IDTODAY NEWS – Politisi Partai Demokrat, Rachland Nashidik menilai bahwa kasus sengketa lahan antara pengamat politik, Rocky Gerung dan Sentul City dipolitisasi oleh pejabat istana.

Rachland pun menduga-duga apakah hal ini adalah cara baru untuk menekan oposisi dan membungkam kritik.

“Bukti bahwa kasus ini memang dipolitisasi pejabat istana,” katanya melalui akun Twitter Rachlannashidik pada Senin, 13 September 2021.

“Cara baru merepresi oposisi dan membungkam kritik?” sambungnya.

Ia mengatakan hal itu sebagai respons terhadap pernyataan Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP), Ali Moctar Ngabalin terkait sengketa tanah Sentul City.

Dalam pernyataannya, Ngabalin menyindir para karun untuk bersiap-siap mengunjungi junjungan mereka yang terancam menyusul Yahya Waloni dan Sugi Nur ke penjara.

Ngabalin juga menyebur junjungan kadrun yang ia maksud sebagai Profesor abal-abal dan dungu.

Baca Juga  Politikus Demokrat: Kita Harus Bicara, Bersatu Melawan Korban

“Tuhan Yang Maha Adil mulai menunjukan kuasaNya pada professor abal-abal dan dungu,” katanya melalui akun Twitter AliNgabalinNew pada Minggu, 12 September 2021.

Menurut Ngabalin, dalam sengketa ini, dapat dinilai siapa yang sesungguhnya dungu dan tolol karena telah membangun rumah diatas lahan orang.

“Ingatkan kadrun-kadrun supaya tengok junjungannya terancam tuh ntar lagi nyusul Yahya dan Sugi Nur. Gaspul Sentul City,” katanya.

Baca Juga  Yan Harahap Ungkap Makna Filosofis Lukisan SBY: Pemimpin Harus Punya Sifat Tegar dan Kokoh

Sebagai catatan, Ngabalin tak menyebut secara spesifik terkait siapa sosok yang ia singgung dalam cuitannya.

Namun, ditelusuri Terkini.id di kolom komentar, netizen berasumsi bahwa Ngabalin sedang menyinggung Rocky Gerung yang kini memang sedang menghadapi sengketa lahan dengan Sentul City.

Sumber: terkini.id

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan