IDTODAY NEWS – Ahli hukum tata negara, Refly Harun, menanggapi soal isu Ruhut Sitompul yang disebut ingin mengkudeta Moeldoko di Kantor Staf Presiden (KSP).

Mulanya, Refly mengira Ruhut berambisi menjadi Kepala KSP menggantikan Moeldoko, tetapi ia lNgas ragu terhadap Ruhut.

Refly kemudian menduga bahwa Ruhut bermanuver untuk tetap menjadi bagian dari lingkungan Istana.

Namun, menurut pengamat hukum tata negara itu, kelas Ruhut masih belum kelasnya untuk menjabat Kepala KSP.

Refly bahkan menyebut politikus PDI Perjuangan itu masih sebatas kelas hore-hore.

“Saya mohon maaf, sorry to say. Ruhut itu enggak kelasnya untuk KSP, ya,” ujar Refly dalam kanal YouTube-nya, seperti dikutip dari Suara, jaringan terkini.id, pada Sabtu, 31 Juli 2021.

“elasnya masih kelas hore-hore. Kalau lobikan orang itu masih masuk akal.”

Ia kemudian mengulas kelakuan dan manuver politikus supaya bisa bertahan dalam lingkungan Istana atau lingkungan kekuasaan.

Baca Juga  Wajar Ridwan Kamil Kesal, Gubernur Bukan Kepanjangan Tangan Pusat Apalagi Mahfud MD

Menurut Refly, biasanya manuvernya adalah mesti punya cantolan atau patron dalam lingkaran kekuasaan.

Ia beranggapan bahwa Ruhut termasuk yang bermanuver untuk bisa bertahan dalam lingkar kekuasaan.

“Orang untuk bertahan dalam inner circle kekuasaan dan yang melihat jabatan sebagai tujuan, maka dia mesti calonkan orang,” tuturnya.

“Ruhut tetap ingin beredar di Istana, kan dia dekat dengan LBP, seperti yang sudah disampaikan sendir,” tandas Refly Harun.

Baca Juga  Aria Bima: Mungkin Maksud Bu Mega Adalah Milenial Istana Yang Banyak Diam

Selain Ruhut, menurutnya, politikus kekuasaan yang punya manuver seperti itu adalah Ali Mochtar Ngabalin.

Refly menilai bahwa hal tersebut sebelas dua belas seperti Ruhut. Namun, jikalau Ruhut cantolannya itu Luhut Pandjaitan, maka Ngabalinpatronnya adalah Moeldoko.

Sumber: terkini.id

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan