Dipindah Risma ke Balai, Pemulung: Kemerdekaan Saya Hilang

Kastubi, 69 tahun, pemulung Pasar Baru yang dipindahkan Menteri Sosial Tri Rismaharini ke Balai Rehabilitasi Sosial Eks Gelandangan dan Pengemis Pangudi Luhur Bekasi, Kamis (7/1). – (Republika)

IDTODAY NEWS – Pemulung yang ditemui Menteri Sosial Tri Rismaharini di Pasar Baru, Jakarta Pusat, beberapa waktu lalu, telah dikirim ke Balai Rehabilitasi Sosial eks Gelandangan dan Pemulung (BRSEGP) Pangudi Luhur, Bekasi. Namun, sebagian dari mereka merasa tak betah tinggal di balai tersebut.

Salah satunya adalah pria berusia 69 tahun bernama Kastubi. Dia mengatakan, sudah bertahun-tahun menggeluti profesi pemulung. Dia biasa beraktivitas di sekitar Pasar Baru Jakarta Pusat.

“Kita terang-terangan saja. Biasa bebas, saya di sini walaupun makan dikasih, apa dikasih, tapi kepala ini jadi beku. Biasa jalan kemana-mana, ada aktivitas. Ini enggak ada aktivitas. Tidur bangun gitu saja,” terang Kastubi, saat ditemui wartawan, Kamis (7/1).

Dia mengaku, bekerja sebagai pemulung di Jakarta. Penghasilannya tidak menentu, namun berkisar antara Rp 20 ribu hingga Rp 30 ribu. Kadang, lanjut dia, ada orang yang dermawan datang dan memberikan uang.

“Kalau kita lagi bawa karung gini datang orang orang dermawan bawa mobil ngasih Rp 20 ribu kadang Rp 50 ribu,” ujar dia.

Kastubi bercerita, awal mula dia bertemu dengan Mensos Risma dan digiring ke balai. Saat itu, dia sedang tidur di wilayah Pasar Baru, Jakarta Pusat.

Dia sempat terkejut saat disambangi oleh mobil dan dihampiri oleh mantan wali kota Surabaya itu. “Pagi-pagi saya mau tidur ibu Risma di situ. Terus dia ngomong sama temannya ke rumah. Saya lagi di Pasar Baru datang motor. Ya dibawalah saya ke sini,” ujarnya.

Baca Juga  Disebut Orang Kaya, Gelandangan Yang Ditemui Risma Ngaku Tidak Dipedulikan Keluarga

Dia pun berpesan kepada Risma untuk dapat menjalankan tugas dengan bagus. “Pesan saya kalau tugas, tugas lah yang bagus. Kalau orang dikurung-kurung begini kurang bebas, kemerdekaan itu hilang. Biasa di jalan sih ya. Biasa di jalan menimbang (sampah) dapat Rp 12 ribu atau Rp 8 ribu tetapi merdeka. Kalau kayak gini otaknya jadi beku, bengong saja,” ucap dia.

Baca Juga  ICW: Foto Setnov Bawa Ponsel di Lapas Perlihatkan Kebobrokan Kemenkumham

BACA: Pengakuan Tukang Parkir di Lokasi Risma Temui Gelandangan

Sumber: Republika

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan