IDTODAY NEWS – Aksi massa yang menggeruduk kediaman Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan Mahfud MD di Pamekasan, Jawa Timur adalah wujud ketidaksukaan masyarakat Madura terhadap Presiden Joko Widodo.
“Warga di Madura itu NU (Nahdlatul Ulama), tapi anti-Jokowi. Buktinya, Pilpres lalu cuma dapat 16%. Jadi kalau masyarakat geruduk rumah Mahfud MD di Pamekasan, itu aspirasi se-Madura sama dengan tak suka Jokowi,” kata Wakil Sekretaris LPBH PBNU, Djoko Edhi Abdurrahman dalam keterangan tertulisnya, Selasa (1/12).
Ketidaksukaan tersebut diakuinya terjadi berkenaan dengan sikap pemerintah dan aparat keamanan, khususnya Menko Polhukam yang kerap kontra dengan imam besar Front Pembela Islam (FPI), Habib Rizieq Shihab.
“Mahfud orangnya yang menyerang HRS, dengan fitnah dan kebohongan sejak sebelum pulang dari Saudi. Lalu disusul Pangdam Dudung yang over acting melampaui kewenangannya serta manuver murahan Bupati Bogor,” tegasnya.
“Grudukan ke rumah Mahfud itu masih bagian linier ketidaksukaan rakyat Madura kepada Jokowi. Itu aspirasi NU Madura linier dengan penolakan terhadap Jokowi,” tandasnya.
Kontroversi Mahfud MD mencuat saat rencana kepulangan Habib Rizieq Shihab. Awalnya, Mahfud tak melarang penjemputan Habib Rizieq oleh jemaahnya saat tiba di Bandara Soekarno Hatta pada Selasa lalu (10/11).
Namun tak berselang lama, kerumunan yang diitmbulkan saat kepulangan Habib Rizieq dipersoalkan hingga ke jalur hukum. Hari ini, Habib Rizieq pun dijadwalkan dipanggil Polda Metro Jaya untuk dimintai keterangan lebih lanjut.
Di sisi lain, aksi massa yang menggeruduk kediaman Mahfud MD sempat viral di media sosial. Massa yang berjumlah sekitar seratusan orang protes dengan proses hukum terkait dengan kerumunan yang melibatkan Habib Rizieq Shihab.
“Warga Pamekasan tidak terima atas pemanggilan Habib Rizieq Shihab oleh kepolisian,” jelas salah seorang dalam video viral di media sosial.
Baca Juga: Dubes Saudi Sebut HRS tak Melanggar Hukum, PA 212: Agus Maftuh Sebarkan Hoaks & Harus Dipecat
Sumber: rmol.id