Peneliti Australia Temukan 380 Penjara untuk Etnis Uighur di Xinjiang, Cina

Anak-anak etnis Uighur memegang poster bergambarkan pesepakbola Arsenal, Mesut Ozil saat protes melawan China di Istanbul, Turki 14 Desember 2019. Kaum minoritas Uighur ini tersebar di Daerah Otonomi Xinjiang, Uighur, sementara sebagian kecil tinggal di Provinsi Hunan dan Henan. (Foto: REUTERS/Kemal Aslan)

IDTODAY NEWS – Institut Kebijakan Strategis Australia telah mengidentifikasi lebih dari 380 penjara bagi etnis Muslim Uighur yang mencurigakan di wilayah Xinjiang, Cina. Di dalam fasilitas tersebut, Cina diyakini telah menahan lebih dari satu juta orang Uighur dan penduduk Muslim lainnya yang berbicara dalam bahasa Turki.

Jumlah penjara tersebut sekitar 40 persen lebih besar dari perkiraan sebelumnya. Menurut peneliti Australia, fasilitas itu akan terus bertambah meskipun Cina mengklaim bahwa banyak orang Uighur telah dibebaskan.

Baca Juga  China Desak AS Kembali Ke Kesepakatan Nuklir Iran Tanpa Syarat Sesegera Mungkin

Dengan menggunakan citra satelit, saksi mata, laporan media dan dokumen resmi tender konstruksi, institut tersebut mengatakan bahwa setidaknya 61 lokasi penahanan telah menjalani proses konstruksi dan perluasan baru antara Juli 2019 dan Juli 2020.

Empat belas fasilitas lainnya sedang dibangun pada tahun 2020.

Sekitar 70 telah dilepas pagar atau dinding pembatasnya. Ini menandakan bahwa 70 fasilitas tersebut telah berubah atau telah ditutup.

Baca Juga  Brasil Tolak Vaksin Covid-19 Sinovac Cina, Indonesia Jalan Terus

Anggota parlemen Amerika Serikat baru-baru ini memutuskan untuk melarang impor dari Xinjiang, mengutip dugaan penggunaan kerja paksa yang sistematis.

Beijing baru-baru ini menerbitkan buku putih yang membela kebijakannya di Xinjiang. Dalam buku putih tersebut dikatakan bahwa program pelatihan, skema kerja, dan pendidikan yang lebih baik menandakan kehidupan yang lebih baik.

Cina membela apa yang disebut sebagai pusat-pusat pelatihan dibangun seperlunya untuk membasmi ekstremisme.

Baca Juga  Li-Meng Yan Beri Bukti Virus Corona Dari Lab Wuhan Dan China Berusaha Tutupi Identitas Aslinya

Tabloid nasionalis yang dikendalikan pemerintah Cina, Global Times mengutip sumber yang mengatakan bahwa kontributor Australian Strategic Policy Institute Clive Hamilton dan Alex Joske kini dilarang memasuki Cina.

Sumber: tempo.co

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan