IDTODAY NEWS – Politisi Partai Demokrat, Rachland Nashidik menanggapi pernyataan Kepala Kantor Staf Presiden (KSP), Moeldoko soal lalat politik yang menganggu penanganan Covid-19.

Rachland menyindir bahwa lalat hanya akan mengerumuni sampah yang berbau busuk dan anyir.

Maka, menurut Rachland, jika di istana terlihat banyak lalat, maka itu berarti istana telah dipenuhi sampah.

“Jenderal, lalat hanya mengerubuti sampah berbau busuk atau anyir,” katanya melalui akun RachlanNashidik pada Sabtu, 10 Mei 2021.

“Jika Anda lihat istana diganggu lalat, itu artinya di istana sudah terlalu banyak sampah,” tambahnya.

Sebelumnya, Moeldoko menyinggung soal lalat politik di tengah perjuangan melawan pandemi Covid-19.

“Saya ingatkan semua pihak jangan jadi lalat politik yang justru mengganggu konsentrasi mereka yang tengah bekerja keras bahkan mempertaruhkan hidup, kerja antara hidup dan mati,” katanya pada Sabtu, 10 Juli 2021, dilansir dari CNN Indonesia.

Baca Juga  Yudhie Haryono: Anies Baswedan Itu Politikus 'Licin', Kayak Ali Ngabalin

Saat ini, kata Moeldoko, masalah yang tengah dihadapi Indonesia adalah permasalahan kemanusiaan.

Oleh sebab itu, ia meminta semua pihak agar membuang kepentingan golongan atau kelompoknya dan ikut serta bersama-sama menyelesaikan persoalan yang tengah dihadapi bangsa.

Menurut Moeldoko, persoalan ini akan mudah selesai apabila dikerjakan dan diselesaikan bersama-sama.

“Saya imbau, lepas perbedaan kita sementara pikirkan satu kepentingan besar yaitu kemanusiaan itu penting, dari pada kepentingan pribadi dan golongan, hanya bersama persoalan bangsa jadi ringan kalau diselesaikan bersama,” ungkapnya.

Baca Juga  Rayakan Hari Santri, Gus AMI Luncurkan Platform Digital SantriNet

Lebih lanjut, Moeldoko juga mengingatkan bahwa saat ini bukanlah waktu yang tepat untuk bersikap pesimis terkait penanganan Covid-19.

Lagi pula, menurutnya, sikap pesimis tak akan membuat permasalahan-permasalahan bisa selesai dengan cepat.

“Saat ini bukan saatnya pesimis, pesimisme tidak akan membuat masalah selesai dan membuat otak jadi enggak kreatif bahkan buntu,” ujarnya.

Sumber: terkini.id

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan