Fahri Hamzah: Apa Yang Bergejolak Di Masyarakat Tidak Terasa Di Senayan

Kegiatan FPI resmi dihentikan pemerintah, Fahri Hamzah sayangkan sikap pemerintah tidak buka ruang diskusi. (Foto: tribunnews.com)

IDTODAY NEWS – Perasaan terwakili oleh anggota DPR semakin melemah belakangan ini sekalipun DPR telah menambah 15 anggota menjadi 575 orang.

Seharusnya ada penguatan representasi dan keterwakilan rakyat di Senayan. Tapi nyatanya gejolak di tengah masyarakat tak terasa mengguncang perdebatan di DPR.

Begitu kata mantan Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah dalam akun Twitter pribadinya, Kamis (31/12).

Kata Fahri, seharusnya apa yang bergejolak di tengah rakyat juga bergejolak di Senayan. Apapan caranya, harus ada sambungan aspiratif.

“Inilah cara kerja fungsi representasi dalam demokrasi. Makanya mereka disebut ‘wakil rakyat’. Mereka tidak saja mewakili tapi harus nampak mewakili,” tegasnya.

Dalam sistem di Indonesia, semua anggota DPR adalah oposisi. Sebab presiden dan kabinetnya adalah “ruling majority”.

Meski ketua parpol banyak yang masuk kabinet, anggota DPR tetap harus sadar bahwa kontrak mereka dengan rakyat. Jadi suara parpol kalah di hadapan aspirasi rakyat pemilih mereka.

Baca Juga  Mahfud MD Bilang Penguasaan Ratusan Ribu Hektare HGU Gila, Pengamat: Apa Solusinya?

“Sekali lagi, fungsi ini tidak bisa diganti dengan berbicara di media massa dan media sosial. Memang masih mendingan daripada yang diam sama sekali. Tapi, fungsi bertanya, berpendapat ada salurannya untuk memiliki kekuatan investigatif agar penyelenggara negara tidak menyimpang,” tegasnya.

“Kita berharap, tahun 2021 besok anggota @DPR_RI dan anggota legislatif umumnya menemukan kembali jati diri dan fungsinya sebagai ‘wakil rakyat’,” tutup wakil ketua umum Partai Gelora itu.

Baca Juga: Pelarangan FPI Butuh SKB 6 Lembaga, Mujahid 212: Apa Karena Alat Bukti Hukum Tidak Kuat?

Sumber: rmol.id

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan