Kategori
Viral

Viral Aksi Aldi Taher Ngamen di Malaysia, Warganet: Kapan Konser di Perbatasan Rusia Ukraina?

IDTODAY NEWS – Aldi Taher, selebriti Indonesia yang terkenal tingkah diluar nalar, mengunggah momen mengamen di jalanan Malaysia melalui akun media sosial Tiktok miliknya. Dalam video tersebut, Aldi terlihat meminjam gitar dari seorang pengamen lokal sebelum memulai aksinya.

Sebelum menyanyikan lagu, Aldi tidak lupa memasukkan uang ke dalam kotak sumbangan milik sang pengamen sebagai bentuk apresiasi. Dalam video tersebut, Aldi mengucapkan salam kepada Malaysia, serta menyatakan rasa cintanya kepada Presiden Jokowi dan tokoh politik Malaysia, Anwar Ibrahim.

“Assalamualakum, I love you Malaysia, Pak Jokowi i love you, pa anwar ibrahim i love you,” kata Aldi diawal sebelum menyanyikan sebuah lagu.

Dengan diiringi tabuhan cajon oleh sang pengamen, Aldi memulai aksinya dengan membawakan lagu “Don’t Look Back in Anger” dari Oasis. Penampilannya yang tulus dan penuh semangat menarik perhatian orang-orang yang lewat di sekitarnya.

Tidak hanya itu, unggahan Aldi di Tiktok juga viral dan berhasil tembus di halaman For You Page (FYP).

Pantauan garut.suara.com hingga Jumat (14/72023), video aksi Aldi Taher ngamen di Malaysia telah mendapatkan 1,9 juta tayangan dan disukai oleh 144 ribu pengguna. Selain itu, video tersebut juga telah mendapat 2,5 ribu komentar yang mayoritas positif dan memberikan apresiasi atas aksi yang dilakukan oleh Aldi.

“Sumpah demi apapun, Aldi Taher ini memang keren sebenarnya.” Tulis akun @Rat.

“Kapan bang konser di perbatasan Rusia-Ukraine?” komentar akun @VirgoBoy.

Sumber: suara

Kategori
Dunia

ASEAN Pecah, Malaysia Konsolidasi dengan China Soal Pakta AUKUS

IDTODAY NEWS – Pandangan negara-negara ASEAN terhadap pakta AUKUS antara Australia, Inggris, dan Amerika Serikat cukup terpecah belah. Malaysia dan Indonesia menjadi dua negara yang cukup vokal menyatakan keprihatinannya.

Menteri Pertahanan Malaysia Hishammuddin Hussein mengatakan ia akan melakukan kunjungan singkat ke China dan membahas respon Beijing terhadap pakta yang akan membuat Australia mendapatkan kapal selam bertenaga nuklir itu.

“Kita perlu mendapatkan pandangan kepemimpinan, khususnya pertahanan China, tentang apa yang mereka pikirkan tentang AUKUS dan apa tindakan mereka,” kata Hishammuddin kepada parlemen pada Rabu (22/9), seperti dimuat Radio Free Asia.

“Saya berencana untuk segera melakukan kunjungan kerja singkat ke China,” tambahnya.

Hishammuddin mengatakan pihaknya melangkah dengan hati-hati untuk mencoba dan menyeimbangkan “dua kekuatan utama” dan itu bukan hal yang mudah untuk dilakukan.

“Kekuatan kita bukan saat kita sendiri, kekuatan kita saat 10 negara anggota ASEAN bersatu untuk memastikan posisi dan keamanan kawasan tetap terjaga,” kata Hishammuddin.

Malaysia sendiri telah menyatakan kegelisahannya jika AUKUS bisa memicu perlombaan senjata nuklir di kawasan, yang akan berdampak pada ketegangan Laut China Selatan.

Sementara itu, Singapura dan Filipina telah menyatakan dukungan. Mereka menyebut AUKUS dapat membantu memulihkan ketidakseimbangan dan mengarah pada stabilitas di kawasan.

Menurut analis urusan Asia Tenggara, Richard Heydarian, pakta AUKUS telah mengekspos perpecahan di ASEAN.

“Kesepakatan AUKUS telah dengan jelas menunjukkan bahwa TIDAK ADA posisi ASEAN. Ini bukan wilayah monolitik, dengan Indonesia dan Malaysia dapat diduga melemparkan kepura-puraan netral, Vietnam (dan kemungkinan juga Singapura) diam-diam menyambutnya, dan Filipina secara terbuka mendukungnya,” jelasnya.

Sementara itu, snalis regional lainnya, Oh Ei Sun, mengatakan Malaysia lebih memilih untuk mempertahankan hubungan kerja strategis dengan Beijing, terlepas dari seringnya China menyerang apa yang dianggap Malaysia sebagai perairan teritorialnya di Laut China Selatan.

“Malaysia akan semakin harus memikirkan kembali posisinya di persimpangan antara AUKUS dan China yang semakin tegas, khususnya di LCS,” terang Oh.

Sumber: rmol.id

Kategori
Kesehatan

Malaysia Heran Corona RI Turun Drastis Cepat, Kemenkes Buka Suara

IDTODAY NEWS – Politisi Malaysia pemimpin Partai Aksi Demokratik (DAP) Lim Kit Siang mempertanyakan mengapa kasus Corona di Indonesia menurun drastis, lebih cepat dibanding tren kasus di negaranya. Kementerian Kesehatan RI menyampaikan kuncinya adalah pengendalian mobilitas masyarakat.

“Kunci kita adalah kita segera mengurangi mobilitas dengan kebijakan PPKM, dukungan masyarakat terhadap upaya bersama untuk menerapkan PPKM yang menjadi kunci kita bisa menurunkan laju penularan,” kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi saat dihubungi, Minggu (5/9/2021).

Pemerintah juga mendorong vaksinasi masyarakat agar mau divaksinasi. Selain itu, pemerintah memperkuat komitmen tenaga kesehatan dalam penanganan pandemi COVID-19 dan menambah banyak tenda darurat dan rumah sakit darurat.

“Terakhir upaya penyesuaian yang cepat dari fasyankes, komitmen kuat dari nakes untuk tetap memberikan pelayanan yang maksimal walau di tengah penambahan tenda darurat, RS darurat, ditambah risiko penularan tinggi, kasus banyak dalam waktu singkat,” ujarnya.

Dikutip dari Malaymail, Lim mempertanyakan hal ini kepada Menteri Kesehatan Malaysia Khairy Jamaluddin. Ia menegaskan bahwa vaksinasi bukan satu-satunya cara menyelesaikan masalah Corona di Malaysia.

“Bisakah menteri kesehatan yang baru, Khairy Jamaluddin, menjelaskan mengapa selama 16 hari berturut-turut, Indonesia telah mengurangi kasus baru COVID-19 hariannya menjadi kurang dari Malaysia bahkan kurang dari setengah seperti kemarin 8.955 kasus menjadi 20.988 kasus Malaysia?” kata Lim.

“Ini bukan mencari-cari kesalahan, tetapi mencari cara untuk meningkatkan penanganan kita terhadap pandemi COVID-19 sehingga memenangkan perang melawannya,” tambah pemimpin DAP itu.

Catatan Lim, Malaysia saat ini menjadi salah satu negara dengan kinerja terburuk di dunia terkait respons COVID-19. Kasus baru per satu juga penduduk berada di 572,43 dibandingkan dengan Indonesia 37,40.

Sumber: detik.com

Kategori
Ekonomi

Kata Sri Mulyani: Cuma RI yang Secara Ekonomi Sudah Pulih, Malaysia – Singapura Belum

IDTODAY NEWS – Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan ekonomi Indonesia sudah membaik (rebound) dibandingkan tahun lalu yang kontraksi parah. Dia pun membandingkan Malaysia hingga Singapura yang belum bernasib sama.

Pandemi COVID-19 menampar hampir semua negara di dunia karena ekonomi ikut terpuruk. Indonesia termasuk di dalamnya. Ekonomi RI pada kuartal II 2020 minus 5,32 persen atau menjadi yang terdalam sejak Pemerintahan BJ Habibie.

Kini, perlahan-lahan perekonomian Indonesia mulai bangkit. Ekonomi kuartal II 2021 melesat 7,07 persen secara tahunan (year on year). Namun, tidak semua negara yang sempat terkontraksi ekonominya, mengalami perbaikan (rebound) seperti Indonesia.

“Apakah dengan adanya kontraksi ekonomi menjamin rebound? Ternyata tidak. Lihat Malaysia, Singapura, Filipina, dan Thailand. GDP (produk domestik bruto) mereka di kuartal II 2021 belum bisa melewati kondisi sebelum COVID-19,” katanya dalam Pembukaan dan Seminar Nasional Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) 2021 secara daring, Selasa (31/8).

Sementara Indonesia, menurut Sri Mulyani, sudah berhasil keluar dari jurang resesi pada kuartal II 2021 lalu yang positif 7,07 persen. Sebelum krisis COVID-19 yaitu pada kuartal II 2019, PDB Indonesia di posisi Rp 2.735 triliun. Pada kuartal II 2020, kontraksi sehingga PDB Indonesia hanya Rp 2.500 triliun, kini per kuartal II 2021 naik ke posisi Rp 2.773 triliun.

Sri Mulyani Ungkap Kebijakan Ekonomi Adaptif dan Fleksibel

Menurut dia, keberhasilan Indonesia saat ini membalikkan keadaan karena APBN bekerja sangat fleksibel. Alokasi pemulihan kesehatan dan ekonomi nasional yang semua dirancang di kisaran Rp 400 triliun, kini dilebarkan menjadi Rp 774 triliun.

“Ekonomi semester I ini kita sudah melewati fase resesi. Dan ke depannya ditentukan oleh kemampuan kita kendalikan COVID-19. Varian baru bisa berpotensi disrupsi, karena itu seluruh kebijakan harus adaptif dan fleksibel tapi harus ada arahan yang jelas untuk melindungi masyarakat,” ujarnya

Sebelumnya, dalam kesempatan yang sama, Presiden Jokowi juga mewaspadai pertumbuhan ekonomi kuartal III dan kuartal IV 2021 yang akan terdampak akibat kebijakan PPKM yang terus berlanjut. PPKM diberlakukan karena munculnya varian delta yang membuat kasus terus naik pada Juli lalu.

“Pertumbuhan ekonomi kuartal II 2021 capai 7,07 persen, namun harus tetap waspada ekonomi di kuartal III dan kuartal IV 2021 akan alami dampak kebijakan PPKM yang kita lakukan,” kata Jokowi.

Sumber: kumparan.com

Kategori
Politik

Prof Tulus: Indonesia-Malaysia, Dua Bangsa Serumpun Yang Banyak Cerita

IDTODAY NEWS – Indonesia dan Malaysia menjadi dua negara serumpun yang terkadang banyak dinamika. Pasang surut hubungan kedua bangsa tampak pada sejumlah isu.

Misalnya, banyaknya Pekerja Imigran Indonesia (PMI) yang berada di Malaysia hingga sejumlah sengketa yang cukup menyita perhatian publik. Seperti Pulau Sipadan dan Ligitan juga Perairan Ambalat.

Namun, sejatinya kedua bangsa ini menjadi tumpuan serta harapan karena memiliki peran penting dalam menciptakan kestabilan kawasan Asia Tenggara. Dengan demikian, upaya meminimalisir gesekan perlu didorong agar tercipta mutual respect dan mutual benefit bagi kedua negara.

“Tak bisa dipungkiri Indonesia bertetangga dengan Malaysia, baik laut dan darat. Suka atau tidak, itu faktanya. Kalau bicara masalah, yah ada saja. Terus mau buat apa?. Lazimnya tetangga, ada kebisingan juga ketenangan,” ucap Prof. Tulus Warsito selaku Guru Besar Hubungan Internasional Prodi HI UMY di Dikusi Virtual Kopi Pahit bersama Dubes RI Untuk Malaysia (Hermono) dan Founder Monday Media gruop ( Muchlas Rowi), Selasa (24/8/2021).

Dibalik hubungan Indonesia-Malaysia yang terkadang mengandung intrik, kata Prof Tulus, ada sejumlah peran strategis kedua negara untuk mendorong terciptanya kestabilan di kawasan Asia Tenggara.

Prof Tulus mengungkapkan Indonesia dan Malaysia punya peran penting untuk mendorong terciptanya perdamaian di Myanmar juga ikut mencari solusi terbaik soal pengungsi Rohingnya.

Terlebih Indonesia, ucap Prof Tulus, patut berbangga, jika Indonesia mempunyai pengalaman dalam mewujudkan transisi demokrasi dari rezim otoriter hingga mampu menggelar pemilihan presiden secara langsung dan pemilihan kepala daerah dengan sistem satu orang satu suara.

Begitupun Malaysia, setiap terjadi pergolakan di kawasan Asean, Negeri Jiran pasti mengajak Indonesia untuk menyelesaikan berbagai masalah di kawasan.

Sumber: monitorday.com

Kategori
Dunia

PM Muhyiddin Yassin Tiba di Istana Negara, Siapa yang Kelak Menggantikan Posisinya?

IDTODAY NEWS – Perdana Menteri Muhyiddin Yassin tiba di Istana Negara siang ini, setelah melakukan rapat khusus di kantornya di Putrajaya.

Saat ini ia dikabarkan tengah melakukan audiensi dengan Yang di-Pertuan Agong.

Media lokal dipenuhi headline rencana pengunduran Muhyiddin yang diperkirakan dalam hitungan jam mendatang.

Hingga saat ini belum jelas siapa yang bisa muncul sebagai perdana menteri negara berikutnya, mengingat keadaan loyalitas politik yang berubah-ubah.

Namun, disebutkan bahwa Tengku Razaleigh Hamzah, seorang pemimpin veteran UMNO, kemungkinan akan dipilih menggantikan Muhyiddin.

Pergolakan politik terjadi di tengah meningkatnya kemarahan publik atas lonjakan kasus virus corona yang terus berlanjut meskipun penanganan telah dilakjukan berbulan-bulan dengan berbagai tingkat penguncian.

Banyak orang Malaysia menyalahkan pemerintah karena menghabiskan terlalu banyak waktu untuk politik dan tidak cukup waktu untuk memerintah.

Seiring dengan itu, dukungah terhadap Muhyoiddin semakin menipis dengan beberapa pihak memberikan tekanan untuk mundur.

Sumber: rmol.id

Kategori
Dunia

Ratusan Anak Muda di Malaysia Unjuk Rasa Desak PM Muhyiddin Mundur

IDTODAY NEWS – Ratusan massa yang didominasi anak-anak muda di Kuala Lumpur, Malaysia menggelar aksi unjuk rasa pada Sabtu (31/7) kemarin. Mereka menuntut agar Perdana Menteri Muhyiddin Yassin mundur dari jabatannya karena dinilai gagal menjalankan pemerintahan.

Aksi tersebut dimulai sejak pukul 11.30 waktu setempat, dengan melakukan konvoi dari stasiun LRT Masjid Jamek di Jalan Melaka ke Dataran Merdeka.

Para pengunjuk rasa tampak meneriakkan yel-yel “Mundur Muhyiddin”, “Letak Jabatan”, “Hidup-Hidup”, “Hidup Rakyat”, “Tolak-Tolak”, “Lawan-Lawan”, “Bangkit-bangkit, Anak Muda” secara bergantian.

Sejumlah perempuan di barisan depan membawa empat “pocong” berwarna putih, diikuti sejumlah laki-laki yang membawa spanduk hitam besar bertuliskan “Kerajaan Gagal” dan “Penipu Nasional”.

Ada juga yang membawa poster bertuliskan “Kartu Laporan Pemerintah: Kepemimpinan, Kesehatan Negara, Kegiatan Ekonomi, Keprihatinan, Kejujuran, Gagal” dan “Stop Police Intimidation“.

Di antara pengunjuk rasa, tampak Wakil Ketua Partai Amanah Kawasan Setiawangsa, Asmaaliff Abdul Adam, yang sehari sebelumnya melaporkan Menteri Undang-Undang Takiyuddin dan PM Muhyiddin ke Kantor Polisi Dang Wangi karena membatalkan peraturan darurat yang membuat kecewa Raja Malaysia.

Di antara mereka ada pula para pemerhati dari pengacara yang mengenakan jas hitam.

Para koordinator mengenakan helm putih dan berulangkali mengingatkan peserta untuk menjaga jarak dan mematuhi protokol kesehatan.

Menjelang tiba di Dataran Merdeka, mereka dihadang Polisi Diraja Malaysia (PDRM). Jalan menuju lapangan tersebut ditutup, sementara di sekitarnya terlihat banyak petugas kepolisian dan pengatur lalu lintas.

Helikopter polisi berkeliling mengawasi aksi unjuk rasa dari atas Dataran Merdeka dan Gedung Bandaraya, tempat pemerintah kota Kuala Lumpur berkantor.

Karena dilarang masuk ke Dataran Merdeka, para pengunjuk rasa melanjutkan konvoi ke Jalan Raja Laut lalu duduk di jalan mendengarkan orasi dari koordinator lapangan sambil meneriakkan yel-yel.

Hingga pukul 13.00 waktu setempat, unjuk rasa berlangsung tertib dan tak ada kericuhan.

Sumber: aktual.com