Kategori
Dunia

Erdogan Ditetapkan Person of The Year karena Berani Melawan Anti-Islam di Prancis

IDTODAY NEWS – Sebuah organisasi nonpemerintahan (NGO) di Senegal, Jamra, menetapkan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan sebagai “person of the year”.

Erdogan terpilih atas pendiriannya melawan pernyataan Presiden Prancis Emmauel Macron yang menargetkan Islam dan Nabi Muhammad, kata LSM itu dalam pernyataan tertulis.

Jamra dalam pernyataannya mengatakan Erdogan telah dengan berani bereaksi atas penghinaan yang keterlaluan terhadap Nabi Muhammad, manusia terbaik dari segala manusia. Pernyataan Presiden Erdogan, yang menyerukan pemboikotan barang-barang Prancis dan mengkritik Macron, mendapat apresiasi luas di Senegal.

Presiden Turki mengecam Presiden Prancis Emmanuel Macron atas permusuhannya kepada dunia Islam. Erdogan menyebut pemimpin Prancis itu butuh dirawat kesehatan mentalnya.

“Apa masalah Macron dengan Islam dan Muslim? Dia membutuhkan perawatan kesehatan mental, ”kata Erdogan di kongres Partai Keadilan dan Pembangunan (Partai AK) yang berkuasa di provinsi Kayseri tengah, lansir dailysabah, Ahad(25/10).

“Apa yang dapat dikatakan kepada seorang kepala negara yang memperlakukan jutaan pemeluk agama minoritas di negaranya seperti ini? Pertama-tama, (dia perlu) pemeriksaan mental, ”tegas Erdogan.

Sumber: indonsiainside..id

Kategori
Dunia

Kutuk Kartun Nabi Muhammad di Prancis, Putin: Ingat, Menghina Orang beragama, Ada Balasannya

IDTODAY NEWS – Presiden Rusia Vladimir Putin telah mempertimbangkan debat seputar kebebasan berbicara dan hak-hak umat beragama, dengan mengatakan benturan budaya adalah masalah eksistensial di Barat.

Menanggapi pertanyaan dari koresponden Russian Today Igor Zhdanov sebagai bagian dari konferensi pers akhir tahun pada hari Kamis, 17 Desember 2020, Putin mengatakan ada keseimbangan antara mengekspresikan diri dan menghina perasaan seluruh kelompok orang.

“Di mana batas kebebasan yang satu dengan kebebasan yang lain,” tanya Presiden. “Diketahui bahwa di mana kebebasan seseorang dimulai, kebebasan orang lain harus berakhir.”

Dia menambahkan bahwa mereka yang “bertindak sembarangan, menghina hak dan perasaan orang beragama, harus selalu ingat akan ada reaksi balik yang tak terhindarkan. Tapi, disisi lain, ini tidak boleh agresif,” tegas Putin, dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Russian Today.

Hal itu dia katakan merujuk pada kejadian baru-baru ini di Prancis sebagai bukti bahwa, di Barat, “multikulturalisme telah gagal”.

Pekan lalu, Putin menginstruksikan kementerian luar negeri Rusia untuk “memulai diskusi melalui organisasi internasional tentang masalah-masalah yang berkaitan dengan mereka yang menghina kepercayaan orang-orang beragama, dan memicu kebencian dan konflik antaragama.”

Komentar itu muncul setelah tujuh pria asal Chechnya didakwa di Prancis atas dugaan keterlibatan mereka dalam pembunuhan dan pemenggalan guru sekolah Samuel Paty di Paris pada Oktober lalu.

Jaksa penuntut mengatakan Paty menjadi sasaran Abdullakh Anzorov yang berusia 18 tahun karena mempertunjukkan serangkaian kartun Nabi Muhammad di kelasnya dalam pelajaran tentang kebebasan berbicara.

Sementara itu, pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron telah memicu kontroversi di seluruh dunia Islam setelah insiden tersebut, memberikan penghormatan kepada Paty sebagai “pahlawan yang pendiam” dan “wajah Republik.”

Atas pernyataan Emmanuel macron tersebut sejumlah negara Muslim pun mengumumkan boikot produk Prancis, dengan beberapa demonstran turun ke jalan untuk membakar patung Macron sendiri.

Kepala Republik Chechnya yang mayoritas Muslim di Rusia, Ramzan Kadyrov, mengutuk serangan itu, tetapi “mendesak orang-orang untuk tidak memprovokasi umat atau melukai perasaan religius mereka. Sementara itu, temukan kekuatan untuk mengakui bahwa Muslim memiliki hak untuk beragama, dan tidak ada yang akan mengambilnya!.

Sumber: pikiran-rakyat.com

Kategori
Dunia

Dalam Kunjungannya Ke Prancis, Presiden Sisi Sampaikan Jangan Memandang Mesir Sebagai Negara Pelanggar HAM

IDTODAY NEWS – Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi menepis tuduhan pelanggaran hak asasi manusia. Dalam kunjungannya ke Prancis yang disambut secara meriah oleh Presiden Emmanuel Macron, Senin (7/12), ia menolak tudingan bahwa Mesir adalah negara pelanggar HAM.

“Tidak tepat bagi Anda untuk menampilkan negara Mesir dan segala sesuatu yang dilakukannya untuk rakyatnya dan untuk stabilitas kawasan, sebagai rezim yang menindas,” kata Sisi saat konferensi pers di Istana Elysee didampingi Macron, Senin (7/12), seperti dikutip Reuters..

Sisi mengungkapkan agar masyarakat Prancis dan global, tidak perlu merasa takut terhadap Mesir atau memiliki dugaan-dugaan keliru. Sebaliknya, Mesir selalu terbuka dan siap melakukan kerja sama dengan negara-negara lain di tengah gejolak yang terjadi di negara itu.

“Kami tidak memiliki apa pun untuk ditakuti atau dipermalukan, kami adalah bangsa yang berjuang untuk membangun masa depan rakyatnya dalam kondisi yang sangat keras di wilayah yang penuh gejolak,” ungkap Sisi.

Selama pemerintahannya, Mesir dan Prancis telah memupuk hubungan ekonomi dan militer yang lebih dekat.

Sisi melakukan kunjungan tiga hari ke Prancis, meskipun harapan untuk memelihara hubungan lebih dekat dibayangi oleh kehebohan atas catatan hak asasi Kairo.

Kategori
Dunia

Istanbul-Paris Tegang Lagi, Erdogan Minta Rakyat Prancis Segera Singkirkan Emmanuel Macron

IDTODAY NEWS – Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan melancarkan serangan pribadi terhadap Presiden Prancis Emmanuel Macron di tengah memanasnya hubungan kedua negara atas beberapa masalah.

Erdogan menggambarkan Macron sebagai “beban” bagi negaranya dan mengklaim Prancis berada dalam periode yang “gawat dan berahaya”.

Erdogan Bahkan mengatakan dia berharap Prancis segera “menyingkirkan” timpalannya itu secepat mungkin.

Kecaman itu muncul setelah berbulan-bulan perselisihan antara kedua negara mengenai Suriah, mediterania, kebebasan berbicara yang menyeret Islamofobia, dan yang terbaru tentang konflik di wilayah Nagorno-Karabkah.

“Macron adalah beban bagi Prancis. Macron dan Prancis sebenarnya sedang mengalami periode yang sangat berbahaya,” ujar pria berusia 66 tahun itu kepada wartawan setelah salat Jumat di Istanbul, seperti dikutip dari AFP, Jumat (4/12).

“Harapan saya adalah Prancis menyingkirkan masalah Macron secepat mungkin,” kata Erdogan.

Kedua negara saling bersilang pendapat tentang konflik Nagorno-Karabakh, dan keduanya memberi dukungan yang berlawanan dalam perang antara Armenia dan Azerbaijan atas wilayah sengketa di Karabah Atas (Artsakh).

Kategori
Dunia

Indonesia Gerak Cepat Ingin Borong 48 Jet Tempur Rafale Prancis

IDTODAY NEWS – Negosiasi antara Prancis dan Indonesia untuk pembelian 48 jet tempur Rafale Prancis sedang berlangsung dengan cepat dan kesepakatan dapat segera ditandatangani.

situs web Prancis, La Tribune.fr, melaporkan proses negosiasi tersebut pada hari Kamis dengan mengutip beberapa sumber.

Menurut laporan tersebut, Indonesia ingin mencapai kesepakatan sebelum akhir tahun tetapi negosiator Prancis ingin meluangkan waktu yang diperlukan untuk menyempurnakan detailnya. (Baca: Indonesia Beli Eurofighter Typhoon Austria, Su-35 Rusia atau F-35 AS?)

Menteri Pertahanan Prancis Florence Parly mengonfirmasi negosiasi tersebut. Dia mengatakan negosiasi dengan Indonesia untuk pembelian 48 jet tempur Rafale “good progress”.

“Jika pesanan ini berhasil…itu berarti 7.000 pekerjaan selama 18 bulan. Itu sangat besar,” kata Parly kepada BFM TV, yang dikutip Reuters, Jumat (4/12/2020).

Kategori
Dunia

Prancis Inspeksi 76 Masjid Di Seluruh Negeri, Beberapa Akan Ditutup

IDTODAY NEWS – Prancis melakukan inspeksi besar-besaran terhadap 76 masjid selama beberapa hari mendatang.

Menteri Dalam Negeri Gerald Darmanin pada Rabu (2/12) mengatakan, layanan negara akan memantau dan mengendalikan 16 masjid di Paris dan 60 lainnya di luar ibukota.

Mengutip surat kabar Le Figaro, Anadolu Agency menyebut ada 18 masjid yang menjadi target untuk ditindak dengan segera oleh pemerintah, beberapa di antaranya kemungkinan akan ditutup.

Sebelum melakukan inspeksi, Darmanin juga telah mengirim surat edaran kepada setiap gubernur di wilayah terkait.

Kategori
Dunia

Erdogan: Kekejaman di Prancis terhadap Nabi Muhammad Berlabel Kebebasan Berpikir

IDTODAY NEWS – Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan menghina kepercayaan orang tidak ada hubungannya dengan kebebasan. Dia lantas mengecam apa yang dia sebut “kekejaman” di Prancis terhadap Nabi Muhammaddengan label kebebasan berpikir.

Erdogan mencela meningkatnya sentimen anti-Muslim di negara-negara Barat. “Anda telah mengikuti dengan cermat kekejaman di Prancis terhadap Nabi (Muhammad) di bawah label ‘kebebasan berpikir’,” kata Erdogan dalam pesan video di konvensi tahunan ke-23 Muslim American Society (Masyarakat Muslim Amerika) pada hari Sabtu, yang dilansir Daily Sabah, Minggu (29/11/2020). (Baca: Ilmuwan Nuklirnya Dibunuh, Iran Didesak Serang Haifa Israel)

“Menghina tokoh suci itu jauh dari kebebasan,” ujarnya, yang menegaskan bahwa kebebasan berpikir dan penghinaan itu berbeda.

Menekankan bahwa fanatisme ideologis telah mendapatkan lebih banyak tempat, Erdogan mengatakan mereka yang mendorong penghinaan terhadap Nabi dan mereka yang mengabaikan serangan terhadap masjid berusaha menyembunyikan fasisme mereka.

Dia menggarisbawahi bahwa mereka menggunakan kebebasan berpikir dan pers saat menyerang nilai-nilai sakral. Erdogan menyindir mereka yang tidak bisa mentoleransi kritik sekecil apapun terhadap diri mereka sendiri.

Menggambarkan Islamofobia sebagai penyakit yang menyebar lebih cepat daripada virus corona, Erdogan mengatakan: “Budaya rasisme, diskriminasi dan intoleransi telah mencapai tingkat yang tidak dapat disembunyikan di negara-negara yang selama bertahun-tahun telah dipuji sebagai tempat lahir demokrasi.”