Biden Presiden Terpilih AS: Raja Salman, Putin hingga Erdogan Bungkam

Joe Biden, presiden terpilih Amerika Serikat dalam pilpres AS 2020. Foto/REUTERS

IDTODAY NEWS – Joe Biden pada Sabtu pekan lalu dinyatakan sebagai presiden terpilih Amerika Serikat (AS) setelah perolehan suaranya dalam pemilihan presiden (pilpres) mengalahkan rivalnya, Presiden Donald Trump. Namun, Arab Saudi yang menjadi salah satu sekutu terdekat Amerika memilih bungkam atau tidak mengucapkan selamat kepada Biden.

Belum ada ucapan selamat dari Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud. Penguasa de facto Arab Saudi, Putra Mahkota Mohammad bin Salman (MBS), yang memiliki hubungan dekat dengan Donal Trump, juga belum berkomentar secara terbuka tentang kemenangan Biden—meskipun kantor berita pemerintah, Saudi Press Agency (SPA), melaporkan bahwa MBS pada hari Sabtu mengucapkan selamat kepada presiden Tanzania atas terpilihnya kembali sebagai presiden.

Baca Juga  Pemerintah China Dilaporkan Bongkar Masjid Buldoser Gedung Gereja

Trump telah menawarkan pelukan hangat kepada kerajaan Timur Tengah dan ahli warisnya yang ambisius, yang mana hubungan dekat itu memberi putra mahkota penyangga penting terhadap tuduhan pelanggaran hak asasi manusia di dalam negeri dan peran yang dimainkan Arab Saudi dalam perang Yaman.

Biden sendiri telah berjanji untuk meninjau ulang hubungan AS dengan Kerajaan Arab Saudi.

Tak hanya pemimpin Saudi yang bungkam atas kemenangan Biden. Presiden Brazil Jair Bolsonaro, yang sering disebut sebagai “Trump dari Daerah Tropis”, juga tidak mengatakan apa-apa tentang kemenangan Biden.

Baca Juga  Pasukan Turki Bakal Tembak Jatuh Jet Tempur dan Bunuh Pilot Yunani

Bolsonaro, seorang populis sayap kanan, sebelumnya memberikan dukungannya kepada Trump, dan mencatat komentar Biden bahwa Brazil harus menderita “konsekuensi ekonomi yang signifikan” jika kehancuran hutan hujan Amazon terus “menjadi bencana”.

Presiden Rusia Vladimir Putin belum memberikan komentar resmi tentang kemenangan Biden. Sepanjang masa jabatannya, Trump telah dituduh bersimpati kepada Putin, yang disebutnya sebagai “pemimpin yang kuat”, meskipun ada laporan intelijen tentang campur tangan Rusia dalam pemilu AS tahun 2016.

Sikap Biden terhadap Rusia jauh lebih keras, menyebutnya sebagai ancaman terbesar bagi keamanan nasional AS bulan lalu—penilaian yang menurut Kremlin mendorong kebencian terhadap Rusia.

Baca Juga  Rayuan Maut India untuk Tesla: Bikin Mobil di India Lebih Murah Dibanding di China

Pemimpin oposisi, Alexei Navalny, yang baru-baru ini diracuni dengan zat saraf tingkat militer, adalah tokoh politik Rusia pertama yang secara terbuka menyampaikan ucapan selamat kepada Biden atas kemenangannya.

Presiden Turki yang kuat, Recep Tayyip Erdogan, sekutu Trump, belum berkomentar secara terbuka atas kemenangan Biden. Tanpa menyebut pemilu AS, Kementerian Luar Negeri Turki meluangkan waktu untuk menyampaikan selamat kepada pemenang pemilihan presiden di Guinea pada hari Minggu.

Sumber: sindonews.com

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan