Ruhut Sindir Anies Baswedan Gubernur Kadrun!

Ruhut Sitompul,(Foto: fajar.co.id)

IDTODAY NEWS – Politikus PDP Perjuangan, Ruhut Sitompul menilai, keterlibatan anak-anak SMP dalam aksi demonstrasi tolak Undang-Undang Omnibus Law Cipta Kerja, tidak bisa dibenarkan. Sebab, itu merusak mental mereka.

Ruhut menilai, para remaja itu hanya ikut-ikutan. Mereka tidak mengerti tentang Omnibus Law.

“Keterlibatan anak-anak SMP serta SD dalam demo menolak UU Cipta Kerja keterlaluan karena merusak mental anak-anak untuk melakukan yang tidak tahu apa yang mereka lakukan dengan anarkis.” Ujar mantan kader Partai Demokrat ini di twitter, Senin (19/10).

Ruhut kemudian menyindir Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang menganggap keterlibatan pelajar dalam demontrasi sebagai hal yang wajar.

“Yang lebih rusak lagi pernyataan gubernur kadrun bisa menerima keterlibatan anak-anak, masih percaya kadrun?, ” katanya.

Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan tidak mempersoalkan banyaknya pelajar yang ikut dalam aksi demonstrasi menolak Omnibus Law Cipta Kerja.

Menurut Anies, hal tersebut sebagai bentuk kepedulian kalangan remaja terhadap perkembangan bangsanya.

“Anak-anak justru dirangsang. Kalau ada anak yang peduli soal bangsanya bagus dong. Kalau tidak peduli bangsanya yang repot,” ujar Anies di Hotel Aryaduta Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (14/10/2020) malam.

Baca Juga  Anies Baswedan Beli Robot LUF 60, Grace Natalie: Jangan Hamburkan Uang Rakyat Pak

Namun, kata Anies, rasa kepedulian pelajar terhadap bangsanya, harus diarahkan dengan baik melalui pendidikan dan pengajaran dari guru dan orang tua agar tak salah arah.

“Sekarang diarahkan. Diarahkan dengan tugas yang mendidik. Jadi kira-kira mindsetnya begitu. Kalau ada anak yang mau peduli bangsanya kita suka,” tuturnya.

Mantan Mendikbud ini menyebut jika nantinya pelajar yang peduli bangsa itu malah berbuat salah, harus dikoreksi.

Baca Juga  Digadang Jadi Capres Potensial, Anies Disarankan Fokus Jalankan Mandat Rakyat Jakarta

Sekolah selaku institusi pendidikan jangan malah menjatuhi hukuman yang membuat mereka tak peduli lagi dengan bangsa.

“Kalau ada langkah yang dikerjakannya salah, ya dikoreksi. Prinsip dengan educational nanti sekolahnya yang memberikan tugas,” katanya.

Sumber: fajar.co.id

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan