Menkes: Penurunan Kasus Covid-19 di Jawa-Bali Dibarengi Kenaikan di Pulau Lain

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memberikan keterangan pers terkait kedatangan vaksin COVID-19 Sinovac setibanya dari Beijing di Terminal Cargo Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Minggu (18/4/2021). Sebanyak enam juta dosis vaksin COVID-19 Sinovac yang dibawa dengan pesawat Garuda Indonesia tersebut, selanjutnya dibawa ke Bio Farma Bandung sebelum didistribusikan ke Kota dan Kabupaten di Indonesia. ANTARA/Muhammad Iqbal/aww.(ANTARA FOTO/MUHAMMAD IQBAL)

IDTODAY NEWS – Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, kasus Covid-19 di Jawa dan Bali mengalami penurunan setelah 13 hari menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat.

Namun, Budi mengatakan, penurunan kasus Covid-19 di Jawa-Bali diiringi dengan kenaikan kasus Covid-19 di luar Jawa.

“Ada penurunan di Jawa itu juga dibarengi dengan kenaikan di luar Jawa, karena di Jawa kena duluan, naik sangat tinggi kita lakukan intervensi, kemudian menurun, luar Jawa sekarang yang naik,” kata Budi dalam konferensi pers secara virtual, Senin (2/8/2021).

Budi mengatakan, jumlah penduduk di luar Jawa dan kasus konfirmasi Covid-19 di wilayah tersebut, lebih sedikit daripada penduduk di Pulau Jawa-Bali, sehingga di tingkat nasional kasus Covid-19 terlihat menurun.

Meski demikian, Budi mengatakan, pihaknya tetap melakukan intervensi terhadap provinsi-provinsi di luar Jawa dengan mereplikasi apa yang telah dilakukan di Pulau Jawa-Bali saat terjadi lonjakan kasus.

“Supaya bisa lebih cepat dan kita belajar dari pengalaman kita bagaimana mengurangi laju penularan yang terjadi di Jawa,” ujarnya.

Di samping itu, Budi mengatakan, deteksi kasus (testing), pelacakan (tracing) dan perawatan (treatment) harus ditingkatkan untuk menekan angka kematian.

Baca Juga  Ketua Komnas HAM Ungkap Alasan Tak Hadiri Rekonstruksi Penembakan 6 Laskar

Ia mengatakan, pasien yang meninggal akibat Covid-19 karena terlambat masuk ke RS dan jumlah testing yang masih rendah.

Untuk itu, Budi mengatakan, sudah meminta kabupaten/kota dengan positivity rate di bawah 5 persen untuk melakukan testing 1 per 1.000 penduduk per minggu.

Sementara, kabupaten/kota dengan positivity rate lebih dari 25 persen harus melakukan testing 15 per 1.000 penduduk per minggu.

Baca Juga  PKS Incar Suara Masyarakat yang Tak Puas Setahun Kepemimpinan Jokowi

“Ini targetnya sudah masuk di inmendagri, waktu PPKM di Jawa-Bali, kita akan replikasi ini di luar Jawa PPKM level 4,” ucap Budi.

Lebih lanjut, Budi mengatakan, dengan jumlah testing yang tinggi, maka pasien yang sakit dapat segera diketahui dan diberikan penanganan sehingga dapat menekan angka kematian.

“Cepat kita karantina, sudah tidak menularkan ke orang lain dan yang untuk perawatan cepat kita rawat sehingga bisa mengurangi kematian,” pungkasnya.

Sumber: kompas.com

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan