Kategori
Islami

Dituding Menista Agama, UAS: Kalau Saya Minta Maaf, Ayat Itu Harus Dibuang, Na’udzubillah!

IDTODAY NEWS – Belakangan ini, nama Ustaz Abdul Somad (UAS) jadi sorotan publik karena dituding melakukan penistaan agama. Menanggapi tudingan itu, UAS memberikan jawabannya.

Menurut UAS, apa yang disampaikannya menjelaskan tentang akidah agama Islam. Ia pun merasa tak perlu meminta maaf.

“Saya menjelaskan tentang akidah agama saya, di tengah komunitas umat Islam di dalam rumah ibadah agama saya,” kata UAS dalam keterangannya.

“Kalau ada yang tersinggung dengan penjelasan saya apakah saya harus meminta maaf,” tambah penceramah kondang tersebut.

UAS menambahkan, ceramah yang disampaikannya hanya untuk kalangan umat muslim saja dan bertujuan untuk mempertajam akidah.

“Sesungguhnya kafirlah orang yang mengatakan Allah itu tiga dalam satu, satu dalam tiga,” kata UAS.

“Saya jelaskan itu di tengah umat Islam,” imbuh pria 44 tahun itu.

UAS kemudian mempertanyakan apakah yang memberikan ceramah ke kalangan umat Islam mesti mengucapkan maaf.

“Otomatis orang yang mendengarkan itu tersinggung apa tidak? Apakah saya harus minta maaf? Terjawab sudah, karena itu ajaran saya,” ujar UAS.

“Kalau saya minta maaf, ayat itu harus dibuang. Na’udzubillah,” tambah ia.

Lebih lanjut, UAS mengatakan dirinya tak bisa mengendalikan sampai mana video ceramahnya tersebar. Ia juga tak mungkin meminta para jemaah mematikan ponsel dan melarang merekam ceramahnya.

Sumber: indozone.id

Kategori
Cek Fakta

Heboh Kabar Ustadz Abdul Somad Diperiksa Polisi, Ini Faktanya

IDTODAY NEWS – Video thumbnail yang menyebutkan Ustaz Abdul Somad alias UAS diperiksa polisi beredar di media sosial.

Narasi tersebut diunggah oleh kanal Youtube Pena Istana dalam video berjudul “BERITA HARI INI~AKHIRNYA!! ORANG DALAM ISTANA SERUKAN TANGKAP UAS”.

Kemudian, dalam thumbnail video tersebut, terlihat UAS tengah diinterogasi oleh pihak kepolisian.

Berikut narasi thumbnail video tersebut.

“TAK BERKUTIK DI PERIKSA POLISI SEMUA TERBUKTI UAS TERBUNGKAM TAK BISA MENGELAK”.

Benarkah narasi dalam thumbnail video tersebut?

Setelah ditelusuri oleh tim Cek Fakta Suara.com, informasi dalam video tersebut adalah salah atau hoax.

Dalam video tersebut tidak mengandung informasi mengenai Ustadz Abdul Somad yang diperiksa oleh pihak kepolisian.

Video berdurasi 10 menit 5 detik itu tidak mengandung informasi seperti yang disebutkan dalam thumbnail dan judul.

Isi video tersebut tentang cuplikan saat organisasi masyarakat Horas Bangso Batak melaporkan penceramah kelahiran 44 tahun yang lalu ke Polda Metro Jaya terkait dugaan penistaan agama pada 2019.

Tak ada klaim yang menyebutkan bahwa Ustadz Abdul Somad diperiksa oleh pihak kepolisian lantaran penistaan agama.

Sementara itu, foto dalam video tersebut merupakan gambar yang telah diedit.

KESIMPULAN

Berdasarkan penjelasan di atas, maka klaim yang menyebutkan Ustadz Abdul Somad diperiksa oleh polisi adalah hoaks.

Klaim tersebut masuk dalam kategori konten yang menyesatkan.

Sumber: suara.com

Kategori
Hukum

Geram Nama UAS Dibawa-bawa di Kasus M Kece, Tifatul Sembiring: Jangan Cari Ribut!

IDTODAY NEWS – Anggota DPR RI Tifatul Sembiring merasa kesal ada pihak yang sengaja membawa-bawa nama Ustadz Abdul Somad (UAS) di kasus dugaan penghinaan agama yang dilakukan oleh Muhammad Kece.

Dia menegaskan bahwa UAS tidak pernah menghina agama orang lain. Selama ini, UAS hanya menjawab pertanyaan dari para jamaahnya saja saat berdakwah.

“Ada yang coba menyeret2 nama Ustadz Abdul Somad, terkait dugaan penghinaan agama oleh M Kece. UAS tidak pernah menghina agama orang lain, UAS hanya menjawab pertanyaan jamaahnya,” tulis Tifatul Sembiring melalui akun Twitter @tifsembiring, Sabtu (28/8/2021).

Menurut Tifatul, perbuatan yang dilakukan oleh Muhammad Kece memang mengandung unsur kesengajaan.

“Tapi si Kece ini sangat sengaja menista, buat video khusus untuk itu,” kata Tifatul.

Untuk itu, Tifatul meminta kepada pihak yang membawa-bawa nama UAS agar tidak sengaja mencari keributan.

“Jangan cari ribut!” tegas dia.

Seperti diketahui, polisi menangkap Muhammad Kece atas kasus dugaan penghinaan terhadap agama.

Muhammad Kece melalui sejumlah video yang diunggah di kanal YouTube-nya mengutarakan pernyataan-pernyataan yang dianggap telah menghina Islam dan Nabi Muhammad.

Misalnya, dia mengatakan bahwa ajaran Nabi Muhammad hanyalah mitos. Selain itu, juga menyebut bahwa Nabi Muhammad tidak bisa menyelamatkan umat dan dikerumuni oleh jin.

Sumber: indozone.id

Kategori
Politik

Penistaan Agama Non-Islam Tak Diproses Hukum, Abu Janda Seret Nama UAS

IDTODAY NEWS – Pegiat media sosial Permadi Arya alias Ustaz Abu Janda menilai ada keberpihakan aparat dalam menindak pelaku penistaan agama. Hal ini terkait upaya penangkapan Muhammad Kece yang dianggap telah melecehkan ajaran Islam.

Abu Janda menyayangkan penghinaan terhadap agama lain tidak ditindak. Namun, ia menyadari tekanan yang diterima penegak hukum agar penodaan agama Islam segera diproses.

“Saya menyayangkan di negeri ini bapak-bapak penegak hukum sering mendapat tekanan publik untuk memproses penodaan agama Islam,” ujar Abu Janda, seperti dilansir dari Fajar, Kamis (26/8).

“Sebaliknya, penodaan terhadap agama non-Islam, aparat malah mendapat tekanan publik untuk tidak memproses,” terusnya.

Dia menyeret nama Ustaz Abdul Somad (UAS) yang—dalam ceramahnya—kerap melecehkan kepercayaan lain.

“Misalnya, kasus Abdul Somad yang dilaporkan karena menistakan agama Kristen, tidak lanjut, karena riskan kegaduhan jika diproses hukum,” pungkasnya.

Sumber: jitunews.com

Kategori
Politik

Herannya UAS Diisukan Kena COVID: Jin Kafir-Setan Beri Komentar

IDTODAY NEWS – Ustadz Abdul Somad atau UAS mengaku heran dirinya diisukan terinfeksi virus Corona atau COVID-19. Dia menyebut jin kafir, setan, hingga hantu ikut berkomentar saat dirinya diisukan kena Corona.

Hal itu disampaikan UAS lewat video yang diterima detikcom, Selasa (13/7/2021). Lewat video itu, UAS mengabarkan dalam kondisi sehat walafiat.

“Hari ini pada hari Selasa 3 Zulhijah 1442, 13 Juli 2021, saya sehat walafiat,” ucap UAS.

Dia mengaku sibuk mengajar dan mengkhatamkan Al-Qur’an serta buku-buku zikir. UAS kemudian mengaku heran banyak yang berkomentar saat dirinya dikabarkan sakit.

“Beberapa ini keluarlah berita saya katanya kena COVID. Maka sesudah keluar berita Abdul Somad kena COVID, keluarlah jin-jin kafir, hantu, setan memberikan komentar,” ucap UAS.

Dia menyebut jin kafir hingga setan senang jika dirinya sakit. UAS mengaku memilih fokus mengajar agama.

“Senang kalilah orang itu mendengar saya sakit,” ucap UAS.

UAS sebelumnya pernah dikabarkan terkena Corona. Kabar tersebut muncul saat UAS baru pulang berceramah saat awal-awal pandemi Corona merebak.

“Awal banget COVID merebak di tahun 2020 sekitar bulan April. Entah Maret atau April, saya lupa. Tapi seingat saya beliau cerita awal-awal COVID di Indonesia,” ujar Koordinator Media Ustaz Abdul Somad, Faiz, kepada detikcom.

Sumber: detik.com

Kategori
Politik

UAS Tepis Isu Kena COVID-19, Tunjukkan Dirinya Sehat-Ngajar Mengaji

IDTODAY NEWS – Ustadz Abdul Somad (UAS) menepis kabar dirinya kena COVID-19. Berikut klarifikasi UAS soal kondisinya belakangan ini.

“Hari ini pada hari Selasa 3 Zulhijah 1442, 13 Juli 2021, saya sehat walafiat,” ucap UAS sebagaimana video yang diterima detikcom, Selasa (13/7/2021). Di hadapan UAS, sejumlah anak kecil bersiap mengaji.

UAS mengaku sibuk mengajar dan mengkhatamkan Al-Qur’an serta buku-buku zikir. Dia kemudian mengaku heran banyak yang berkomentar saat dirinya dikabarkan sakit.

“Beberapa ini keluarlah berita saya katanya kena COVID. Maka sesudah keluar berita Abdul Somad kena COVID, keluarlah jin-jin kafir, hantu, setan memberikan komentar,” ucap UAS.

Dia menyebut jin kafir hingga setan senang jika dirinya sakit. UAS mengaku memilih fokus mengajar agama.

“Senang kalilah orang itu mendengar saya sakit,” ucap UAS.

Koordinator Media Ustaz AbdulSomad,Faiz, mengatakan sebelumnya UAS pernah dikabarkan kena Corona. Kabar tersebut muncul saat UAS baru pulang berceramah di awal-awal pandemi.

“Awal banget COVID merebak di tahun 2020 sekitar bulan April. Entah Maret atau April, saya lupa. Tapi seingat saya beliau cerita awal-awal COVID di Indonesia,” ujar Faiz.

Sumber: detik.com

Kategori
Politik

Soal Kebebasan Berpendapat Di Rezim Jokowi, Haris Azhar Dan Bivitri Kasih 1 Poin, Rocky Gerung Minus 2

IDTODAY.CO – Kebebasan berbicara di rezim Joko Widodo saat ini dianggap memiliki nilai rapor yang buruk. Bahkan nilainya minus.

Itulah inti penilaian yang disampaikan oleh tiga narasumber dalam acara diskusi Proklamasi Democracy Forum (PDF) ke-15 bertajuk “Menimbang Ruang Kebebasan Berpendapat Kalangan Akademik Saat Ini” yang diselenggarakan Balitbang DPP Partai Demokrat, Minggu malam (4/7).

Ketiga narasumber itu adalah Pendiri Pusat Studi Hukum dan Kebijakan (PSHK), Bivitri Susanti; Founder Lokataru, Haris Azhar; dan pengamat sosial, Rocky Gerung.

Dalam acara ini, Deputi Balitbang DPP Partai Demokrat, Syahrial Nasution yang bertindak sebagai moderator meminta masing-masing narasumber menilai pemerintahan Jokowi terkait kebebasan berbicara. Penilaian diberikan dengan skala 1 hingga 10.

“Enggak ada skala di situ tuh, semua skala itu sudah hancur. Jadi skalanya sudah hilang, bahkan saya bilang negatif 2 saja sudah itu (penilaian). Jadi ini kekuasaan yang mengalami pemburukan sebetulnya dari standar demokrasi. Saya sebut saja bahwa ini rezim mereka memang negatif Covid, tapi positif cupik,” kata Rocky Gerung menjawab pertanyaan Syahrial.

Berbeda dengan Rocky, Haris Azhar memberikan nilai atau poin 1 untuk pemerintahan Jokowi terkait kebebasan berbicara.

“Kalau 1 sampai 10, ya 1 lah. Kalau kita nilai ujian itu jawaban salah tapi karena ada coret-coretan kita kasih harga upah nulis namanya. Kenapa saya kasih 1? Karena kebebasan berbicara itu hanya ada pada pejabat. Kebebasan berbicara itu aturannya dimanipulasi, mekanismenya diskriminatif, dan hasilnya produknya represif,” jelas Haris.

Haris mengaku kerap kesal ketika membaca indeks demokrasi yang dianggapnya masih terlalu sopan.

“Padahal menurut saya, situasi di lapangan jauh lebih buruk. Ada banyak indeks itu yang gagal melihat pada problem di lapangan. Jadi menurut saya, ini cuma ada ya ongkos aja, upah nulis aja. Situasinya enggak ada yang bisa kita jadi pelajaran sebagai sebuah kemajuan itu enggak ada,” jelas Haris.

Sependapat dengan Haris, Bivitri juga memberikan poin 1 untuk pemerintahan Jokowi terkait kebebasan berbicara.

“Karena saya baru selesai meriksa UAS, jadi saya punya nilai yang sama kayak Haris, untuk ngasih upah nulis, udah kebiasaan gitu. Kalau dia gak nulis sama sekali saya kasih 0. Tapi kalau dia ada nulis sedikit-sedikit kasih 1,” terang Bivitri.

“Karena alasannya itu saya anggap dia nulis sedikit-sedikit itu dengan paling tidak Pak Jokowi, dia akan merespons social network analysisnya terlalu heboh. Dia akan merespons, walaupun responsnya kita enggak suka, tapi ya itu saya anggap itu oret-oretan yang enggak ada maknanya,” tuturnya.

Bivitri kemudian membeberkan indikasi-indikasi yang membuat rezim Jokowi kehilangan 9 poin terkait kebebasan berbicara.

“Tekanan struktural tidak dilarang oleh dosen segala macamnya malah kami yang ditekan semua anak mahasiswa enggak turun ke jalan misalnya. Buzzer dibiarkan malah dipiara, kalau istilahnya Bang Rocky tuh diternakkan. Kemudian, oposisi ditiadakan, jadi dengan segala cara lah. Termasuk Demokrat, jadi janganlah Demokrat ikut kalah,” kata Bivitri.

“Ditiadakan betul semuanya dianggap harmoni, itu yang dianggap paling utama dalam imajinasi yang keliru sebenarnya tentang kehidupan demokrasi. Demokrasi dengan harmoni itu sangat berbeda. Nah itu semua yang membuat pemerintahan sekarang kehilangan 9 poin dan cuma dikasih upah ngomong saja,” sambung Bivitri menutup.

Selain Bivitri Susanti, Rocky Gerung, dan Haris Azhar, acara diskusi ini juga turut dihadiri oleh Kepala Balitbang DPP Partai Demokrat, Tomi Satryantomo, dan Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Dede Yusuf Macan Effendi.

Sumber: rmol.id