IDTODAY NEWS – Politisi Nasional Demokrat (NasDem), Irma Suryani Chiniago, menolak mentah-mentah usulan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok diangkat menjadi menteri BUMN.

Itu karena Irma menilai bahwa Ahok adalah sosok yang hanya bermodal omongan besar yang suka mencari sensasi, bahkan kerap kali melakukan pencitraan.

“Ahok cuma ngomong besar dan cari sensasi serta pencitraan untuk soal-soal yang sebenarnya menjadi tugasnya untuk membereskan, bukan curhat ke publik,” ujarnya pada Selasa lalu, 27 Juli 2021.

Sebelumnya, seperti diketahui, Mantan Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Arief Puyouno, memuji kinerja Ahok sebagai Komisaris Utama (Komut) PT Pertamina.

Tak hanya memuji, Arief juga berharap Ahok dapat diangkat menjadi Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menggantikan Erick Thohir.

Bukan tanpa sebab, Arief mengemukakan hal ini dengan penilaian bahwa Ahok bisa sejalan dengan misi Presiden Joko Widodo alias Jokowi.

Baca Juga  Rizal Ramli Sebut Jokowi Layak Dipenjara, Ngabalin Geram: Waktu Menjabat Gak Ada Prestasi, Akhirnya Dipecat!

Menanggapi hal tersebut, ahli hukum tata negara, Refly Harun, lantas buka suara dan mencurigai Erick Thohir yang sepertinya memberikan kesempatan pada politisi NasDem untuk mendapat jabatan.

Selain itu, Refly beranggapan bahwa jabatan Menteri BUMN adalah kursi panas karena cara Pemerintah memandang jabatan itu sendiri.

“Yang jelas, ini adalah kursi panas gara-gara cara Pemerintah melihat BUMN seperti BUMN itu adalah bawahannya menteri BUMN,” ujar Refly Harun dalam sebuah tayangan di kanal YouTube-nya, dikutip terkini.id dari Galamedia pada Jumat, 30 Juli 2021.

Terkesan Menteri BUMN memiliki kantor di seluruh BUMN Indonesia sehingga jabatan tersebut sangat diincar.

“Sehingga Menteri BUMN itu seolah-olah punya kantor di seluruh BUMN di Indonesia dan powerful. Makanya kursi ini selalu diincar, apalagi bisa membuat orang menjadi kaya mendadak.”

Baca Juga  Pengunggah Foto Prabowo Mirip Hitler Jadi Komisaris BUMN, Andre Rosiade: Kami Tidak Bisa Melarang

Sementara untuk Ahok sendiri, Refly mengaku tidak tahu apa prestasinya selama menjabat sebaga Komut di Pertamina.

“Kalau melihat Ahok, kita harus melihatnya pelan-pelan. Nah, dalam melihat pelan-pelan itu, saya terus terang kurang tahu referensinya, apa achievement atau prestasi Ahok setelah lebih dari satu setengah tahun menjadi Komisaris Utama di Pertamina.”

Namun, hal yang jelas, kata Refly, ketika Pertamina dinyatakan rugi pada semester pertama tahun 2020 lalu.

“Yang jelas, yang gonjang-ganjing adalah ketika Pertamina dinyatakan rugi pada semester pertama tahun 2020 yang menurut saya aneh,” bebernya.

“Kenapa aneh? Ya karena Pertamina perusahaan yang monopolistik, kok bisa rugi.”

Kendati demikan, Refly tetap mengapresiasi ketika Ahok mengungkap fakta mengenai limit kartu kredit beberapa waktu lalu. Untuk itu, Refly justru heran mengapa orang seperti Irma keberatan akan hal ini.

Baca Juga  Ngabalin Harap Polri Tangkap Refly Harun dan Ustadz Waloni

“Perlu digaris bawahi juga adalah … kenapa orang seperti Irma Chiniago berkeberatan? Nah, ini pengamatan saya, walapun barangkali agak spekulatif.”

Ia lantas berpendapat bahwa Erick Thohir kemungkinan ingin memberikan kesempatan pada politisi NasDem untuk mendapat jabatan.

Sebagai contoh, misalnya, ia menyebut nama Zulfan Lindan yang merupakan salah satu politisi NasDem yang diangkat oleh Erick.

“Saya kok memperhatikan Menteri Erick Thohir ini cukup memberikan kesempatan kepada politisi-politisi NasDem untuk menduduki jabatan,” paparnya.

“Saya melihat misalnya di Jasa Marga tempat saya dulu sebagai Komisaris Utama, ada Wakil Komisaris Utama. Kalau tidak salah, Zulfan Lindan. Itu orang NasDem, pungkas Refly Harun.

Sumber: terkini.id

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan