IDTODAY NEWS – Pengecetan pesawat Kepresidenan Republik Indonesia yang dipakai Presiden Jokowi menuai polemik dan kritik dari berbagai pihak.

Salah satunya datang dari politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera.

Mardani menganggap, pegecetan pesawat kepresiden tersebut sebagai hal yang tidak bijak.

Semestinya, Presiden Jokowi mengutamakan kebutuhan rakyatnya di tengah kondisi yang serba sulit akibat pandemi Covid-19.

“Mengecat pesawat kepresidenan di masa pandemi tidak bijak, harusnya yang diutamakan kepentingan rakyat,” kata Mardani kepada wartawan, Rabu (4/8/2021).

Semestinya, kata Mardani, anggaran Rp2,1 miliar untuk pengecetan pesawat tipe RA-001 Boeing 737-8U3 (BBJ 2) itu bisa dialihkan ke membantu masyarakat.

Baca Juga  Pengamat: Apapun yang Dilakukan Anies Tetap akan Salah di Mata Orang-Orang Ini, Senyum Dikira Meledek

“Kan bisa tunda atau alihkan bagi masyarakat lebih perlu,” tuturnya.

Apalagi, lanjut anggota DPR RI itu, masih banyak yang membutuhkan uluran tangan pemerintah.

Seperti karyawan yang terkenak Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) akibat pandemi Covid-19 atau pedagang yang kesulitan berjualan.

“Banyak sekali PHK, banyak sekali masyarakat yang tidak bisa jualan, banyak sekali masyarakat yang tidak bisa bekerja mereka butuh keberpihakan pemerintah,” terangnya.

Sudah Direncanakan sejak 2019

Sebelumnya, Kepala Sekertariat Presidenan Heru Budi menyebut bahwa pengecatan pesawat BBJ 2 sudah direncanakan sejak tahun 2019.

Baca Juga  Anwar Abbas Sebut DPR Seperti Bukan Wakil Rakyat

Hal ini berkaitan dengan perayaan HUT ke-75 Kemerdekaan RI di tahun 2020.

Heru menjelaskan bahwa proses pengecatan merupakan pekerjaan satu paket dengan Heli Super Puma dan Pesawat RJ.

Namun, pada tahun 2019 pesawat BBJ 2 belum memasuki jadwal perawatan rutin, sehingga dilakukan pengecatan Heli Super Puma dan pesawat RJ terlebih dahulu.

“Sebagai informasi, perawatan rutin memiliki interval waktu yang sudah ditetapkan dan harus dipatuhi, sehingga jadwal perawatan ini harus dilaksanakan tepat waktu,” ucap Heru.

Baca Juga  Aboe Bakar Siap Jadi Penjamin Penangguhan Penahanan HRS

Jadwal perawatan rutin pesawat BBJ 2, kata Heru, jatuh pada tahun 2021. Ini merupakan perawatan Check C sesuai rekomendasi pabrik.

Oleh karenanya, tahun ini dilakukan perawatan sekaligus pengecatan bernuansa merah putih sesuai dengan rencana sebelumnya.

“Waktunya pun lebih efisien, karena dilakukan bersamaan dengan proses perawatan,” kata dia.

Heru pun menepis anggapan yang menyebutkan bahwa pengecatan ini merupakan bentuk foya-foya keuangan negara.

Sebab, pengecatan pesawat telah direncanakan sejak tahun 2019. Alokasi untuk perawatan dan pengecatan pun sudah dialokasikan dalam APBN.

Sumber: pojoksatu.id

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan