Kategori
Politik

Empat Faktor Ini Akan Membuat AS Tinggalkan Dukungan Untuk Rezim Jokowi

IDTODAY NEWS – Pemerintah Amerika Serikat (AS) sangat memungkinkan akan meninggalkan dukungan kepada pemerintah Indonesia di rezim Joko Widodo.

Analisis sosial politik Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Ubedilah Badrun membeberkan empat faktor Presiden AS yang baru yakni Joe Biden akan meninggalkan dukungan kepada Jokowi.

Pertama faktor ekonomi. Biden kata Ubedilah, nampaknya akan mempelajari dahulu untuk memastikan apakah Indonesia cenderung buka pintu ekonomi lebih besar untuk China atau AS

“Jika yang terjadi merugikan Amerika maka ada kemungkinan Biden akan mempertimbangkan untuk menarik dukungan terhadap pemerintah Indonesia,” ujar Ubedilah kepada Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (22/1).

Selanjutnya yaitu faktor korupsi. Karena kata Ubedilah, jika tata kelola negara semakin korup, maka dengan mudah Biden akan tarik dukungan kepada rezim korup.

“Fakta korupsi Bansos Covid-19 hingga Rp 20,8 miliar adalah indikator yang memungkinkan Amerika menarik dukungan,” kata Ubedilah.

Kemudian faktor demokrasi. Jika rezim Jokowi semakin otoriter dan ke arah diktator, maka AS akan mempertimbangkan untuk menarik dukungan.

“Keempat, faktor terorisme. Jika terbukti Indonesia sukses mengurangi terorisme itu poin untuk Amerika terus mendukung pemerintah Indonesia. Tetapi jika gagal bahkan makin tumbuh subur. Itu tanda-tanda Amerika akan meninggalkan pemerintahan Jokowi,” pungkas Ubedilah.

Baca Juga: Kasus Tembak Mati 6 Anggota FPI, Fahri Hamzah Lihat Listyo Sigit Bawa Harapan

Sumber: rmol.id

Kategori
Dunia

4 Tahun Jadi Presiden AS, Trump Berbohong Hingga 30 Ribu Kali

IDTODAY NEWS – Sebuah analisis menyimpulkan Donald Trump telah membuat lebih dari 30 ribu pernyataan palsu dan menyesatkan, selama empat tahun menjabat sebagai Presiden Amerika Serikat.

Dengan angka mencengangkan itu, berarti kira-kira Trump membuat kebohongan setara dengan 21 pernyataan palsu per hari selama menjabat di Gedung Putih. Trump lebih banyak mengucapkan pernyataan palsu, berminggu-minggu setelah menuding pemilu 2020 penuh kecurangan.

Menurut analisis Washington Post, Trump membuat 30.753 klaim palsu atau menyesatkan sejak hari pertama menjabat presiden pada 20 Januari 2017 hingga hari terakhirnya, ketika Joe Biden dilantik sebagai presiden baru AS.

Di antara ketidakbenaran yang diucapkan Trump, yang paling sering diulang bahwa pemerintahannya telah membangun ekonomi terbesar dalam sejarah dunia. Frasa itu, menurut analisis, digunakan setidaknya hingga 493 kali.

Sementara itu pernyataan palsu kedua yang paling sering diulang adalah klaim Trump bahwa pemotongan pajak yang dilakukan oleh pemerintahannya, adalah yang terbesar terjadi dalam sejarah Amerika. Frasa itu diulang sebanyak 296 kali, bahkan beberapa jam sebelum masa jabatan kepresidenannya berakhir.

“Kami juga melakukan pemotongan pajak, pemotongan pajak terbesar dan reformasi dalam sejarah negara kami, sejauh ini,” kata Trump dalam pidato perpisahannya.

Trump juga mengklaim bahwa pemerintahannya telah menciptakan jumlah lapangan pekerjaan yang begitu baik. Padahal pengangguran meningkat hampir dua kali lipat saat dia menjadi presiden, di mana 6,7 persen orang AS saat ini tidak memiliki pekerjaan.

Baca Juga: Pakar Hukum: Pandji Ngomong Tanpa Data dan Fakta, Muhammadiyah dan NU Jelas Merakyat

Sumber: viva.co.id

Kategori
Dunia

Perawat AS Positif Covid-19 Setelah Disuntik Vaksin Pfizer

IDTODAY NEWS – Seorang perawat berusia 45 tahun di Kalifornia, Amerika Serikat (AS), terbukti positif virus corona lebih dari sepekan setelah disuntikkan vaksin Covid-19 buatan Pfizer, demikian laporan afiliasi ABC News pada Selasa (29/12).

Matthew W, perawat di dua rumah sakit lokal berbeda, mengatakan melalui unggahan Facebook pada 18 Desember bahwa dirinya telah menerima vaksin Covid-19 Pfizer, memberitahu afiliasi ABC News bahwa lengannya merasa sakit seharian tanpa mengalami efek samping lainnya.

Enam hari kemudian, pada Malam Natal, perawat itu jatuh sakit setelah bertugas di unit Covid-19, katanya. Ia menggigil dan kemudian merasakan nyeri otot dan kelelahan.

Ia pun mendatangi lokasi tes Covid-19 rumah sakit dan dinyatakan positif sehari setelah Natal, menurut laporan tersebut.

Baca Juga: Pemerintah Minta Masyarakat Lapor jika Atribut FPI Masih Digunakan

Sumber: republika.co.id

Kategori
Dunia

China Desak AS Kembali Ke Kesepakatan Nuklir Iran Tanpa Syarat Sesegera Mungkin

IDTODAY NEWS – Anggota Dewan Negara sekaligus Menteri Luar Negeri China, Wang Yi mendesak AS untuk kembali ke Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA) tanpa syarat.

Hal itu disampaikan Wang saat dirinya menghadiri konferensi video bersama para menteri luar negeri tentang masalah nuklir Iran. Konferensi ini diselenggarakan oleh Uni Eropa dan dihadiri oleh Rusia, Iran, Inggris Raya, Prancis, dan Jerman.

Menekankan bahwa penarikan Amerika Serikat dari JCPOA dan tekanan ekstremnya terhadap Iran adalah akar penyebab masalah nuklir Iran yang menyimpang dari arah yang benar, Wang menunjukkan bahwa situasi nuklir Iran telah mencapai titik kritis.

Dalam hal ini, menteri luar negeri China mengusulkan agar pihak AS kembali ke kesepakatan tanpa syarat sesegera mungkin dan mencabut sanksi terhadap Iran dan entitas serta individu pihak ketiga.

Kategori
Dunia

China: AS Adalah ‘Tangan Hitam Terbesar’ Di Balik Kekacauan Sosial Hong Kong

IDTODAY NEWS – Pengumuman sanksi baru Departemen Luar Negeri AS terhadap sejumlah pejabat China berbuntut panjang dengan pemanggilan Robert W. Forden, kuasa hukum di Kedutaan Besar AS untuk China, pada Selasa (8/12) waktu setempat.

Pemanggilan tersebut dilakukan oleh Wakil Menteri Luar Negeri China, Zheng Zeguang, untuk menyatakan penolakan yang serius terhadap sanksi yang ditujukan untuk 14 wakil ketua Komite Tetap Kongres Rakyat Nasional China (NPC) beberapa waktu yang lalu.

Zheng mengatakan tindakan AS telah melanggar standar hubungan internasional dan sangat mencampuri urusan dalam negeri China dengan sewenang-wenang.

“Ini tidak masuk akal, dan China menyatakan ketidakpuasan yang keras terhadapnya,” kata Zheng, seperti dikutip dari Global Times, Selasa (8/12).

Otoritas AS mengumumkan pada Senin (7/12) bahwa mereka menjatuhkan sanksi pada 14 orang – semua wakil ketua Komite Tetap NPC ke-13 – atas urusan Hong Kong. Langkah itu dilakukan setelah NPC membuat keputusan pada November untuk mendiskualifikasi empat anggota parlemen oposisi Hong Kong.

Zheng kesal AS selalu saja menyamar sebagai pelindung demokrasi, hak asasi manusia, dan otonomi Hong Kong. AS menggunakan berbagai cara untuk mencampuri urusan dalam negeri orang lain dan menghasut dukungan untuk pemisahan diri serta kegiatan kriminal yang mengganggu tatanan sosial.

“Semua yang disebut sanksi terhadap pemerintah pusat China dan pejabat pemerintah HKSAR menunjukkan bahwa AS adalah ‘tangan hitam terbesar’ di balik kekacauan sosial di Hong Kong pada bulan-bulan sebelumnya,” katanya.

China juga mendesak AS untuk segera memperbaiki kesalahannya dan membatalkan keputusan terkait, serta berhenti untuk mencampuri urusan Hong Kong. Jika tidak, AS akan menanggung konsekuensi serius akibat kelakuannya sendiri.

Baca Juga: Pesan Said Didu: Sebelum Nyoblos Mohon Ingat Kasus Bansos, Benur, Dan Dinasti Politik

Sumber: rmol.id

Kategori
Dunia

Laporan AS: Penyakit Aneh Diplomat AS Di Kuba Kemungkinan Disebabkan Oleh Gelombang Mikro

IDTODAY NEWS – Sekitar tahun 2016-2017 tahun lalu, media internasional dihebohkan dengan munculnya dugaan “penyakit misterius” yang dialami oleh sejumlah diplomat Amerika Serikat yang bertugas di kantor perwakilan di Havana Kuba.

Para diplomat dan staf di Kedutaan Besar Amerika Serikat dii Havana mengeluhkan sejumlah gejala, seperti mulai dari pusing, kehilangan keseimbangan, gangguan pendengaran, kecemasan dan sesuatu yang mereka sebut sebagai “kabut kognitif”.

Begitu ramainya pembahasan soal hal ini, sampai-sampai secara tidak resmi kondisi tersebut dikenal dengan istilah “sindrom Havana”.

Pada saat itu, Amerika Serikat menanggapinya dengan cara memulangkan sejumlah diplomat dan stafnya dengan alasan keamanan.

Setelah beberapa tahun berlalu, kini laporan terbaru yang dirilis oleh pemerintah Amerika Serikat melalui National Academies of Sciences mengungkapkan bahwa penyakit misterius itu kemungkinan disebabkan oleh radiasi gelombang mikro langsung.

Laporan ini dibuat berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh tim ahli medis dan ilmiah yang memeriksa gejala dari sekitar 40 pegawai yang pernah mengalami kondisi tersebut.

Kategori
Politik

Pesan SBY ke Pemerintah: Jangan Sampai Bangsa Ini Terbelah

IDTODAY NEWS – Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) turut mengomentari terbelahnya masyarakat Amerika Serikat (AS) imbas Pemilu 2020 lalu. Memetik pelajaran dari negeri Paman Sam itu, SBY berpesan kepada pemerintah saat ini untuk menjaga bangsa Indonesia supaya tak terpecah.

“Bangsa kita ini bangsa yang majemuk, sejak merdeka selalu ada perbedaan. Konflik, benturan di sana sini, oleh karena itu siapa pun yang memimpin Indonesia, pemerintahan mana pun yang sedang mengemban amanah, jagalah. Jangan sampai bangsa ini terbelah, divided,” kata SBY yang dikutip melalui tayangan video yang diunggah lewat fanspage Facebook pribadinya, Sabtu (28/11).

Menurut SBY, akan mahal harga yang akan bangsa Indonesia bayar untuk kembali menyemen rasa persatuan di tengah masyarakat. Geliat perpecahan, kata SBY terlihat sejak Pilkada 2017. Di mana terdapat polarisasi yang tajam di tengah masyarakat Indonesia.