IDTODAY NEWS – Ekonom senior Rizal Ramli menilai pemerintah berbohong soal kondisi ekonomi Indonesia pada periode pandemik COVID-19. Menurut mantan Menko Perekonomian era Presiden Gus Dur itu, pemerintah kerap mengklaim bahwa kondisi ekonomi domestik baik-baik saja.
“Menarik kalau kita lihat pernyataan resmi pemerintah seolah-olah Indonesia ekonominya bagus-bagus aja segala macam, kebanyakan ngibul-nya dibanding fakta yang sesungguhnya terjadi,” kata Rizal dalam wawancara khusus bersama IDN Times, Senin (28/9/2020).
Mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman ini menyebut bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mengalami minus sepanjang 2020. Pada kuartal III nanti, pertumbuhannya diproyeksi bakal negatif. Tren itu juga akan berlanjut hingga akhir tahun.
“Pokoknya sepanjang tahun (2020) ini akan sekitar minus 4 (persen) ya kan, sekitar itulah,” ujar Bang RR, sapaan Rizal Ramli.
Pria yang dijuluki si Rajawali Ngepret ini menyebut bahwa perlambatan ekonomi Indonesia sudah terasa sejak tahun lalu. Indikatornya terlihat dari curret account deficit (CAD) atau defisit transaksi berjalan yang terus membesar.
Sebagai informasi, CAD Indonesia sepanjang 2019 menyempit jadi US$30,4 miliar atau setara dengan 2,72 persen dari total produk domestik bruto (PDB) dibandingkan dengan capaian 2018 sebesar US$30,6 miliar atau 2,94 persen dari PDB.
“Inget gak 1,5 tahun lalu saya sudah katakan, ekonomi Indonesia sudah melambat. Lihat indikatornya, current account deficit negatif, makin lama makin besar, trade balance negatif, primary balance di budget yaitu negatif. Artinya buat bayar bunga (utang) aja minjem. Peredaran uang rendah sekali. Peningkatan kredit hanya 6 persen, biasanya 15 persen,” jelasnya.
Enggan Bahas Angka-angka Pemerintah
Rizal Ramli menegaskan dirinya enggan membahas angka-angka yang disampaikan pemerintah ke publik terkait ekonomi Indonesia. Menurutnya, proyeksi tersebut tidak kredibel.
“Tinggal Google, bisa dilihat saya tuh dibantah terus menerus oleh pejabat-pejabat pemerintah. Mohon maaf yang bener ternyata kita, mereka yang hoaks. Jadi saya gak mau bahas angkanya pemerintah. Not credible sejak 1,5 tahun yang lalu tidak kredibel hari ini dan tidak kredibel dalam waktu yang akan datang. Capek kita kalau bahas argumen analisa dan angka pemerintah, buang waktu,” pungkasnya.
Sumber: indonews.id