Kategori
Dunia

Ditekan AS Karena Tak Mau Berdamai dengan Israel, Raja Salman Mendadak Telpon Vladimir Putin

IDTODAY NEWS – Penguasa Arab Saudi Raja Salman bin Abdulaziz Al Saud belakangan ini diketahui sedang mendapat tekanan dari Amerika Serikat (AS).

Raja Salman diminta oleh Presiden AS Donald Trump agar segera melakukan normalisasi hubungan diplomatik Arab Saudi-Israel.

Dengan tegas Raja Salman menolak permintaan AS itu.

Ia menegaskan Arab Saudi akan berdamai dengan Israel jika Palestina sudah merdeka seutuhnya.

Beberapa saat usai mendapat tekanan ini, Raja Salman diketahui langsung menelpon presiden Rusia Vladimir Putin.

Dikutip zonajakarta.com dari AFP dan Pikiran Rakyat, Selasa (8/9/2020) selain membahas perkembangan situasi terkini, telpon Raja Salman kepada Putin untuk menyampaikan ketertarikan Riyadh terhadap vaksin corona buatan Moskow.

Vaksin tersebut yakni Sputnik V.

Raja Arab Saudi ini berbicara dengan Presiden Rusia Vladimir Putin melalui sambungan telepon membahas kemungkinan memproduksi vaksin Covid-19 bersama.

Pada awal Agustus, Rusia menghebohkan dunia dengan mengumumkan sebagai negara pertama di dunia yang mendaftarkan vaksin Covid-19.

Vaksin itu diberi nama Sputnik V.

Rusia juga mengklaim lebih dari 1 miliar dosis telah dipesan sebelumnya oleh 20 negara, termasuk Arab Saudi.

Otoritas Rusia menggelontorkan dana besar dan menyebut Arab Saudi sebagai salah satu negara yang tertarik membeli vaksin tersebut, bahkan memproduksinya.

Kremlin menyatakan, Presiden Putin dan Raja Salman, Senin 7 September 2020, membahas upaya kerja sama bertujuan untuk mengatasi dampak negatif dari pandemi virus corona. Keinginan itu datang dari Arab Saudi.

“Perhatian khusus diberikan pada perspektif produksi bersama vaksin yang dikembangkan oleh Rusia,” demikian pernyataan Kremlin, seperti dilaporkan kembali AFP.

Disebutkan pula, kedua pihak membahas harga minyak dunia.

Rusia dan Arab Saudi akan terus berkoordinasi secara erat untuk memastikan harga minyak stabil.

Harga minyak mentah turun selama sepekan terakhir karena para pedagang mempertimbangkan prospek permintaan jangka panjang dampak dari pandemi Covid-19.

Sumber: pikiran-rakyat.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *