IDTODAY NEWS – Pendakwah Sugi Nur Raharja alias Gus Nur selama ini dikenal merupakan warga Nahdatul Ulama (NU) atau Nahdiyin. Tetapi, Gus Nur mengaku bukan NU struktural, hanya sebagai NU tradisional.

Meskipun sebagai Nahdiyin, Gus Nur tidak seperti warga NU lain. Dia kerap menyerang pemerintah dengan gaya bahasanya. Menurut pria kelahiran Banten 1974 ini, kesucian NU tidak seperti dahulu kala.

Gus Nur menilai, rezim Jokowi membuat NU berubah 180 derajat. NU yang dulu Ia kenal, kini telah berubah. Gus Nur mengibaratkan NU seperti sebuah bis besar. Bis itu dikemudikan oleh seorang sopir yang mabuk dan juga para penumpangnya yang kurang ajar.

“Setelah rezim ini lahir, tiba-tiba 180 derajat (NU), berubah. Saya ibarat NU sekarang itu seperti bis umum, sopirnya mabuk, kondekturnya teler, dan penumpangnya itu kurang ajar semua. Perokok, nyanyi, buka-buka aurat, dangdutan juga. Jadi kesucian NU yang selama ini saya kenal itu seakan-akan ga ada sekarang ini.” Ucap Gus Nur saat berbincang dengan Refly Harun di chanel YouTube Refly Harun, Sabtu (17/10).

Gus Nur mengatakan, sebelum ada rezim Jokowi, hubungan NU dengan dirinya baik. Ke mana-mana, dia selalu dikawal oleh Banser. “Sebelum ada rezim ini, saya dakwah selalu dikawal banser, saya adem ayam sama NU, ga pernah ada masalah,” ucap Gus Nur.

Gus Nur mengatakan, dia memilih untuk tidak banyak terlibat dalam NU, sebab saat ini, dia menilai NU telah disusupi oleh paham liberal dan komunis.

Baca Juga  KAMI: Mereka Yang Kritis Harusnya Dilindungi, Bukan Dipenjarakan

“Bisa jadi kondekturnya Gus Yaqut itu. dan sopirnya KH Aqil Siroj. Nah, penumpangnya liberal, sekuler, PKI ngumpul di situ. Rokok, minum semua campur di situ. Akhirnya saya ga ikut campur di bis itu, akhirnya saya turun lah.” Katanya.

Kemudian, hal lain yang membuat Gus Nur berseberangan dengan NU, karena banyak ulama NU yang terjun ke dunia politik.

Baca Juga  Mahfud Sebut Hukum di Indonesia Sering Dijadikan Industri, Kenapa?

“Kemudian ada kiyai- kiyai yang selama ini saya hormati, udah keluar masuk Istana, udah main politik, di situ saya berontak. Nah pertanyaannya kenapa berontak? nda tahu lah saya, maka tiba-tiba jadilah saya seperti ini dituduh memusuhi NU, menyerang NU.” Pungkas Gus Nur.

Sumber: fajar.co.id

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan