkan.

“Sehingga tidak lagi terjadi kekurangan bed bagi pasien Corona di rumah sakit, kelangkaan oksigen, obat-obatan, dan lain sebagainya,” ujar mantan Menko PMK itu.

Puan pun meminta pemerintah mengoptimalkan mitigasi kemungkinan-kemungkinan yang muncul dampak Covid-19, mengingat virus Corona juga terus bermutasi. Ia mengingatkan perlunya memperkuat penanganan di hulu melalui program 3T (testing, tracing, treatment) agar ketika ada kasus bisa segera ditangani, termasuk isolasi terhadap pasien.

“Terus gencarkan vaksinasi Covid-19 apalagi pemerintah pusat kini memasukkan indikator cakupan vaksinasi dalam evaluasi penurunan level PPKM. Ini jadi PR bagi pemerintah daerah sebab bisa saja wilayahnya kembali naik status PPKM jika target capaian vaksinasi tidak terpenuhi,” papar Puan.

Dalam aturan terbaru perpanjangan PPKM, pemerintah menambah sejumlah relaksasi seperti uji coba pembukaan bioskop dan tempat wisata untuk daerah dengan PPKM Level 3, 2, dan 1. Puan mengingatkan agar relaksasi tersebut tetap mempertimbangkan potensi terjadinya kerumunan.

“Untuk sektor-sektor tertentu seperti pembukaan bioskop dan tempat wisata di wilayah hijau harus dilakukan secara hati-hati. Termasuk juga Pembelajaran Tatap Muka (PTM) juga perlu ada evaluasi berkala,” ungkap cucu Proklamator RI Bung Karno itu.

Di sisi lain, Puan juga menyampaikan apresiasi atas kinerja seluruh jajaran pemerintah dan instansi terkait sehingga kasus Corona di Indonesia terus mengalami penurunan. Menurutnya, keberhasilan perbaikan kasus Covid-19 merupakan buah dari gotong royong seluruh elemen bangsa, termasuk dari rakyat sendiri.

“Secara khusus saya mengucapkan terima kasih kepada tenaga kesehatan yang tak kenal lelah merawat saudara-saudara kita yang sakit. Dan tentunya juga kepada masyarakat atas kerja samanya selama penerapan PPKM,” tutup Puan.

Sumber: jitunews.com

Kategori
Kesehatan

Malaysia Heran Corona RI Turun Drastis Cepat, Kemenkes Buka Suara

IDTODAY NEWS – Politisi Malaysia pemimpin Partai Aksi Demokratik (DAP) Lim Kit Siang mempertanyakan mengapa kasus Corona di Indonesia menurun drastis, lebih cepat dibanding tren kasus di negaranya. Kementerian Kesehatan RI menyampaikan kuncinya adalah pengendalian mobilitas masyarakat.

“Kunci kita adalah kita segera mengurangi mobilitas dengan kebijakan PPKM, dukungan masyarakat terhadap upaya bersama untuk menerapkan PPKM yang menjadi kunci kita bisa menurunkan laju penularan,” kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi saat dihubungi, Minggu (5/9/2021).

Pemerintah juga mendorong vaksinasi masyarakat agar mau divaksinasi. Selain itu, pemerintah memperkuat komitmen tenaga kesehatan dalam penanganan pandemi COVID-19 dan menambah banyak tenda darurat dan rumah sakit darurat.

“Terakhir upaya penyesuaian yang cepat dari fasyankes, komitmen kuat dari nakes untuk tetap memberikan pelayanan yang maksimal walau di tengah penambahan tenda darurat, RS darurat, ditambah risiko penularan tinggi, kasus banyak dalam waktu singkat,” ujarnya.

Dikutip dari Malaymail, Lim mempertanyakan hal ini kepada Menteri Kesehatan Malaysia Khairy Jamaluddin. Ia menegaskan bahwa vaksinasi bukan satu-satunya cara menyelesaikan masalah Corona di Malaysia.

“Bisakah menteri kesehatan yang baru, Khairy Jamaluddin, menjelaskan mengapa selama 16 hari berturut-turut, Indonesia telah mengurangi kasus baru COVID-19 hariannya menjadi kurang dari Malaysia bahkan kurang dari setengah seperti kemarin 8.955 kasus menjadi 20.988 kasus Malaysia?” kata Lim.

“Ini bukan mencari-cari kesalahan, tetapi mencari cara untuk meningkatkan penanganan kita terhadap pandemi COVID-19 sehingga memenangkan perang melawannya,” tambah pemimpin DAP itu.

Catatan Lim, Malaysia saat ini menjadi salah satu negara dengan kinerja terburuk di dunia terkait respons COVID-19. Kasus baru per satu juga penduduk berada di 572,43 dibandingkan dengan Indonesia 37,40.

Sumber: detik.com

Kategori
Politik

Kebocoran Data Jokowi Memalukan, Roy Suryo: Ketidakbecusan Pembantu Presiden

IDTODAY NEWS – Pakar Telematika KRMT Roy Suryo turut berkomentar perihal kebocoran sertifikat vaksinasi Covid-19 milik Presiden Jokowi. Sontak ia meragukan keamanan aplikasi PeduliLindungi dan tanggungjawab BSSN dan Kemkominfo.

“Setelah 1,3 juta data masyarakat bocor melalui e-HAC {sebelumnya juga BPJS-Kesehatan), kini masyarakat heboh karena sertifikat vaksinasi asli dan NIK Presiden Jokowi-pun “bocor’ di SocMed,” tulisnya di akun Twitter @KRMTRoySuryo2, Sabtu (4/9).

Kebocoran data Jokowi membuat kekhawatiran Roy Suryo memuncak. Menurutnya, pembobolan data masyarakat dalam jumlah besar bisa terjadi jika tidak segera ditangani.

“Kalau orang No.1 saja bocor, bagaimana masyarakat biasa? Peran BSSN & Kominfo ditunggu serius,” lanjutnya.

Mantan Menpora itu lantas heran dua kementerian justru saling melempar tanggungjawab soal kebocoran data sang presiden.

“Inilah karut-marut yang menunjukkan ketidakbecusan pembantu-pembantu Presiden di kasus yang memalukan tersebut, saling lempar tanggungjawab: Kominfo ke Kemenkes, ke BSSN, bahkan ke Menkominfo sendiri?,” sindir Roy Suryo.

“Harap maklum, mereka cuman pembantu, apalagi pembantu tidak boleh punya visi. Jadi siapa?,” tutupnya.

Sumber: jitunews.com

Kategori
Kesehatan

Menkes Sebut Data Entry di Indonesia Sering Terjadi Kesalahan

IDTODAY NEWS – Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengakui proses pemasukan data atau data entry di Indonesia masih terjadi kesalahan. Namun, saat ini data terkait sertifikat vaksin lewat aplikasi PeduliLindungi sudah diperbaiki.

Hal itu disampaikan Menkes Budi menanggapi beredarnya surat keterangan vaksinasi COVID-19 milik Presiden Joko Widodo (Jokowi), bisa dilihat secara umum melalui aplikasi PeduliLindungi.

“Karena tetap data entry kan Indonesia sering terjadi kesalahan, niatnya ke sana,” kata Budi di Mapolda Metro Jaya, Jumat, 3 September 2021.

Menurut dia, aplikasi PeduliLindungi itu digunakan untuk mengecek apakah sudah disuntik vaksin atau sudah menjalani tes di laboratorium. Menurut Budi, yang bisa mengakses adalah semua aplikasi-aplikasi yang ada di setiap aktivitas.

“Misalnya check-in di airport, mau check-in ke mal atau mau masuk ke industri, kantor,” ujarnya.

Maka dari itu, Budi mengaku pihaknya mendapat masukan terkait sistem pendataan untuk mengecek statusnya seperti apa. Misalnya, ketika memasukkan Nomor Induk Kependudukan (NIK) bisa dilihat statusnya sudah divaksin atau belum.

“Kalau ternyata ada perbedaan status, oh saya sudah divaksin nih dua kali tapi di sini enggak keluar (sertifikat), itu tetap kita bisa koreksi. Kalau orang-orang sudah datang tidak tahu statusnya, begitu datang, ditolak rakyat merasa tidak nyaman,” ujarnya.

Sumber: viva.co.id