IDTODAY NEWS – Kegiatan Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) di sejumlah daerah berjalan tidak mulus. Penolakan dari sekelompok orang kerap terjadi, termasuk di Surabaya, Jawa Timur, Senin (28/9/2020) ini.

Menyikapi hal tersebut, deklarator KAMI Andrianto mengatakan, biarlah rakyat menilai apa yang terjadi di Surabaya hari ini.”Rezim tidak belajar dari sejarah. Dulu zaman Orde Baru, tahun 1996 PDI (Megawati) juga kerap dipersekusi. Tapi, tiga tahun kemudian malah jadi pemenang pemilu,” ujar Andrianto kepada SINDOnews.

Baca Juga  Bantu Korban Bencana, Gerindra Potong Gaji Kader di DPR-DPRD

Anggota Divisi Penggalangan KAMI Pusat ini menambahkan, KAMI berterima kasih kepada rezim ini karena turut membesarkan KAMI. Menurutnya, kalaupun acara di Surabaya hari ini dibubarkan, KAMI ikut apa yang diinginkan rezim.

“Tapi, bukan berarti KAMI surut ke belakang. Kegiatan KAMI di berbagai daerah akan tetap ada. Tentu KAMI pun yakin ada
dinamika yang berbeda-beda menyikapi kehadiran KAMI di setiap daerah,” katanya.

Diketahui, massa yang tergabung dalam Surabaya Adalah Kita bersiaga di depan Gedung Juang 45 Surabaya. Di lokasi ini awalnya akan digelar Silaturahmi Akbar KAMI yang dihadiri Presidium KAMI Gatot Nurmantyo.

“Aksi ini digelar karena kami tidak ingin ada kelompok tertentu yang merongrong kewibawaan pemerintah. KAMI adalah bentuk trik politik yang ingin menyerang pemerintahan yang sah,” kata Koordinator Lapangan (Korlap) Aksi Surabaya Adalah Kita Andri Adi Kusumo.

Baca Juga  Para Menteri Tak Disuntik Vaksin Covid-19 Bersama Jokowi, Ada Jadwalnya Sendiri

Sumber: sindonnews.com

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan