IDTODAY NEWS – Video pengajian Ustadz Adi Hidayat ramai menjadi sorotan warga Nahdhatul Ulama. Hal itu lantaran Adi Hidayat dinilai tak jujur karena tidak lengkap saat membahas isi kitab kitab Risalah Ahlussunnah wal Jamaah tulisan KH Hasyim Asy’ari, pendiri NU.
Situs resmi NU Online bahan menyebut Ustadz Adi Hidayat berbohong atas nama Mbah Hasyim.
Hal itu bermula saat seorang warganet warganet bernama Akhmad Musta’in memberikan penjelasan bahwa Ustadz Adi Hidayat tidak jujur.
“Dalam video ini Adi Hidayat mengaji kitab Risalah Ahlussunnah wal Jamaah tulisan KH Hasyim Asy’ari,” kata Akhmad Musta’in, Rabu 8 September 2021.
Pada video yang dia lampirkan tersebut, Adi Hidayat menjelaskan datangnya para ahli bid’ah atau golongan yang konsep teologinya bertentangan dengan akidah yang diajarkan Rasulullah.
Dia mengungkapkan, jika diperhatikan dengan seksama, ada sejumlah paragraf dari kitab Risalah Ahlussunnah wal Jamaah tulisan Mbah Hasyim Asy’ari yang sengaja dilewati oleh Adi Hidayat.
Tulisan tersebut salah satunya terkait pandangan Mbah Hasyim bahwa salah satu ajaran menyimpang dan bid’ah adalah ajaran Muhammad bin Abdul Wahab (pencetus aliran Wahabi).
“Dalam video ini Adi Hidayat mengaji kitab Risalah Ahlussunnah wal Jamaah tulisan KH Hasyim Asy’ari. Ketika menjelaskan datangnya para ahli bid’ah (golongan yang konsep teologinya bertentangan dengan aqidah yang diajarkan Rasulullah), bagian ulasan tentang kelompok yang mengikuti pemikiran Muhammad Abduh, Rasyid Ridha, dan yang mengambil kebid’ahan Muhammad bin Abdul Wahab, Ahmad bin Taimiyah dan muridnya, Ibnul Qayim, di-skip oleh Adi Hidayat, langsung loncat ke bahasan Syi’ah Rafidhah,” tulisnya.
“Perhatikanlah ketika membalik lembaran kitab, gestur dan mimik mukanya memperlihatkan ekspresi seseorang yang sedang menyembunyikan sesuatu. Dia berbohong. Berbohong atas nama Hadratus Syekh K.H.M. Hasyim Asy’ari,” tambahnya.
Akhmad Musta’in mengajak warganet memperhatikanlah tingkah Adi Hidayat ketika membalik lembaran kitab .
Pada pengajian tersebut, Adi Hidayat menjelaskan tentang sejumlah aliran yang menyimpang dari Ahlussunnah wal Jamaah. Termasuk pandangan dari KH M Hasyim Asy’ari yang mengemukakan bahwa Islam di tanah Jawa mengalami dinamika dengan hadirnya kalangan yang keluar dari akidah Aswaja.
Warga NU, Ahmad Mughni juga menyampaikan keresahannya atas sikap ustaz Adi Hidayat tersebut. Menurut dia, cara Adi Hidayat dengan cuma mengambil sebagian pendapat Mbah Hasyim dan mengaburkan pendapat yang lain, dalam tradisi santri NU, adalah hal yang tidak bisa diterima.
Berikut selengkapnya postingan Ahmad Mughni:
Tanggapan saya atas beberapa pembelaan terhadap tindakan UAH melompati bahasan penting bid’ah akidah di kitab KH Hasyim Asy’arie
Saya lihat dari hasil pantauan sekedarnya, ada yang masih membela tindakan UAH, melompati bahasan bid’ah nya (akidah) firqoh yang mengikuti pendapat tokoh-tokoh yang ditulis lugas oleh Hadratus Syaikh KH Hasyim Asyarie yakni ( M. Abduh, Rasyid Ridho, MBAW, Ibn Taymiyyah & Ibn Qayyim), dan langsung ke pembahasan Rofidhoh & Abahiyyun.
Pembelaan-pembelaan tersebut dapat digolongkan sebagai berikut:
(1) Bahwa UAH sengaja skip bagian itu karena memang sedang fokus membahas sesatnya Syi’ah.
(2) Bahwa UAH sengaja skip itu karena ingin menjaga kondusifitas, mengingat banyak muslim di Indonesia yang mengikuti tokoh-tokoh yang ajarannya dinilai bid’ah oleh Hadratussyaih.
(3) Bahwa UAH sebelumnya sudah meminta maaf jika tidak akan membahas semuanya dan akan melompati beberapa bahasan (bahasa UAH sendiri: jika semua dibahas bisa sampai besok dan jamaah gak kuat).
(4) Mereka bisa menerima poin hasil observasi saya namun, tidak terima jika perbuatan UAH saya labeli sebagai perbuatan B****at.
Bagi saudara-saudara yang menyanggah itu, Ini tanggapan balik saya secara runut poin per poin:
(1) Silahkan simak baik-baik video lengkap beliau di kajian tersebut, bahwa kajian malam tersebut untuk membahas berbagai peristiwa yang sedang rame di media masa maupun media sosial tentang tindakan yang menyimpang dari agama, beliau mencontohkan salah satunya adalah penggandaan uang dan bahkan tidak menyebut Syi’ah sama sekali.
Tujuan umum kajian tersebut adalah memberi pegangan bagi jamaah untuk mengidentifikasi ciri-ciri ajaran yang menyimpang. agar tahu tokoh-tokoh yang disebut membawa ajaran menyimpang oleh KH Hasyim Asyarie — jadi klir ya alasan poin 1 ini gugur.
(2) Jika ingin menjaga kondusifitas umat Islam di Indonesia maka saat menguraikan abahiyyun, mengapa dikait-kaitkan dengan persona beberapa Kyai NU. — Klir ini gak usah panjang-panjang alasan poin 2 ini gugur.
(3) Jika karena alasannya adalah agar tidak terlalu panjang, (sampai besok dlm bahasa UAH) dan “agar langsung menuju pada fokus yang kita bahas” … maka jika merujuk pada tujuan kajian di poin (1), maka mestinya bahasan yang diskip itu menjadi perhatian penting. Karena Penulis kita biasanya akan menempatkan yang paling utama (dalam hal ini ajaran dan tokoh-tokoh yang menyimpang — yang paling menyimpang red) adalah di awal bahasan, baru dilanjutkan ke berikutnya sesuai dengan urutan urgensi.
Mengapa UAH malah melewati kelompok-kelompok paling menyimpang menurut KH Hasyim Asy’arie dan hanya menyajikan kelompok menyimpang yang urutannya di belakang?. — Jadi argumen no 3 ini gugur ya.
(4) Jika karena sebutan B****at yang saya berikan ke UAH. Saya kok jadi ingat Ayat di mana Allah SWT melaknat perbuatan para Rabbi Yahudi yang seperti itu. Karena Rabbi-rabbi Yahudi itu tahu kebenaran dari kitab yang mereka pelajari tetapi menyembunyikannya/menutup-nutupinya/tidak menyampaikannya pada ummat karena merugikan kepentingan mereka sendiri. Cek saja QS Al-Baqoroh Ayat : 42, 89, 101, 109, 140, 144, 146, 159, 174, 175; dan QS Ali-Imran Ayat : 19, 70, 71, 72, 75, 78, 99, 187; dan QS An-Nisa Ayat: 46, 51, serta QS Al-Maidah Ayat: 15, 41, 43, dan Al-An’am Ayat: 20, 91, 114
Berkali-kali Allah SWT di ayat-ayat di atas dengan tegas melaknat pada sikap dan tindakan-tindakan demikian itu, Kalau saya sekedar menyatakan bahwa perbuatan itu sungguh B****at, apa ya tidak terlalu enteng sebenarnya?, apalagi ini dilabeli sebagai pengajian agama.
Di tradisi NU pula, jika ada orang menyatakan sesuatu dengan mendasarkan pada qoul Kyai kami akan tetapi dengan cara memelintir, atau menutupi sebagian qoulnya untuk tujuan yang tidak baik, maka tolong maklumi saja jika kami para santri tidak terima.
Di postingan saya sebelumnya tidak ada identifikasi atau simpulan bahwa UAH adalah wahabi atau apapun, saya hanya mengatakan tindakannya sangat B****at (lebih buruk dari tercela) baik dari kacamata ahlak, maupun keilmuan.
Soal saya menyimpulkan beliau “minhum” itu bahasan lain, yang terkait dengan geopolitik dan eskatologi yang tidak perlu pula saya sampaikan di sini, (cari saja di postingan saya yang lain soal propaganda masif “syiah bukan Islam” yang penuh konspirasi ).
Tulisan ini terutama buat warga NU, terutama yang masih sering ikut pengajian UAH, monggo masih banyak Kyai Kita yang luar biasa Ilmunya untuk menambah ilmu agama daripada UAH.
Sumber: terkini.id