Pandemi Covid-19, Pemerintah Siapkan Bantuan bagi Anak Yatim

Menko PMK Muhadjir Effendy saat Rapat Koordinasi Nasional Pengawasan Intern Pemerintah Tahun 2021, Kamis (27/5/2021).(Humas Kemenko PMK)

IDTODAY NEWS – Pemerintah melalui Kementerian Sosial (Kemensos) akan menyiapkan bantuan bagi anak yatim.

Terlebih lagi pada masa pandemi Covid-19, banyak anak Indonesia yang harus kehilangan orangtuanya akibat penyakit tersebut.

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan, perlindungan untuk anak yatim sudah diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 bahwa fakir miskin dan anak telantar dipelihara oleh negara.

“Untuk itu, pemerintah melalui Kemensos tengah menyiapkan mekanisme bantuan,” ujar Muhadjir dikutip dari siaran pers, Minggu (15/8/2021).

Muhadjir mengatakan, saat ini mekanisme untuk bantuan tersebut masih dibahas oleh Kemensos dan Kementerian Keuangan (Kemenkeu).

Menurut dia, upaya pemberian bantuan tersebut adalah salah satu bentuk kepedulian yang bisa dilakukan untuk menyantuni dan membantu anak yatim pada masa pandemi Covid-19.

Tidak hanya pemerintah, masyarakat juga dapat bergotong royong membantu mereka.

“Apalagi di masa pandemi ini banyak anak yatim yang orangtuanya meninggal dunia karena Covid-19,” kata dia.

Baca Juga  Menkes Budi Gunadi Sadikin Ungkap Strategi Lawan Varian Baru Virus Corona

Berdasarkan data terbaru Kemensos, tercatat ada sekitar 4 juta anak yatim di Indonesia.

Dari jumlah tersebut di antaranya merupakan korban pandemi Covid-19.

“Pihak Kemensos juga masih berusaha mengumpulkan data terbaru jumlah anak yatim karena Covid-19 dari tingkat kabupaten dan kota di seluruh Indonesia,” dia.

Muhadjir mengatakan, anak yatim yang belum memiliki kemampuan menghidupi diri sendiri berpotensi menciptakan lingkaran kemiskinan.

Baca Juga  Bagi BuzzeRp yang Permasalahkan Doa SBY, Politisi Demokrat: Mungkin Mereka Sejenis Setan

Selain itu, banyaknya anak yatim juga berpotensi menimbulkan lost generation atau anak yang tidak tahu arah dan tujuan hidup.

“Sehingga bisa mengancam tumbuh kembang anak. Maka tugas kita bersama-sama untuk menghindari munculnya lost generation itu,” kata dia.

Sumber: kompas.com

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan