Oleh: Legisan S Samtafsir
Bebek dan buruh. Saat demo besar terjadi, Jokowi meninggalkan pendemo pergi lihat bebek, sebaliknya Anies menemui pendemo utk berdialog mencari solusi.
Pasti aja ini bahan olok2. Sebab semua nurani kemanusiaan akan mengatakan konyol sekali; bukannya menemui rakyatnya tapi malah melihat bebek. Apa mendesaknya bebek, berapa harga bebek, apa risiko tidak melihat bebek? Bandingkan dengan harga kemanusiaan, berapa banyak korban buruh dan mahasiswa, apa dampak ekonomi nasional akibat demo ini.
Sungguh, anak SD pun tahu, bahwa harga kemanusiaan pasti melebihi jutaan bebek.
Tapi foto itu punya makna lebih dalam. Bagi saya itu adalah cermin kualitas leadership. Tidak kebetulan yg dilihat adalah BEBEK, yg bisanya cuma mengekor karena gak ada otaknya, sehingga siapapun orang yg gak punya VISI dan prinsip disebut ‘membebek’.
Tapi ‘BURUH’ adalah kata yg punya sejuta makna secara ekonomi, bisnis bahkan politik. Mereka yg memahami kata ‘buruh’ pasti memandang itu lebih penting dari semua agenda kepemimpinan. Buruh adalah prioritas leadership anda. Kalau anda acuh dan mengabaikan buruh, itu tanda bahwa kepemimpinan Anda di ujung tanduk.
Mungkin demo buruh sekarang, tak sampai menjatuhkan presiden. Tapi kekecewaan buruh, rakyat dan mahasiswa; dendam karena hati dan tubuh yg terluka, akan menjadi BARA API kehidupan berbangsa, dan ini semua tercatat dalam sejarah bangsa ini.
Beruntung ANIES BASWEDAN memilih menemui buruh, menerobos hingar bingar demonstrasi, berdialog tanpa jarak dan tanpa was-was akan disakiti oleh demonstran. Tidak sedikitpun ragu. Anies tahu, memahami dan lebih dari itu Anies punya VISI dan prinsip.
Anies bukan presiden, bukan pula DPR, yg keduanya itu telah KABUR terbirit-birit ketakutan karena keputusan undang2 cilaka itu. Dan Anies tidak punya mandat dari keduanya utk menemui demonstran. Tapi Anies punya OTAK, HATI dan NYALI (ketiganya ini disebut head, heart, guts). Di situ kualitas kepemimpinan Anies.
Dan luar biasanya, Anies tidak hanya memberi solusi dan menghindarkan bangsa ini dari kerusakan yg lebih besar lagi akibat kekecewaan demonstran, tapi juga memberi contoh kepada khalayak dunia, bahwa kepemimpinan itu adalah mulia. Anies menunjukkan bahwa melayani kemanusiaan adalah KEMULIAAN, dan itulah tugas utama pemimpin, dan karena itulah Anies mengutamakan menemui demonstran daripada agenda lainnya.
Anda dan saya bisa belajar, bagaimana seharusnya kita memimpin; MEMBEBEK (gak punya otak, mengekor saja) atau MEMANUSIA (punya otak, hati dan nyali)?
Terimakasih teman2 buruh, mahasiswa dan rakyat, yg telah berkorban dan memberi pelajaran berharga bagi sejarah Indonesia.
Bravooooo untukmu buruh dan mahasiswa… !!!!!
Jum’at, 9 Oktober 2020